Charlotte terbangun dari tidurnya. Diliiriknya jam yang berada ada diatas nakas. Terlihat pukul 2 pagi. Tenggorokannya kering. Gelas berisi air yang ia biasanya taruh diatas nakas tidak ada. Sepertinya ia luoa mengambil air tadi. Ia keluar dari kamar menuju dapur. Diambil sebuah gelas dan dituangkan air ke dalam gelas itu. Setelah meminum air itu ia mengambil air segelas lagi untuk ia taruh dikamarnya. Ia lalu kembali ke kamarnya. Saat ia kembali, ia melewati kamar Kaylie. Ia masuk dan mengecek apakah Kaylie sudah tidur atau belum. Ternyata Kaylie sudah tidur. Ia lalu keluar dari kamar Kaylie. Ia tidak ingin menganggu Kaylie. ia lalu kembali kekamarnya. Ia menaruh gelas diatas nakas. Ia baringkan tubuhnya diatas kasur itu , matanya perlahan terpejam dan akhirnya ia tertidur.
Drrttt..drrtt..drrtt.. handphone Charlotte bergetar, Charlotte yang belum sepenuhnya sadar dari tidurnya mulai meraba-raba nakas. Setelah dia mendapatkan hp nya ia lalu mengangkat telepon tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang meneleponnya.
"Halo"
"Beberapa hari sebelum hari pernikahan kita , kamu dirumah saja. Kata mamah saya tidak baik perempuan yang ingin menikah berkeliaran di jalan nanti bisa jadi hal yang tidak diinginkan , terus mamah juga bilang calon pengantin gak boleh bertemu dulu sebelum sah" ucap Charlie.
Charlotte langsung terbangun, sepertinya ia kenal dengan suara ini. Charlie, ya dia adalah Charlie. Tapi darimana Charlie mendapatkan nomor teleponnya?
"Mengapa kamu diam?"
"Kamu dapat darimana nomor telepon saya?"
"Saya meminta dari Kaylie. Kamu juga aneh masa saya sebagai calon suami tidak kamu berikan nomor telepon mu. Terus bagaimana saya bisa menghubungi mu?"
Charlotte hanya diam saja. Ia lalu mematikan teleponnya. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Dari awal ia memang sengaja tidak memberikan nomor hp nya kepada Charlie. Charlotte melihat jam yang ada di layar hp nya. Di hpnya tertera pukul 09.00 pagi . Ia lalu menaruh kembali hp nya diatas nakas. Ia merapikan tempat tidurnya terlebih dahulu , ia juga mencuci mukanya serta menggosok gigi. Setelah itu barulah ia keluar dari kamarnya. Saat ia keluar, ia mendengar suara seperti seseorang yang sedang memasak. Ia menuju ke arah dapur. Ternyata Kaylie yang sedang memasak sarapan.
"Lo gak masuk kantor Kay?"tanya Charlotte. Biasanya jam segini Kaylie sudah berada dikantor. Namun hari ini Kaylie berbeda. Bahkan ia masih menggunakan baju tidurnya.
"Gue diliburin sama calon suami lo tuh. Jadi, selama persiapan pernikahan kalian berdua , gue gak masuk kantor. Enak juga yah. Hitung hitung istirahat beberapa hari lah." Jelas Kaylie.
"Ohh bagus deh. Jadi beberapa hari ini gue gak sendirian di rumah" ucap Charlotte
"Emang lo gak jalan sama Charlie? Persiapan pernikahan kalian berdua gimana?"
"Enggak Kay, tadi dia nelpon gue katanya disuruh dirumah aja sama nyokapnya. Takut nanti terjadi hal yang gak diinginkan , trus kata nyokapnya juga gue sama Charlie gak boleh ketemu dulu sebelum halal. Kalo persiapan pernikahan gue juga gak tahu sih. Tapi kata Charlie semuanya aman. Tinggal nunggu hari H nya aja. Gue dijemput trus siap siap deh."jelas Charlotte
"Ohh, semangat ya Char ngejalanin nikah kontrak lo , andai aja harta bokap nyokap gak gue hambur hamburin , mungkin disaat lo susah gini gue bisa ngebantuin lo, jadi lo gak harus nikah kontrak sama Charlie. Maaf ya Char. Gue gak bisa bantu apa apa"
"Ga papa kok Kay , santai aja. Lagian cuman 3 bulan kok. Gue juga gak akan kehilangan apa apa. Kesucian gue juga gak bakalan direnggut sama si Charlie kan kita udah buat surat perjanjian , jadi anggap aja gue cuman nemenin dia sebentar. Setelah 3 bulan semuanya selesai dan kembali seperti semula lagi deh."
"Dari lo aja Char, tapi awas loh lu jatuh cinta beneran ama tu manusia pelit ngomong"
"Udah gue bilang gak akan , udah ah nasi gorengnya udah matang kan? Gue mau makan perut gue udah minta diisi nih"
"Hahahahahaha bentar gue pindahin di piring dulu."
Charlotte menunggu di meja makan. Sedangkan Kaylie sedang memindahkan nasi goreng dari penggorengan ke piring. Ia lalu membawa kedua piring itu ke meja makan. Mereka berdua lalu sarapan bersama sama. Selama mereka berdua makan , tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Setelah selesai makan barulah Kaylie membuka suaranya.
"Oh iyah Char , berarti abis lo nikah , lo udah gak tinggal disini bareng gue lagi dong."
"Eh iyah bener juga yah. Ntar kan gue ngikut Charlie. Tapi nanti gue coba ngomong sama Charlie siapa tahu dia ngebolehin lo tinggal bareng sama gue. Kan nanti gue sama Charlie pindah ke rumah baru tuh. Terus disana gak ada siapa siapa cuman gue sama Charlie doang"
"Gak usah Char. Gue seneng kok tinggal disini. Lagian gue juga gak mau gangguin pengantin baru."
"Ihhh apaan sih Kay. Gue sama Charlie juga nanti pisah kamar jadi lo gak ngeganggu sama sekali"
"Iyahhhh Charlotte, tapi gue gak enak sama Charlie"
"Gak apa apa Kay. Mau yah , plis"
"Lo ngomong dulu sama Charlie kalau dia mau yah gue ngikut tapi kalau dia gak mau gausah dipaksa Char, mungkin dia gak mau ada orang lain yang tinggal bareng lo berdua"
"Pasti dia mau lah. Kan gue sama dia cuman nikah kontrak jadi gue bawa lo gak masalah, sebentar baru gue telpon dia trus gue ngomong sama dia'
"Terserah lo aja deh Char"
Kaylie hanya mengiyakan saja perkataan Charlotte. Ia yakin 1000% kalau Charlie tidak akan mengizinkan ia untuk tinggal dirumahnya bersama Charlotte. Kaylie juga sebenarnya tidak mau tapi karena dipaksa oleh Charlotte makanya ia hanya mengiyakan saja.
Mereka berdua kembali berbicara entah itu tentang pekerjaan Kaylie maupun tentang persiapan pernikahan Charlotte. Kaylie juga menanyakan tentang sifat Charlie yang berubah ubah kepada Charlotte.
"Terus sifat Charlie sama lo gimana? Masih dingin sama pelit ngomong?"
"Kayaknya bos lo itu punya kepribadian ganda deh"
"Emangnya kenapa Char?"
"Masa didepan orang tuanya dia baik , gak cuek , trus dia ngomong lancar banget gak kayak biasanya. Malah yang biasanya dia gak senyum dan hanya nunjukkin muka datarnya doang eh didepan orang tua nye beda banget dia senyum ketawa kayak orang normal biasanya. Dan lo tau Kay, didepan orang tuanya dia sok sok an peduli , romantis sama gue. Eh pas sama gue sendiri kumat lagi cueknya dinginnya sama pelit ngomongnya. Ditambah muka datarnya selalu dia tunjukkin lagi. Bukannya gue udah pernah ngomong sama lo ya ? Masa lo lupa sih. Gue gak tau deh gimana rumah tangga gue sama dia nanti. Untung cuman 3 bulan. Kalau lebih dari 3 bulan bisa bisa gue mati Kayy."
"Hahaha, wajar sih didepan orang tua nya dia kayak gitu. Soalnya setau gue , dia itu gak pernah bawa cewek buat kenalin ke orang tuanya. Bahkan lo itu dipaksa nikah kontrak sama dia karena dia gak mau dijodohin sama orang tua nya. Itu sih yang gue denger dari anak anak kantor. Gue gak tau bener atau gak,"
***
Bersambung