Chereads / Kamar Hotel.. / Chapter 7 - Baru Sadar Barangnya Hilang

Chapter 7 - Baru Sadar Barangnya Hilang

Harris dengan alasan mendapat perintah dari Mirawati untuk mengumpulkan kebenaran mengenai berita artis penyanyi langsung mendatangi hotel. Satu persatu semua karyawan dia tanya, terutama kepada mereka yang mengabadikannya dengan foto bersama. Sunny supervisor karyawan hotel juga tidak luput dari pertanyaan dan perhatian Harris.Tingkah dan cara bertanya mendadak menyebalkan semua karyawan. "Sabarlah sedikit, aku menyelesaikan pekerjaanku dulu. Yang kamu tanyakan itu tidak ada kaitannya dengan pekerjaan," Sunny sangat terganggu, tidak ada yang mengira, Harris menanyakan siapa yang mengundang penyanyi bernama Jandoet datang ke hotel.

"Tamu hotel yang menginap di kamar 19, dia yang mengundang," Sunny memberi informasi dengan jengkel.

"Kenjo!?" Harris terkejut dan terdiam dalam ketidakpercayaan. "Rupanya dia mulai mencari jalan untuk bisa bertemu dengan ibu Mirawati," kata Harris keceplosan karena emosinya mendadak meluap.

"Kamu mengenal Kenjo?" Sunny balik bertanya.

"Tidak," sahut Harris, kemudian memandang kesal dan kedua bibirnya berkedut. "Sudahlah, aku hanya diberi tugas oleh ibu Mirawati buat cari tahu kebenaran hotel kita didatangi penyanyi kondang," Harris buru-buru pergi, dia takut rahasia perbuatan busuknya melalui Yanto tadi malam bisa terendus oleh Sunny.

Dan karena telah mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari cara Harris bertanya, Sunny diam-diam menyuruh karyawan lainnya segera mengabarkan kepada Mirawati sebelum Harris.

Tapi tidak sampai di sini, kecurigaan Sunny melihat kejanggalan Harris akan terus diawasi.

Harris mulai berpikir keras, sebelum tujuannya tercapai dia akan terus mengembangkan cara.Biarlah Mirawati tahu yang mengundang penyanyi kondang itu ke hotel ialah Kenjo. Akan tetapi dia tidak akan membiarkan keduanya bisa bertemu.

Harris lupa, mungkin jadi dia belum mengerti bahwa naluri wanita sangat tajam.Bisa mengendus kebohongan yang tersembunyi dibalik hati lelaki.

Habis menemui Sunny dengan langkah gusar Harris masuk ke ruangan kerja Mirawati, dia duduk di kursi kerja tempat Mirawati dengan perasaan tidak menentu.

Sekarang dia memikirkan Sunny juga karena supervisor wanita itu telah membantu Kenjo mendatangkan Jandoet dianggap bisa menjadi penghalang. "Sunny berbeda dengan Yanto yang mudah dipengaruhi," pikir Harris.

Sunny ialah wanita yang sangat cerdas, karenanya Mirawati menempatkan sebagai supervisor. Dan berkat latarbelakang pendidikannya juga dia melamar langsung bekerja mendapat posisi jabatan bagus. Karyawan lainnya merupakan karyawan rintisan dari bawah kemudian setelah lama pengabdian baru mendapat posisi.

Meskipun begitu, Harris merasa punya kekuatan karena setiap saat bersama dengan Mirawati, berbicara tanpa batas lagi. Semua kenaikan upah pekerja yang terjadi beberapa kali berkat kedekatannya hingga dia mudah menyampaikan usulan.

Rupanya hari-harinya selalu bersama Mirawati membuat Harris punya perasaan lain yang disimpan. Ketika membaca motif perkenalan Kenjo dengan Mirawati hati Harris cemburu. Dia takut keinginan mendominasi cara berpikir Mirawati tidak bisa terlaksana.

Harris langsung pindah tempat duduk melihat Mirawati membuka pintu dan masuk. Tidak lama kemudian bicara mengenai sebuah rencana meningkatkan pengguna kamar hotel. "Semacam propaganda supaya khalayak tahu keistimewaan pelayanan hotel kita," ujar Mirawati dengan wajah ceria. Dia optimis banyak orang akan datang ke hotel melihat acaranya bila menghadirkan Jandoet penyanyi yang sedang kondang itu. "Tema acara, mengisi akhir bulan," kata Mirawati, sesaat benaknya membayangkan suasana hotel padat dengan tamu.

Ekspresi Harris berubah, rencana acara spesial akhir bulan buat meningkatkan pengunjung hotel itu perlu dikemas agar bergengsi, dan mengundang artis penyanyi kondang.

"Mengingat dana untuk kegiatan itu sangat terbatas, maka lewat Kenjo kita mengundang artis nya. Saya sudah mengenal Kenjo."

"Mengapa harus dengan Kenjo?" Haris bertanya penasaran.

"Karena Kenjo berkawan dengan penyanyi nya," sahut Mirawati," Biasanya kalau yang memanggil itu kawannya tarifnya bisa ringan."

Mata Harris berubah suram dan dia bicara perlahan , "Baiklah, kami karyawan hotel siap untuk melaksanakan event." ujar Harris lain di mulut lain di hati.

***

Sementara itu di tempat berbeda, Sunny masuk ke ruangan kerja bagian housekeeping speed, sedang ramai dibicarakan ada seorang karyawati menemukan sebuah dompet di kamar nomor 19 saat dia sedang bekerja mengganti seprai.

Mengikuti aturan manajemen hotel, setiap barang yang tertinggal di kamar hotel harus segera dikembalikan kepada pemiliknya. Kemudian memerintahkan kepada sipenemu dompet untuk menyimpan di bagian pelayanan dan informasi. "Biasanya orang yang merasa barangnya tertinggal dua hari kemudian datang lagi ke bagian informasi menyampaikan hal barangnya tadi."

"Sekarang kamu simpan dompet itu di bagian pelayanan," ujar Sunny, tidak mau ada masalah.

"Baik Bu," sahut karyawati penemu dompet bergegas pergi.

Harris mencari Sunny, "Aku mencari ternyata kamu ada di sini," kata Harris, mukanya penuh dengan ekspresi senang.

"Ada apa mencariku?" Sunny bertanya dengan malas, bahkan tidak mau melihatnya

"Kamu dipanggil ibu Mirawati sekarang untuk meeting," sahut Harris lalu pergi.

Sunny mengikuti Harris menemui Mirawati, memperlambat jalannya karena tidak mau berjalan berdekatan.

Sementara dalam pikiran bertanya apa yang gerangan yang membuat Mirawati memanggil mendadak.

***

Sebuah penampilan Jandoet yang memukau penonton, kemudian terdengar riuhnya tepukan tangan setelah nada terakhir dari sebuah lagu terhenti. "Jandoet penyanyi segala bisa!" Terdengar teriakan seorang wanita diantara ribuan penonton.

Kenjo dengan Jeanni pun terhanyut suasana, dalam suasana gembira. Keduanya tidak lagi saling menjaga jarak, duduk di kursi berdekatan tak henti-hentinya membicarakan suara merdu Jandoet.