Sepulangnya Raden Joko Lelono ke rumah kakek Puspa, ia pun disambut oleh kakek Puspa. Raden Joko pun duduk di meja tamu. Sedang Dewi Arum yang mengantar Raden segera kembali pulang ke rumahnya. Namun Kakek Puspa menghentikan langkah Dewi Arum. Kakek mempersilahkan Dewi Arum untuk mampir sebentar. Awalnya Dewi Arum menolak permintaan kakek Puspa. Namun Raden Joko Lelono menimpali pembicaraan mereka dan memaksa Dewi Arum untuk mampir. Akhirnya dengan berat hati Dewi Arum pun bersedia mampir sebentar.
Mereka pun akhirnya masuk ke rumah Kakek Puspa. Kemudian Kakek Naga Puspa menanyai Raden Joko Lelono. Kenapa ia mengindahkan peringatan dan aturan kakek Puspa yang diberikan kepada Raden. Raden pun meminta maaf kepada kakek Puspa. Obrolan mereka pun berlanjut. Kakek bertanya kepada Dewi Arum.
"Maaf Dewi Arum, bagaimana ceritanya Dewi bisa ketemu dengan anak saya ini?" tanya kakek Puspa.
"Maaf kek, itu kebetulan saja. Waktu saya sehabis berbelanja di pasar. Saya tak sengaja menabrak Raden." jawabnya.
"Ooo.. Begitu toh.
Tetapi apakah Dewi tahu Raden Joko Lelono ini siapa?" Tanya kakek sekali lagi.
"Saya sudah tahu kek. Saya tahu kalau Raden ini seorang manusia. Karena itu saya merasa kasihan dan khawatir kalau saya tidak menolongnya malah nanti akan membahayakan diri Raden." Kata Dewi Arum.
"Bukan itu maksud kakek. Apa Dewi Arum tahu jati diri dan asal usul Raden Joko Lelono ini siapa?" Tegas kakek Puspa dengan pertanyaannya.
"Oooh.. kalau itu saya belum paham kek."Jawab Dewi Arum.
Raden Joko Lelono pun menyela pembicaraan mereka.
"Memang kenapa dengan saya kek?" tanya Raden.
"tidak kenapa-napa Raden. Tidak ada masalah dengan diri Raden, Raden tenang saja." tegas kakek Puspa.
Tidak lama setelah mereka bertiga asyik mengobrol tiba-tiba Nyai Puspitasari muncul dari kamarnya. Nyai Puspitasari terganggu dengan obrolan mereka bertiga. Akhirnya Nyai mengintip mereka dari ruang tengah. Sempat sedikit Nyai mendengar perbincangan mereka. Ketika Nyai melihat Raden sudah pulang, Nyai Puspitasari menjadi marah. ia pun mendatangi mereka.
Dengan tatapan mata yang tajam Nyai menunjukkan raut muka yang marah dan menakutkan ia tunjukkan kepada Raden Joko Lelono. Mereka bertiga kaget atas kehadiran Nyai Puspitasari di tengah obrolan nya. Tiba-tiba semua terdiam. Raden pun merasa sangat takut. Di tundukkan kepala dan pandangan wajah Raden kebawah. Rasa bersalah pun ia ungkapkan.Dan akhirnya Raden meminta maaf kepada Nyai Puspitasari. Nyai Puspitasari langsung menatap Raden Joko. Diangkatnya tangan Nyai. Di tampar nya wajah Raden.
Sontak tangan Nyai mengeluarkan cahaya petir. Di tangannya muncul sebuah keris pusaka. Ketika Nyai hendak mengeluarkan senjatanya tersebut, Kakek Puspa memegang tangan Nyai. Kakek mengatakan kepada Nyai, bahwa mereka sedang ada tamu yang agung. Pandangan Nyai pun tertuju pada tamu tersebut. Nyai Puspitasari memperhatikan dengan seksama tamu itu. Nyai kaget, lalu berubah seketika raut wajah yang marah.
Nyai pun tersenyum dan meminta maaf terhadap Dewi Arum. Nyai Puspitasari langsung memeluk Dewi Arum dengan erat. Mereka pun kembali duduk dengan tenang. Mereka melanjutkan obrolannya. Ketika obrolan mereka berlanjut, Raden Joko Lelono sedikit heran. Ketika Raden memperhatikan Nyai Puspitasari dengan Dewi Arum. Mereka sangat akrab. Seolah mereka sudah kenal lama.
Dalam hati Raden Joko Lelono pun tumbuh rasa curiga. Seakan-akan apa yang dialami di negeri Jin ini penuh rekayasa. Bahkan dalam hatinya timbul banyak sekali pertanyaan. Namun hal tersebut bagi Raden Joko tidak berani mengungkapkannya.
Disaat hati Raden Joko Lelono yang merasa kebingungan. Kakek Puspa menepuk pundaknya. Sehingga Raden Joko kaget. Kakek pun mengajak Raden pergi ke ruang perpustakaan lagi. setelah sampai di sana kakek Puspa mengajari tentang pusaka keris.
Mereka pun belajar tentang jenis dan kesaktian sebuah keris pusaka. Namun di sela kakek Puspa menerangkan tentang hal tersebut kepada Raden, ia tidak berkonsentrasi. Raden Joko masih penasaran tentang keakraban antara Nyai Puspitasari dengan Dewi Arum. Raden merasa seolah keakraban mereka seperti seorang Ibu dengan anaknya.
Melihat sikap Raden Joko seperti itu, Kakek pun menegurnya. Kakek bertanya kepada Raden Joko, hal apa yang membuat Raden Joko Lelono tidak memperhatikan Kakek Puspa.
"Raden, kamu ini sedang memikirkan apa? Dari tadi saya perhatikan, Raden Joko ini melamuun terus. Sebenarnya masalah apa yang membuat Raden ini melamun terus?" Tanya kakek Puspa yang terganggu dengan sikap Raden Joko Lelono.
"Maaf kek saya tidak memperhatikan Kakek Puspa. Sebenarnya hanya satu yang mengganggu pikiran saya." Jawab Raden Joko.
"Apa itu Raden? katakan saja." tanya kembali kakek Puspa.
"Maaf sekali lagi kek jika saya lancang. Mengapa Nyai Puspitasari dengan Dewi Arum kelihatan sangat akrab kek? Seolah-olah mereka sudah kenal sangat lama." kata Raden Joko dengan penuh penasaran.
" Oooh.. Jadi hal itu yang membuat Raden Joko tidak memperhatikan pembicaraan saya." kata kakek Puspa sambil tertawa kecil.
"Jadi, sebenarnya siapa Dewi Arum itu kek? Dan ada hubungan apa dengan Nyai Puspitasari?" Tanya Raden dengan penuh penasaran.
"Raden ini pengen tahu banget yaa?" Sambung kakek Puspa.
"Iya kek.." Tegas Raden Joko.
"Sebenarnya kakek belum bisa bercerita tentang Dewi Arum dan hubungannya dengan istriku Nyai Puspitasari." kata kakek kepada Raden Joko dengan raut wajah yang tampak sedih.
"Maaf kek jika saya lancang." Ucap Raden Joko Lelono.
"Yaah.. tidak apa Raden. Memang mereka ada hubungan kerabat. Dewi Arum itu adalah sahabat istriku sejak kecil." kata kakek.
"Tapi, kenapa wajah mereka nampak berbeda kek? Bagaikan anak dengan ibunya." Tanya Raden sambil memegang salah satu koleksi keris pusaka milik kakek Puspa.
"Yah, wajah dan fisik mereka memang nampak berbeda. Akan tetapi umur mereka sama. Hal itu disebabkan karena Dewi Arum memiliki suatu kesaktian." Jawab kakek.
"emm.. begitu ya kek." Ucap Raden Joko.
"Sudah cukup Raden Joko Lelono bertanya. saya tidak bisa bercerita lebih dari ini. Nanti Raden akan mengetahui sendiri tentang semuanya." Ucap kakek menutupi pembicaraan masalah Dewi Arum.
"Iya kek." jawab Raden.
Kakek pun melanjutkan pelajaran nya tentang sebuah pusaka. kakek Puspa menerangkan berbagai jenis dan kesaktian setiap pusaka yang ada di perpustakaan miliknya. Raden pun memperhatikan dengan penuh semangat dan serius.
Lalu Raden Joko penasaran dengan peristiwa di ruang tamu tadi. Ketika Nyai Puspitasari menampakkan kemarahannya terhadap dirinya. Raden penasaran ketika tangan Nyai bercahaya dan dari tangannya keluar sebuah pusaka.
Kakek Puspa pun menjelaskan semua hal yang terjadi tadi di ruang tamu tadi. Ia pun menjelaskan hal tersebut. Dimana pusaka yang keluar dari tangan istrinya Nyai Puspitasari tersebut adalah jenis pusaka yang memiliki kekuatan sihir.
Setelah mendapat keterangan dari Kakek Puspa Raden Joko teringat sebuah nama dan peristiwa. Kemudian tidak disengaja pandangan Raden Joko Lelono tertuju pada satu pusaka keris Naga yang terletak di dalam sebuah peti yang sangat rapi dan indah. Lalu ia pun bertanya pada Kakek Puspa.
"Keris apakah yang berada di dalam peti yang indah ini kek?"
Kakek Puspa langsung menyela agar Raden Joko berhati-hati dengan pusaka yang satu ini. Dengan penuh rasa penasaran Raden Joko mendekati peti tersebut. Ketika Raden berjalan mendekat dengan pelan, ia baru teringan nama Arum. Tanpa sengaja Raden Joko menyebut nama "Putri Arum Sari" dengan keras.
Dan tiba-tiba saja peti pusaka terbuka. Keris Naga terbang lalu menancap ke dada Raden Joko Lelono.