11/7/22
Happy Reading
***
"Mmm." Jarvis menyingkirkan kedua tangan Laya. "Biarkan aku melihatnya," ucapnya memandang dengan hikmat kedua bulatan yang menggemaskan depannya ini.
Ini pertama kalinya ia melihat secara langsung buah dada seorang wanita.
Ternyata bentuknya seperti ini.
Penuh dan kencang!
Kalau dipegang pasti sangat kenyal.
Mana pakaian dalamnya warna biru laut lagi. Ah, sungguh sangat menggemaskan.
Tanpa aba-aba Jarvis dengan gemas mencium bibir Laya lagi— yang otomatis membuat kedua tangan Laya refleks berkalung panik ke leher Jarvis karena selain ciuman yang tiba-tiba itu, pria ini juga langsung merebahkannya ke tempat tidur.
Laya berusaha mengimbangi ciuman yang Jarvis berikan. Ia mengelus tengkuk belakang Jarvis, entah mengapa ia berharap ciuman ini akan terus berlanjut dan berlanjut hingga tahap yang diinginkannya.
Lalu dibelakang sana, kedua tangan Jarvis dengan berani melepas pengait bra-nya. Tiba-tiba rasa dingin menyerang kedua buah dadanya yang tidak lagi berkain namun rasa itu hilang seketika karena …
"Mmmmh." Laya mendesah samar saat Jarvis melepas ciumannya. Tubuhnya tiba-tiba berjingkat kaget karena untuk pertama kali dalam hidupnya ada yang menyentuh miliknya seperti ini secara langsung.
Vihan saja tidak pernah diberi izin untuk memegangnya tapi pria ini ….
Ahhhh! Laya sampai harus meremas rambut Jarvis karena kedua dadanya saat ini sedang ada dalam kendali Jarvis.
Salah satu didalam mulut Jarvis dan satunya lagi dipermainkan oleh jari-jari nakal Jarvis yang sepertinya sangat gemas pada miliknya yang ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Sangat pas jika di unyel-unyel seperti ini.
Hmmmh!
Jarvis seperti tidak pernah melakukan hal semacam ini pada wanita lain. Kenapa Jarvis seperti terobsesi sekali dengan dadanya ini, sih?!
Laya tidak bisa menahan desahannya, kepalanya mendongak. Sungguh ia ingin tahu apa yang dilakukan Jarvis pada dadanya ini, sampai-sampai ia bisa merasakan gelayar aneh di sekujur tubuhnya.
Ahh, rasa ini! Ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya.
"Jarvis …." Laya langsung menggigit bibirnya salah tingkah saat ia memanggil nama Jarvis dengan tanpa sebutan Bos.
"Hemm?"
Mendapat sahutan yang terdengar begitu serak membuat sekujur tubuh Laya merinding gelisah.
Apalagi tahapan ini sudah sampai dimana saat bibir Jarvis menciumi perut bagian bawahnya dengan intens. Perlahan-lahan Jarvis menurunkan celana bagian luarnya dan setelah itu …
"B-bos." Laya lamgsung merapatkan kakinya saat celana dalamnya akan dilepas. "A-aku malu," ucapnya dengan perasaan was-was.
Respon yang sama …
Jarvis tersenyum namun senyum itu menyiratkan banyak hal. Ia jadi teringat saat melakukan seks untuk pertama kalinya dengan mantan kekasihnya dulu.
Hem …
Jarvis merangkak naik, hingga wajahnya sejajar dengan wajah Laya. Ia melepas ikatan dasi yang menutup mata Laya.
Laya mengedip-ngedipkan matanya. Hidungnya langsung mengkerut malu saat mendapat kecupan basah dari Jarvis.
"Mau lepas sendiri?" tanya Jarvis mengelus sayang bibir Laya lalu mengecupnya sekilas.
"Ha-hahh?" Laya tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia tidak bisa mencari keberadaan mata bulat Jarvis yang ingin dilihatnya karena ….
"Katakan, aku akan menurutimu," kata Jarvis yang kecupannya sudah turun ke leher Laya.
"Ka-kau saja yang lepas," kata Laya yang otomatis mendongak saat merasakan basahnya kecupan bibir Jarvis yang begitu sensual. "Ahh, kenapa aku jadi tidak berdaya seperti ini?" batinnya semakin merasakan kegelisahan yang nikmat.
Tanpa aba-aba lagi, Jarvis langsung menurunkan celana dalam Laya.
Disana terlihat bunga mawar yang sangat indah berlumuran embun yang mengkilap.
Perlahan-lahan, Jarvis menekuk kedua kaki Laya lalu mendekatkan wajahnya tepat pada bunga mawar yang berkilat-kilat penuh gairah itu.
Sebelum menikmati keindahan itu Jarvis menghela napas panjang— bentuknya sangat berbeda, tampilannya pun sangat berbeda dan kali ini untuk melonggarkan mawar itu jarinya lah yang akan masuk kedalam sana dan yaaa, ia harus fokus mengarahkan bibirnya untuk membuat mawar itu semakin merekah dan bisa dinikmati dengan mudah oleh burungnya nanti.
Oke, fokus! Nikmati alur dan prosesnya.
"Ahhhh, Ja-jarvisss!!" Tubuh Laya melengkung keatas bak busur panah. Ia bisa merasakan jika miliknya yang berharga itu sedang dipermainkan dengan begitu sopan dan lembut oleh Jarvis di bawah sana.
Laya tidak bisa mengungkapan rasa dan perasaan ini dengan kata-kata. Kali ini ia seperti melayang dan terbang tinggi entah kemana. Yang ia bisa lakukan hanyalah berpegangan dengan kuat pada sprei dan ujung bantal. Sedangkan mulutnya dengan kurang ajarnya tidak ada hentinya untuk mendesah dan memanggil nama Jarvis dengan manja.
Minta sudah tapi ini terasa nikmat. Minta terus ta-tapi juga terkadang minta dihentikan.
Laya sungguh bingung dengan keinginannya.
Jadi yang bisa dilakukannya hanyalah ….
"Ahhh, emmm, Jarvisss. Ini … mmm! Pelan-pelan, ughh!"
Ya, seperti itu. Kurang ajar, kan?
Apalagi suaranya sungguh terdengar sangat menjijikan!! Ia jadi mengkhawatirkan respon Jarvis setelah mendengar teriakannya itu.
Apakah Jarvis tidak risih mendengar teriakannya ini? Hah, bodo amat!!
Padahal baru beberapa jari dan bibir Jarvis saja yang bekerja tapi entah kenapa efeknya sudah sangat menakjubkan dan sekaligus menakutkan seperti ini.
Hah … hah … hah!
Laya tidak bisa membayangkan jika mawarnya yang masih perawan ini akan dimasuki oleh milik Jarvis yang ukurannya ….
Astaga?
Berapa ukuran milik Jarvis itu?
Jangan bilang ….
Disaat Laya akan sampai ke puncak klimaksnya atas permainan bibir dan jari Jarvis … tiba-tiba saja ia seperti kehilangan sesuatu.
Tapi, entah apa, yang jelas ….
Kenapa tiba-tiba ada perasaan hampa? Kenapa tiba-tiba Jarvis melepas permainannya yang begitu menakjubkan itu? Kemana perginya semua itu?
Hahh, kenapa ia merasa kehilangan itu semua? Ahh, mau lagi!! Dengan napas bersengalan, Laya mencoba mencari tahu kemana hilangnya kenikmatan itu dan …
Deg?!
Astaga!!
Jarvis sedang membuka handuknya terpampamg jelas kedua bulatan seksi pantat Jarvis didepan matanya itu dan ….
Ohh, no!! Laya menggigit bibirnya yang sensual dengan gelisah, ia mencoba memposisikan diri saat melihat Jarvis yang sedang mengambil kondom diatas meja dan dibalik itu, tangan Jarvis seperti sedang sibuk memakai kondom yang dibelinya.
Ahh, seberapa besar milik Jarvis, ya?
Jantung Laya yang sejak tadi sibuk berdebaran dengan hebohnya, kini terpantau akan lepas dari tempatnya …
Penyebabnya siapa lagi kalau bukan Jarvis.
Saat Jarvis membalik badan dan menatap matanya penuh dengan ketidaksabaran, disaat itulah, badannya mendadak membeku.
Hahhh, tubuh Jarvis kenapa seksi sekali.
Lagi-lagi Laya menelan ludahnya dan lagi-lagi hanya bisa diam ditempat.
Bingung, mau melakukan apa.
Sialan!!
Jarvis merangkak naik ke atas tubuhnya— pria itu ada ditengah-tengah kakinya dan kedua tangan pria itu menekukkan salah satu kakinya dengan lembut.
"Kau siap?" Jarvis menatap mata Laya dengan intens.
Laya menjepit bibirnya, tidak sanggup menjawab pertanyaan Jarvis karena suara Jarvis yang berat ….
Ohhh, Tuhan!! Kenapa seksi sekali!!
"Jika sakit berpeganglah disini," ucap Jarvis mengarahkan kedua tangan Laya pada lehernya. "Cakar saja, tidak masalah."
Laya langsung mengangguk cepat.
"Aku akan melakukannya dengan perlahan."
Laya mengangguk lagi.
"Jika kau sudah merasa nyaman dengan milikku, katakanlah. Aku akan mempercepat pergerakanku. Paham?!"
Walau tidak tahu dengan arti kata "nyaman" yang sebenarnya, Laya berusaha menganggukan kepalanya.
"Oke." Jarvis mengambil dasi itu lagi. Kali ini bukan mata Laya yang ditutup tapi mulutnya.
Kedua mata Laya membulat. Bingung pasti.
Jarvis masih sempat bercanda, ia menyentil dahi Laya dengan gemas. "Sebenarnya Ini untuk menutup mulutmu."
"Heuhhhhh."
"Supaya kau tidak berisik."
Laya mendengus manja, namun kekesalannya tak berlangsung lama karena di bawah sana sepertinya salah satu tangan Jarvis sedang melebarkan kakinya lagi dan mempersiapkan miliknya supaya mudah untuk dimasuki.
"Siap?!"
Laya mengangguk tegang.
"Ini akan sakit tapi …."
Hekkk!!
Dunia Laya seperti terbelah dua!!
***
Salam
Busa Lin