Chereads / The Beauty's Revenge / Chapter 11 - Progress

Chapter 11 - Progress

Paola tersenyum kecil saat melihat tatapan dari Alder. Dia yakin sebentar lagi Alder akan masuk perangkapnya.

"Aku hanya mengharapkan yang terbaik untuk keluarga kamu dan calon istrimu," kata Paola.

"Aku mau kamu membantu Chelsea kalau mau aku bayar," balas Alder.

"Oke. Tahap pertama, biarkan Chelsea menekuni bidangnya saat ini biar dia lebih fokus," kata Paola.

"Kekasihku dan aku sedang merencanakan pertunangan kami," balas Alder.

"Oh, selamat atas pertunangan kalian yang akan segera diadakan," kata Paola sambil mengeluarkan rokoknya lagi.

"Jangan kebanyakan merokok," tegur Alder mengambil rokok di jari Paola.

"Kamu tidak merokok?" tanya Paola.

"Tidak. Sudah lama aku tidak merokok karena Chelsea tidak menyukainya," jawab Alder.

"Wow, seorang Bowie mencintai kekasihnya sampai rela membuang hal yang disukai hanya demi kekasihnya," kata Paola.

"Nanti kamu juga akan merasakan bagaimana dicintai seseorang," balas Alder.

"Iya semoga saja," kata Paola.

"Tugasku saat ini menghancurkan kamu," gumam Paola.

Paola melihat Alder tersenyum padanya menatap wajah Alder yang memang tampan dan membuat semua yang menatapnya pasti memuja pria itu.

"Jangan menatap aku begitu. Aku tahu aku tampan, tapi aku sudah ada yang punya,' kata Alder.

Paola memutar bola matanya. Dia merasa jijik pada seseorang yang sangat mencintai kekasihnya.

"Aku tidak tertarik pada kamu. Pria yang terlalu cinta pada kekasihnya," kata Paola.

"Cinta tidak dilarang, kamu sebelumnya pernah patah hati sampai berkata seperti itu?" tanya Alder.

"Maaf, Alder. Aku harus kembali, aku risih berdekatan dengan kamu yang sudah punya kekasih," jawab Paola.

Tunggu," kata alder.

Paola hampir terjatuh saat salah melangkah, tapi untung saja Alder menangkap tubuhnya.

"Maaf," kata Paola mendorong tubuh Alder menjauh.

Paola berdiri cepat. Jantungnya tiba-tiba seperti berdebar saat berdekatan dengan pria yang ada di hadapannya.

"Apa kamu tidak apa-apa?" tanya Alder.

"Iya tidak apa-apa. Ada yang mau dibicarakan lagi?" tanya Paola.

"Iya. Aku akan meminta Chelsea agar fokus pada kariernya sebelum kami menikah," jawab Alder.

"Oke, tapi pertunangan kalian kapan? Aku takut saat membantu dia agar segera terkenal malah bikin dia dalam masalah," kata Paola.

"Aku akan mengatur semuanya. Aku akan membayar kamu mahal, tapi hal ini jangan sampai ketahuan oleh keluargaku," balas Alder.

"Iya tentu saja. Aku tidak akan bilang kalau bayarannya sesuai," kata Paola.

"Iya. Pembayaran akan segera dilakukan mulai hari ini, tolong bantu kekasihku," balas Alder.

"Baiklah. Sekarang aku harus masuk ke dalam karena masih ada acara," kata Paola.

Alder menatap Paola yang sudah pergi. Dia merasa mengingat seseorang jika melihat wajah Paola.

"Kenapa aku jadi memikirkan teman kecilku?" gumam Alder.

Alder menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia mendengar ponselnya berbunyi berdecak dan buru-buru berjalan masuk kembali saat tahu siapa yang menelepon.

***

Kaila yang berada di dalam hotel merasa khawatir pada Alder yang belum kembali.

"Sayang, Alder ke mana?" tanya Kaila.

"Entahlah, Anak ini hobi sekali menghilang," jaeab Theodor.

"Mungkin ke toilet," kata Kaila sambil memakan sup yang diambilnya.

"Kita sudah mau pulang?" tanya Alder yang baru saja tiba.

"Kamu ke mana aja? Papa kamu dari tadi udah berkenalan sama semua orang," balas Kaila.

"Oh, tadi aku habis berbicara sama model papan atas itu," kata Alder.

"Apa kamu tertarik buat memanfaatkan dia untuk mempromosikan produk kita?" tanya Theodor.

"Iya, Pa. Produk kita bisa laku keras dengan adanya model terkenal itu," jawab Alder.

"Oke. Kamu ada nomornya, hubungi saja Paola. Ajak dia kerja sama," kata Theodor.

"Theodor, Alder jangan sampai terlalu. Dia nanti harus fokus sama pertunangannya dengan Chelsea," balas Kaila.

"Kaila, pertunangan mereka masih lama. Tidak perlu memikirkan sampai begitu, lagian semua juga akan diurus oleh kita," kata Theodor.

Kaila menatap Alder yang terlihat kecewa dengan tanggapan papanya.

"Alder, kamu tidak makan? Makanan di sini enak semua," kata Kaila.

"Iya, Ma. Nanti aku coba beberapa," balas Alder.

Alder melihat Paola yang sedang tertawa bersama manajernya membuat dia terenyuh.

"Paola, ada yang terus menatap kamu," bisik Jayden di telinga Paola.

"Pria aneh," kata Paola sambil melirik Alder yang menatap padanya.

"Aku tahu kamu sebenarnya tertarik pada dia," balas Jayden

"Tertarik untuk membuat dia hancur," bisik Paola.

"Iya aku harap tujuan kamu berhasil," balas Jayden.

"Rencana aku pasti berhasil. Nanti aku akan merayakannya saat hal itu terjadi," kata Paola merangkul Jayden.

"Semoga saja kamu masih ingat aku," balas Jayden.

"Tentu saja aku akan ingat sama kamu," kata Paola.

Paola mencubit pipi Jayden membuat pria itu mengaduh kesakitan dan merengek untuk dilepaskan.

"Kamu menjauh dari aku, bikin malu aja," kata Paola.

"Paola," panggil Tanto.

Jayden menatap Paola yang melambaikan tangan padanya. Dia tersenyum sambil melirik Alder yang mengobrol dengan para pebisnis lain.

"Paola, aku menyukai kamu. Aku harap kamu tidak melakukan hal yang merugikan dirimu sendiri," gumam Jayden sambil terus menatap ke arah Paola.

***

Jayden melihat acara penutupan sudah dimulai menghampiri Paola yang sedang menikmati minuman.

"Paola, aku sudah bilang sama kamu jangan mabuk," tegur Jayden.

"Siapa yang mabuk? Aku tidak mabuk," balas Paola sambil merangkul leher Jayden.

"Kita pulang sekarang. Acaranya sudah selesai, tinggal pertunjukan tari tidak penting yang disajikan," kata Jayden.

"Oke," balas Paola.

Jayden membawa Paola keluar dari hotel diikuti beberapa pengawal yang menemani mereka. Tak lupa Jayden berpamitan pada sang pemilik acara. Saat mereka sudah sampai dimobil, pintu dibukakan oleh Andri.

"Nona kenapa?" tanya Andri.

"Iya dia minum terlalu banyak. Antar kami pulang," jawab Jayden.

"Baik, Tuan," balas Andri.

Andri menutup pintu saat Paola dan Jayden sudah di dalam mobil. Dia masuk ke dalam mobil lalu mulai mengendarai mobilnya.

***

Alder dan orang tuanya yang berada di belakang mobil Paola menunggu mobil di depannya pergi.

"Akhirnya jalan juga mobil depan kita," kata Theodor.

"Sepertinya Gadis itu mabuk," balas Kaila.

"Sama kayak kamu dulu," kata Theodor.

"Petualangan kita memang sangat panjang, tapi pada akhirnya kita bisa melewati semua rintangan yang ada," balas Kaila.

"Iya hidup memang seperti ini adanya. Kalau tidak ada masalah, namanya bukan hidup," kata Theodor.

"Iya, tapi sudah mati," balas Kaila.

Alder menatap ke ponselnya. Dia tersenyum saat melihat Chelsea mengirimkan fotonya sebelum tidur.

"Dia sangat manis," kata Alder.

Alder membalas pesan itu. Dia meminta Chelsea agar tidur duluan.

"Dia manis sekali saat bersiap untuk tidur," gumam Alder.

Alder melihat Chelsea membalas pesannya langsung tersenyum. Dia sangat bahagia saat mengetahui kalau Chelsea tidak bisa tidur hanya karena dia tidak berada di samping perempuan itu.

"Anak aneh," gumam Theodor.

Theodor melihat Alder yang tersenyum sendiri menggeleng-gelengkan kepala. Dia tahu putranya sangat tergila-gila pada Chelsea.