"Kenapa kita harus tinggal bareng?" tanya Karel yang terkejut begitu disuruh datang dan langsung diberitahu seperti itu.
"Kamu lupa atau bagaimana? Kamu bakalan menjadi suami pura-puraku, ya kali kita tetap tinggal terpisah?" ketus Milea.
"Tapi bukankah harusnya tidak perlu sampai tinggal satu atap, ya? Maksudnya aku sudah punya tempat tinggal walaupun masih ngekos, tidak enak dengan pemiliknya kalau pindah tiba-tiba," ujar Karel membuat Milea memutar bola matanya dengan malas.
"Kamu sudah menyetujui kerjasama yang aku tawarkan sama kamu, tinggal tanda tangan saja yang belum. Begitu kamu sudah tanda tangan, kamu harus menuruti semua perintahku. Lagian menjadi suami pura-puraku tidak akan rugi kok, justru kamu bakalan untung karena apa? Karena setiap bulan aku bakal bayar kamu, kalau kamu bisa bermain dengan akting yang bagus apalagi nanti di depan orang tuaku," jelas Milea membuat Karel terkejut.
"Dibayar? Aku bakal dibayar?" tanya Karel yang diangguki oleh Milea.
"Iya, kamu bakalan aku bayar untuk setiap akting yang kamu perlihatkan di depan orang-orang penting, terutama di depan keluargaku. Asal kamu bisa meyakinkan mereka menjadi suamiku yang sesungguhnya, kalau soal skenario tentang pekerjaan dan profil kamu aku yang bakalan mengatur nantinya. Kamu cukup melakukan sesuai dengan keinginanku saja, bagaimana?" ujar Milea membuat Karel masih meragu.
"Tapi bagaimana kalau nanti kita seandainya tinggal satu atap, tapi kita tidak memiliki ikatan yang sah? Bukankah itu bisa bermasalah di lingkungan sekitar kalau seandainya ketahuan?" tanya Karel yang khawatir.
"Kalau soal itu aku bisa jamin tidak akan ketahuan, karena aku akan memilih tempat tinggal di mana tidak banyak orang yang bisa merecoki privasi kita," ujar Milea membuat Karel mengangguk paham.
"Kenapa tadi kamu susah sekali dihubungi? Aku paling tidak suka saat aku membutuhkan kamu dan kamu tidak bisa dicari?" omel Milea sembari bersidekap di depan dada.
"Maaf, saat kamu telepon tadi aku lagi narik penumpang. Kebetulan motorku sudah dibetulkan jadi aku sudah bisa narik orderan lagi," jawab Karel.
"Kalau nanti kamu sudah tinggal satu atap denganku, aku tidak mau kalau kamu lebih mementingkan narik ojek dibandingkan bersamaku," tegur Milea membuat Karel mengerutkan keningnya.
"Kenapa seperti itu?" heran Karel.
"Ya karena memang begitulah peraturannya, saat aku membutuhkan kamu dan kamu harus stand by ikut ke manapun aku pergi. Besok kamu datang lagi ke sini dan aku akan memberikan berkas-berkas kontrak kerjasama kita, di mana kamu harus tanda tangan di dalamnya sebagai bukti kamu setuju menjadi suamiku," ujar Milea yang diangguki oleh Karel.
"Apa kau sudah bisa pulang?" tanya Karel.
"Mau ke mana? Kenapa buru-buru sekali?" heran Milea.
"Aku mau ngojek lagi, ini kan masih sore. Aku harus cari duit yang cukup buat bayar kosan selama aku tinggal di sana, walaupun aku belum genap satu bulan tapi paling tidak aku harus bayar setengahnya," ujar Karel membuat Milea mengangguk mengerti, kemudian mempersilahkan laki-laki dihadapannya untuk pulang.
Yasmine sedari tadi sengaja tidak ikut menimbrung pada obrolan dua insan tersebut, namun ia tetap mendengarkannya walaupun dari balik tembok.
"Mana suami kamu tadi?" tanya Yasmine bergabung dengan sahabatnya di ruang tamu.
"Ish suamiku, siapa? Jangan ngaco deh, dia itu cuma suami pura-pura," elak Milea.
"Ya kan tetap saja dia bakalan jadi suami kamu, btw kamu beneran yakin mau jadiin dia suami pura-pura kamu? Terus terang aku jadi takut sendiri, kalau suatu saat nanti kebongkar dan orang tua kamu tahu yang sebenarnya. Aku yakin kamu bakalan diseret lagi ke Korea," ujar Yasmine mewanti-wanti sahabatnya untuk memikirkan kembali keputusan besar tersebut.
"Kenapa jadi kamu yang khawatir, sih? Padahal kamu di sini cuma sebagai pemeran pendukung, nanti kalau ada apa-apa kamu yang harus bantuin aku. Tapi sebisa mungkin dan semaksimal mungkin, aku akan mengatur semuanya supaya tidak ketahuan. Aku hanya ingin orang tuaku mengetahui bahwa aku sudah punya pilihanku sendiri, aku tidak ingin dijodohkan dengan laki-laki pilihan mereka dan aku ingin mereka membatalkannya," jelas Milea membuat Yasmine menghela nafasnya.
"Yasudah sepertinya keputusan kamu sudah sangat bulat dan mau kayak bagaimanapun aku menasehati, kayaknya itu tidak ada gunanya. Semoga tidak secepat itu katahuan oleh orang lain dan hanya kita bertiga yang mengetahui tentang rencana ini, tapi yang masih menjadi pertanyaan dibenakku adalah kenapa kamu milihnya yang brondong? Kenapa tidak milihnya yang sepantaran kita aja?" tanya Yasmine membuat Milea terkekeh.
"Masalahnya siapa laki-laki yang sepantaran sama kita? Kamu tahu kan aku tidak punya banyak kenalan laki-laki di Indonesia, lagian aku males kalau harus mengulur waktu dan mencari-cari lagi. Tidak ada salahnya kalau aku pakai brondong, siapa tahu yang brondong lebih nikmat upsss," ujar Milea seketika tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sahabatnya.
"Wahh gila nih anak, jangan sampai nanti kamu beneran suka sama itu cowok. Jangan-jangan niat kamu dari awal memang pengen nyari cowok yang brondong?" tebak Yasmine membuat milea menghentikan tawanya.
"Kita tidak pernah tahu kepada siapa kita akan jatuh cinta, bisa saja Tuhan mentakdirkan kita berjodoh dengan pria yang lebih muda dari kita atau bisa juga, Tuhan mentakdirkan kita punya suami yang udah tua banget. Bukankah kita sebagai manusia hanya bertugas untuk menjalankannya saja, selebihnya bagaimana nanti itu kan urusan dari yang di atas," ujar Milea membuat Yasmine menaruh curiga.
"Terus bagaimana nanti kalau semisal nih, kamu suka sama dia karena keseringan bertemu tapi dianya suka sama orang lain? Kita kan enggak pernah tahu kalau ternyata di belakang kamu, dia punya wanita idaman lain. Bagaimana kalau seandainya benar itu terjadi? tanya Yasmine.
"Aku akan menuliskan di kontrak kerjasama yang aku berikan padanya besok, di mana tertulis tidak boleh punya hubungan dengan wanita lain selama masih berada di bawah kontrak. Kalau dia berani untuk melanggarnya dengan diam-diam mempunyai hubungan bersama wanita lain, aku tidak akan segan-segan untuk menuntutnya dengan denda yang cukup besar, karena dia sudah melanggar isi perjanjian. Ya harus kamu tahu adalah kalau laki-laki itu sudah menjadi milikku, aku tidak akan pernah membiarkan ada wanita lain yang mencoba untuk mendekatinya," jelas Milea.
"Tapi bagaimana kalau ternyata mereka tetap nekat punya hubungan?" tanya Yasmine sedikit sengaja memanas-manasi sahabatnya.
"Kalau mereka tetap nekat dan mereka tidak mendengarkan teguranku, maka aku akan menghabisi salah satunya," ancam Milea membuat Yasmine melebarkan matanya.
"Yakkk jangan jadi pembunuh juga dong, lama-lama jadi takut aku deket sama kamu," protes Yasmine membuat Milea lagi-lagi tertawa, sahabatnya sangat susah untuk diajak bercanda.