Ketika semua sibuk membicarakan hilangnya putri Arum Kusuma Wati, Raden Joko Lelono juga ikut menghilang. Ia di bawa terbang sesuatu ke atas langit. Sesampainya di atas langit, ternyata ia dibawa seekor naga besar. Naga tersebut membawa Raden Joko Lelono mengelilingi langit sekitar desa Syetan.
Sembari berputar-putar mengelilingi langit di atas desa. Ular Naga tersebut menasehati Raden Joko Lelono agar mengubah perilakunya yang kasar, sombong dan suka menggoda wanita.
Sepanjang perjalanan mengelilingi langit tersebut, Raden Joko Lelono merasa sangat takut. Sambil berpegang erat dengan tubuh sang Naga, Raden Joko menuruti semua nasehat sang Naga Raksasa itu. Raden Joko Lelono merasa sangat takut. Karena semenjak kecil, ia tidak pernah mau belajar tentang ilmu kesaktian. Sehingga apa yang dialaminya termasuk hal yang baru dan menakutkan.
Selama kecil saudaranya Raden Joko Kusumo selalu di ajari ilmu Kanuragan oleh ayahnya. Ia juga diperintahkan belajar ilmu kesaktian kepada Bopo Guru. Sedang Raden Joko Lelono terlalu dimanja oleh Ayahnya. Dan ia diberi pengajaran tentang ilmu sastra dan perdagangan. Sehingga pantaslah jika Raden Joko Lelono memiliki perangai kasar dan sombong. Hal tersebut berbeda dengan Raden Joko Kusumo.
Ketika sang Naga memberi nasehat kepada Raden Joko Lelono ia selalu menganggukkan kepalanya. Tentu hal tersebut karena ia merasa ketakutan. Tak lama setelah mengelilingi langit di desanya, Raden Joko Lelono dibawa ke puncak gunung.
Di puncak gunung Raden diturunkan. Setelah Raden turun, Naga raksasa berubah menjadi kecil. Disentuhnya dada Raden Joko dengan kaki sang Naga. Ditancapkan kukunya ke dada Raden Joko. Dengan raut wajah ketakutan, Raden Joko Lelono berteriak kesakitan. Seketika Raden Joko terjatuh ke tanah. Tak disangka, luka dalam yang dialami Raden Joko sembuh tanpa bekas. Raden merasa sangat senang. Ia langsung berdiri meloncat-loncat kegirangan.
Disaat Raden Joko terlena dalam bahagia. Tiba-tiba muncul asap putih yang sangat banyak Raden Joko menjadi kaget. Dipandanginya asap tersebut dan dicarinya sang ular Naga. Tak disangka setelah asap tersebut hilang, ular Naga telah menghilang. Di situ muncul pusaka keris warisan dan sebuah kitab ilmu Kanuragan.
Lalu Raden Joko pun mengambilnya. Kemudian terdengarlah suara sang naga dari langit.
"Raden, akulah naga penghuni pusaka keris Naga Puspa milik ayahmu."
"Paman Naga, dimana kamu berada?" Tanya Raden sambil mencari Naga tersebut di atas langit.
"Aku pergi ke alam ku. Aku tinggalkan kitab kanuragan kepadamu. Belajarlah kamu Raden." Kata sang naga.
"Bagaimana jika aku membutuhkan bantuan mu tuan Naga?" Tanya Raden.
"Jangan khawatir, gunakan keris naga Puspa untuk memanggilku." Jawab Naga raksasa.
"Baik tuan Naga." Sahut Raden sambil menatap keris dan kitab ilmu kesaktian Kanuragan.
"Jangan lupa Raden, ubahlah sikapmu. Jadilah orang baik dan berguna bagi orang lain." Pesan naga kepada Raden.
"Baik tuan Naga, saya akan turuti nasehat mu." Sahut Raden.
Selepas itu, Raden Joko Lelono mempelajari kitab tersebut sampai pagi tiba. Setelah matahari terbit, Raden Joko kelelahan. Ia tiba-tiba pingsan. Setelah hari menjelang siang, Raden Joko terbangun dari pingsannya. Perut Raden pun berbunyi. Menandakan kalau ia merasa lapar. Karena rasa lapar Raden Joko pergi ke dalam hutan.
Ia mencoba mencari makana di sekitar hutan di bawah puncak gunung. Setelah berkeliling agak lama, ia menemukan pohon buah. Diambilnya buah itu. Lalu dimakan ya dengan rakus. Ketika sedang menikmati buah segar, Raden Joko melihat seekor kelinci. Lalu Raden mencoba ilmu yang baru dipelajarinya. Dengan ilmu tenaga dalamnya kelinci di buatnya pingsan. Raden pun berhasil. Dengan hentakan kakinya kelinci itu benar-benar pingsan tak bergerak.
Raden Joko merasa sangat senang. Dan hal ini membuatnya menjadi semakin semangat untuk mempelajari kitab ilmu Kanuragan pemberian sang Naga. Lalu diambilnya kelinci tersebut. Di buat lah api unggun. Dan di bakarnya kelinci tadi. Raden Joko pun memakan daging kelinci bakar dengan lahapnya. Selesai makan, kemudian Raden mencari sumber air. Ia menuruni gunung dan masuk lebih dalam ke hutan yang luas tersebut.
Tak di sangka, Raden Joko menemukan air terjun di tengah hutan. Maka ia bergegas mengambil air untuk di minum. Akhirnya Raden Joko menetap di dekat air terjun tersebut. Ia pun menyelesaikan latihannya di situ juga. Selama berlatih dan hidup sendiri di dalam hutan. Raden pun merenung. Ia merenungi apa yang di maksud dengan makna kehidupan. Ia pun sadar, bahwa apa yang di nasehat kan sang Naga memang benar.
Raden pun akhirnya meninggalkan kehidupan di luar. Ia pun bertapa di bawah air terjun. Dalam keadaan bertapa, Raden Joko didatangi sesuatu. Di tengah malam saat Raden masih bertapa. Datang sebuah angin besar secara tiba-tiba. Kemudian sebuah cahaya mendekatinya. Raden pun merasa terganggu. Ia terbangun dari tempat pertapaannya.
Cahaya berubah menjadi makhluk raksasa. Raden Joko pun berkelahi dengannya. Dengan kesaktian yang sudah dipelajarinya, Raden Joko melawan makhluk tersebut dengan hebat.
"Dwoorr.." Suara ledakan terjadi.
Raden Joko terpental ke tanah. Sedang makhluk raksasa juga terpental dan mengeluarkan darah.
"Siapa kamu, berani memasuki wilayah ku?" Tanya makhluk raksasa.
"Aku Raden Joko Lelono. Dari desa Syetan." Jawab Raden.
"Kenapa kamu kesini? Kamu mau menggangguku yah?" Tanya makhluk raksasa sambil memegang dada kesakitan dan mulut mengeluarkan darah.
"Aku tidak mengganggumu hai makhluk raksasa. Aku hanya numpang berlatih di sini." Sahut Raden.
"Haah, kurang ajar kamu. Aku akan kembali dan mengusirmu. Tunggu saja." Kata sang Raksasa berlari sambil mengancam.
"Aku tidak takut. Karena aku tidak salah" kata Raden Joko menjawab tantangan sang makhluk raksasa.
Akhirnya pertapaan Raden Joko berhenti karena gangguan makhluk tadi. Raden pun memutuskan untuk beristirahat. Sembari beristirahat, Raden membuat api unggun untuk menemani tidurnya di malam hari.
Tak lama Raden Joko tertidur, makhluk raksasa tadi tiba-tiba datang kembali. Raden Joko Lelono terbangun dan kaget. Dilihatnya makhluk raksasa tadi. Ternyata ia membawa pasukan yang banyak. Raden Joko tak gentar. Dihadapinya makhluk raksasa tadi dengan tenang. Raden Joko pun berusaha berbicara kepada raksasa dan pasukannya yang banyak. Raden pun meminta maaf jiga kehadirannya mengganggu. Ia berkata kepada raksasa agar tidak terjadi pertarungan yang merugikan. Raden berusaha terus menerus membujuk sang raksasa agar memaafkannya.
Raksasa tetap ngotot. Ia menantang Raden Joko Lelono dengan membawa pasukan. Ia berteriak dan mengancam Raden Joko Lelono. Ia tidak peduli dengan Raden Joko. Raksasa mendekati Raden Joko Lelono dan berteriak dengan kencangnya. Ia berteriak di depan wajah Raden mencoba menakutinya. Namun demikian Raden Joko tidak takut sama sekali.
Dengan penuh amarah raksasa tersebut memberi komando kepada pasukannya untuk menyerang Raden Joko. Pasukan yang banyak itu pun berlari menyerang Raden Joko.
Seketika Raden Joko berlari. Sambil berlari ia memikirkan cara melawan pasukan raksasa tersebut. Lalu bagaimana cara Raden Joko Lelono melawannya?