Ddrrtt drtt drttt!!
"Astaga, kebiasaan banget sih pagi-pagi gini selalu aja ganggu orang lagi tidur, ya ampun masih jam tiga pagi juga," kesal Karel karena semalam kurang tidur karena begadang sama teman-temannya main game.
"Milea? Ya ampun itu tante ngapain sih pagi-pagi gini nelpon? Kayak enggak ada kerjaan aja?" heran Karel kemudian merubah posisinya menjadi duduk.
Karel tiba-tiba ingat kalau si tante pernah marah-marah padannya gara-gara ia tidak mengangkat telepon, buru-buru Karel mengangkatnya siapa tahu aja memang ada sesuatu yang penting.
"Tante Milea"
Is calling...
"Halo? Kenapa? Astaga, ini masih pagi loh kenapa udah nelpon aja?"
"Emang kenapa? Enggak suka? Pastinya aku nelpon kamu karena ada sesuatu yang penting, tolong jemput aku sekarang juga. Kebetulan mobil milik Yasmine bermasalah dan tidak ada bengkel yang buka jam segini, nanti akan aku share lokasinya. Pokoknya dalam setengah jam kalau kamu tidak sampai di sini, kamu bakal tahu sendiri akibatnya."
"Jemput ke mana astaga? Lagi kenapa jam segini kamu sudah ada di luar?"
"Kamu jangan kebanyakan bacot, kita itu dari semalam emang jalan-jalan ke pantai nah pulangnya mobilnya bermasalah. Udah deh kamu jangan kebanyakan nanya, mendingan cepat kamu otw ke sini karena jalanan sepi banget, enggak ada yang bisa dimintai tolong juga."
"Ish iya aku otw."
"Agak cepat ya nyetir motornya jangan lelet, awas aja kalau kamu nyampe di sini satu jam lebih."
"Hem."
Karel buru-buru pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka terlebih dahulu, kemudian mengambil kunci motor dan jaket beserta helm juga. Pergi dari kosan di saat teman-temannya masih sibuk tidur lelap dengan mimpi indahnya, harusnya ia juga seperti itu tapi sayangnya akhir-akhir ini tidurnya sering sekali terganggu gara-gara wanita tersebut.
Melihat lokasi yang sudah dibagikan oleh Milea lewat WhatsApp, baru setelahnya ia bisa meluncur ke arah yang dituju.
"Tapi kalau dia jalan-jalan sama Yasmine, itu artinya dia di sana sama Yasmine dong? Terus aku disuruh buat jemput mereka, berarti nantinya kita bakal bonceng tiga dong? Aihh kayak cabe-cabean aja," gerutu Karel.
Benar saja sepanjang perjalanan masih sangat sepi, mungkin karena masih terlalu pagi untuk orang beraktivitas. Tapi kalau dipikir-pikir kasihan juga cewek kalau jam segini tidak ada di dalam rumah, Karel menaikkan kecepatan laju kendaraannya supaya cepat sampai dan membawa mereka pulang.
Setengah jam lebih sedikit akhirnya ia sampai juga di lokasi yang dituju, jalanan benar-benar sepi hanya ada satu mobil mereka saja yang terparkir di pinggir jalan.
"Mobilnya kenapa?" tanya Karel begitu sudah sampai di samping mobilnya Yasmine.
"Aku sendiri juga tidak tahu, padahal mobil ini rutin banget di servis tiba-tiba aja tadi bermasalah pas pulangnya," ujar Yasmine.
"Biar aku cek sebentar, tolong buka kap mobilnya," suruh Karel yang sedikit-sedikit ngerti mesin walaupun dirinya tidak pernah punya mobil.
Semasa sekolah walaupun dirinya yang sama sekali tidak punya kendaraan, akan tetapi teman-temannya yang punya mobil sering sekali mengajaknya untuk pergi ke bengkel dan merombak body mobil.
"Kalau seandainya nanti kita pulang naik motor? Terus mobil ini, bagaimana? Masa cuma ditinggal di sini aja, bagaimana kalau nanti ada yang berniat jahat pada mobil ini?" tanya Karel.
"Ya mau bagaimana lagi, mobil langganan aku masih belum buka jam segini dia bukannya jam sembilan," ujar Yasmine.
"Emm ya sudah begini saja, bagaimana kalau mobil ini biar nanti dibawa ke bengkel sama temanku?" usul Karel membuat para wanita mengerutkan keningnya dengan heran.
"Teman kamu yang mana? Apa dia bisa dipercaya?" tanya Milea sembari bersidekap di depan dada.
"Ish kayak gitu banget sih nanyanya? Iya, dia bisa dipercaya kok dia salah satu teman kosanku. Daripada mobil ini di sini sendiri terus enggak ada yang ngejagain, nanti malah kenapa-kenapa. Mendingan nanti biar dijaga sama dia, sekalian aku mau nanya dia punya langganan bengkel yang buka pagi atau enggak? Siapa tahu aja bengkel yang kemarin nanganin montorku itu bukanya pagi," usul Karel kemudian mencari kontak temannya lalu menghubunginya.
"Sam"
Berdering...
"Halo? Kamar kita kan sebelahan? Ngapain kamu telepon aku?"
"Kalau aku lagi di rumah aku juga enggak bakalan nelpon kamu, ini posisinya aku lagi di luar. Aku boleh minta tolong sama kamu?"
"Minta tolong apa? Kamu punya langganan bengkel yang buka jam segini, enggak?"
"Ada sih, itu bengkel yang kemarin. Memangnya kenapa?"
"Emm jadi ada mobil salah satu temanku yang bermasalah di jalan dan harus dibawa ke bengkel sekarang, bisa kamu tolong datang ke sini enggak buat jagain ini mobil, sementara aku mau nganterin teman-temanku pulang kasihan mereka cewek-cewek soalnya."
"Oh gitu? Ya udah kalau begitu share aja lokasinya biar aku langsung ke sana, kamu jangan nganterin mereka pulang dulu tapi tunggu aku nyampe di sana baru kalian jalan."
"Iya aku akan menunggu, makasih ya udah mau bantuin."
"Sama-sama."
Sam mencuci muka terlebih dahulu kemudian mengeluarkan motornya, sebelumnya ketika ia hendak berpamitan kepada Andi namun melihat laki-laki itu tidur dengan pulas tidak tega untuk membangunkannya. Akhirnya Sam pergi diam-diam, tanpa Andi ketahui bahwa dua temannya di dalam kosan sudah pergi.
"Itu teman kamu cewek atau cowok?" tanya Milea.
"Kan tadi aku bilang dia salah satu teman di kosanku, itu berarti dia cowok," ujar Karel.
"Ya kan aku cuma nanya aja, siapa tahu kamu ngekos tapi yang ada ceweknya," cibir Milea membuat Karel memutar bola matanya dengan malas.
"Ish ya mana mungkin, sih? Gini-gini anak baik tahu," ujar Karel.
Tak lama kemudian orang yang diharapkan untuk menunggu mobilnya Yasmine di sana sudah datang, Karel berpesan kepada sahabatnya untuk menjaga mobil tersebut sampai orang bengkel datang.
"Terus kalian mau boncengan bertiga, gitu?" tebak Sam.
"Kalau montor kamu dipakai sama Yasmine, boleh? Jadi kita tidak perlu boncengan bertiga?" pinta Karel.
"Lah terus nanti aku pulangnya naik apa?" tanya Sam.
"Ya nanti kamu pulangnya pakai mobil itu," ujar Sam membuat Sam berpikir sejenak kemudian menganggukan kepalanya.
Kebetulan motor punya Sam adalah motor matic, di mana motor tersebut bisa digunakan oleh semua kalangan. Yasmine mengendarai motor tersebut dengan posisi di depan, sedangkan Karel membonceng Milea dengan posisi di belakangnya Yasmine.
"Kalau naik motor itu di mana-mana pegangan sama si pengemudinya, nanti kalau seandainya jatuh kamu pasti nyalahin pengemudi? Sini pegangan," suruh Karel.
"Enggak mau ah ogah banget," tolak Milea yang lebih memilih berpegangan pada dua sisi motor daripada pegangan kepada laki-laki di hadapannya.