Chereads / We Married? / Chapter 4 - Kang Ojek Online

Chapter 4 - Kang Ojek Online

Karel begitu senang karena hari ini ia mendapatkan pekerjaan baru, pekerjaan yang belum pernah digelutinya sama sekali menjadi tukang ojek online. Teman-temannya begitu baik karena membantunya untuk mempermudah ia dalam hari pertama bekerja, mulai dari ikut mencari motor bekas dan juga ikut mendaftar menjadi bagian dari tukang ojek online.

Kini dirinya sudah resmi memakai jaket dan helm berwarna hijau, yang juga sudah dibekalkan dari pihak kantor ojek online tersebut. Karel mulai mengoperasikan aplikasi yang akan menjadi ladangnya dalam mencari rezeki, sembari berkeliling keliling mencari penumpang.

Padahal baru mulai mengendarai motor yang baru dibelinya, namun sepertinya cuaca tidak berpihak kepadanya terbukti baru beberapa kilo ia mengendarai motor, namun langit sudah terlihat mendung dan sepertinya tak lama lagi turun hujan. Karel berhenti di salah satu halte untuk memakai jas hujan terlebih dahulu, daripada nanti kehujanan dirinya malah tidak bisa ngojek karena ia mudah sekali diserang pilek kalau sudah kehujanan.

"Yahh padahal baru aja mulai, udah hujan aja," keluh Karel sembari memakai jas hujan untuk melindungi tubuhnya biar tidak kedinginan.

Karel bingung haruskah melanjutkan perjalanannya untuk mencari penumpang atau tidak, tapi kalau tidak dilanjutkan hari ini ia belum mendapatkan penumpang sama sekali. Akhirnya dengan tekad yang bulat ia memutuskan untuk mengendarai motornya secara perlahan-lahan.

"Kalau hujan-hujan kayak gini kira-kira masih ada yang mau order enggak, ya?" ujar Karel sembari terus memantau layar ponselnya siapa tahu ada orderan masuk.

Harusnya fokus kepada jalanan, ia malah fokus pada ponsel dan membuatnya lalai dan tidak memperhatikan jalan. Apalagi ditambah dengan hujan yang semakin turun dengan derasnya, membuat Karel benar-benar tidak bisa fokus dengan jarak pandang yang terbatas, membuatnya semakin mengurangi kecepatan kendaraannya.

CIIIIIITTTTTTT

BRRAAKKKKKK!!!

"Aaaaaakkkkkk."

Laki-laki tampan yang memakai jaket hijau tersebut, terguling ke aspal akibat dari kecelakaan yang secara tidak sengaja dirinyalah yang mengakibatkannya. Beberapa orang yang sedang berteduh di pinggir jalan, mulai berbondong-bondong untuk membantu para korban kecelakaan. Mereka menepikan para korban kecelakaan terlebih dahulu agar tidak terus kehujanan, kemudian salah satu dari mereka menghubungi ambulance untuk membawa para korban ke rumah sakit.

Ada dua ambulans yang dipanggil untuk datang ke lokasi kejadian, untuk mengangkut beberapa korban kecelakaan. Beberapa orang yang menjadi korban kecelakaan di sana, langsung tidak sadarkan diri.

Sam dan Andi begitu khawatir karena sudah malam, namun salah satu teman di kosan mereka belum pulang juga. Padahal Karel sudah dari siang berangkat ngojek, tapi sudah hampir larut belum juga kembali. Mereka sedikit khawatir, karena takutnya temannya tersebut tidak mengetahui jalan pulang ke kosan.

"Kenapa dia enggak pulang juga, ya?" tanya Sam sembari menunggu di teras depan rumah.

"Apa orderannya banyak?" tebak Andi.

"Bisa jadi sih, tapi masa iya baru pertama kali ngojek tapi orderan bisa langsung banyak? Tapi tidak ada yang tidak mungkin juga,.karena kan dia bisa dikategorikan ke dalam golongan tampan kayak kita. Bahkan aku mengakui kalau dia adalah yang paling tampan di antara kita, jadi bisa aja kan banyak cewek-cewek yang ingin mendekat terus minta dianterin sama dia entah ke manapun itu," ujar Sam membuat Andi mengangguk setuju.

"Kenapa enggak kamu telpon aja dia?" tanya Andi.

"Kalau aku punya nomor teleponnya pasti udah aku telepon dari tadi, masalahnya kita belum tukar nomor ponsel," ujar Sam.

"Yahh aku sendiri juga belum punya nomor ponselnya, emm gimana kalau kita minta nomornya sama si ibu kos saja? Siapa tahu dia punya, kan?" usul Andi.

"Yaudah kalau begitu kamu aja yang datang ke sana, biar aku yang nunggu di sini. Takutnya nanti kalau tiba-tiba Karel pulang terus tidak ada siapa-siapa di rumah," ujar Sam yang diangguki oleh Andi.

Andi mengambil sandalnya terlebih dahulu, kemudian bergegas menuju ke rumah ibu kos yang jaraknya tidak begitu jauh dari kosannya. Mengetuk pintunya terlebih dahulu sampai ada yang membukakan pintu, beberapa kali mengetuk pintu namun tidak ada jawaban sama sekali dari si penghuni rumah.

"Ini pada ke mana orangnya?" heran Andi karena merasa tidak ada orang di rumah si ibu kos, ia memutuskan untuk balik lagi ke kosannya sendiri.

Andi mengatakan kepada sahabatnya yang masih menunggu di teras depan rumah, bahwa ibu kos sedang tidak berada di tempat.

Para dokter langsung bergerak cepat untuk menangani beberapa korban kecelakaan, salah satu diantara mereka ada yang terluka cukup parah di bagian kakinya akibat terjepit. Sedangkan si pengendara yang memakai jaket berwarna hijau masih bel sadarkan diri, namun luka-lukanya tidak begitu serius hanya lecet-lecet saja.

Tak berapa lama kemudian salah satu di antara korban tersebut, mulai sadarkan diri dan wanita itu bingung kenapa bisa ada di dalam rumah sakit dan tangannya pakai diinfus segala.

"Suster? Kenapa saya bisa ada di rumah sakit?" tanya si wanita yang menjadi korban kecelakaan.

"Syukurlah kalau kamu sudah sadar, kamu menjadi salah satu korban kecelakaan. Ada satu korban lagi yang sekarang masih dalam penanganan dokter, sedangkan satunya lagi sudah berada di ruang rawat biasa," ujar sang suster.

"Ah iya aku baru ingat, terus bagaimana keadaan mereka?" tanyanya.

"Yang korban perempuan mengalami luka yang cukup serius di bagian kaki, karena terjepit sewaktu berada di dalam mobil. Ada juga satu korban laki-laki yang hanya mengalami lecet-lecet dan sudah ditangani oleh dokter," jelas sang suster.

Salah satu wanita yang sudah sadarkan diri, langsung menghubungi sahabatnya supaya langsung menyusul ke rumah sakit. Tidak mungkin ia menghubungi orang tuanya karena jelas-jelas mereka sedang berada di Korea, beruntung karena ponselnya tidak ikut rusak akibat dari kecelakaan yang dialaminya.

"Yasmine"

Berdering...

"Halo, Milea? Kamu di mana?"

"Kamu bisa datang ke rumah sakit sekarang, enggak? Aku kecelakaan."

"Ha? Kecelakaan? Kok bisa? Terus bagaimana keadaan kamu sekarang? Apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu terluka parah?"

"Aku tidak apa-apa, pokoknya kamu datang saja ke sini nanti akan aku ceritakan semuanya.

"Ya sudah kalau begitu kamu share lock alamat rumah sakitnya, biar aku langsung ke sana."

"Kamu hati-hati di jalan, di luar masih hujan, kan?"

"Iya masih, kamu tidak perlu khawatir. Aku berangkat dulu."

Yasmine mengambil kunci mobilnya, dompet, beserta tas juga, kemudian langsung mengendarai mobilnya menuju ke rumah sakit. Pantas saja dari tadi perasaannya tidak enak dan ditunggu-tunggu sahabatnya tidak kunjung pulang dari supermarket, ternyata memang benar firasatnya kalau terjadi sesuatu yang buruk dengan sahabatnya.

"Harusnya aku tidak membiarkannya tadi ke supermarket sendirian?" sesal Yasmine karena sahabatnya belum lama pulang ke Indonesia dan sudah mengalami musibah, membuatnya merasa bersalah dan merasa gagal karena tidak bisa menjaga sahabatnya.