Chereads / Kamar Hotel.. / Chapter 4 - Tidak mau gundah-gulana di kamar no.19

Chapter 4 - Tidak mau gundah-gulana di kamar no.19

Setelah sepuluh menit larut dalam terpukau melihat Mirawati masuk dalam kamar hotel tempat dia menginap Kenjo baru tersadar melihat Mirawati sudah melangkahkan kedua kaki nya keluar kamar pergi.

Kenjo memburu pintu kamar setelah sampai pintu kamar dibuka dengan terburu-buru, dalam hati nya bicara kemungkinan masih bisa melihat Mirawati, dia menengok ke kanan dan ke kiri, namun dia merasa sia-sia di luar kamar nampak sangat sepi.

Kenjo kembali menutup pintu kamar tanpa semangat, "Saya yakin, wanita yang masuk tadi itu adalah Mirawati" hati kecil Kenjo berkata, sambil kedua matanya melihat ke arah teko air dengan gelas tanpa nampan berada di atas sebuah meja.

Lama memandangi teko dengan gelas itu di atas meja, sesudahnya dia tersenyum. Dia punya rencana untuk memanggil wanita tadi masuk ke dalam kamar. Sambil mengangguk-anggukkan kepalanya Kenjo berjalan mendekati pesawat telepon.

Mirawati di perjalanan, dalam lips.

"Sial! Sial! Dia memang benar Kenjo, ternyata Harris tidak berbohong!"

Dalam hati Mirawati memang mengakui

dia mempunyai ketertarikan kepada Kenjo, tapi sebatas waktu berkenalan dalam situasi penumpang bus nya mogok.

Kenjo memang tampan, bicaranya pun bisa serius. Meskipun penampilannya tidak memukau siapa pun wanita bila dekat dengan dia pasti merasa nyaman dan kedamaian hati.

Mirawati ke luar dari pintu lip menuju ruangan kerjanya, melewati tempat pelayanan tamu hotel. Saat itu Harris bersama karyawan hotel yang menerima Kenjo melihat Mirawati dalam gusar.

"Mau apa lagi dia di sini selain buat menyelidiki kamu" Harris berkata kepada Mirawati, nada perkataannya memperlihatkan kalau hati Harris tidak bersahabat terhadap Kenjo.

"Sedikitnya aku sudah melakukan yang terbaik untuk kamu, dengan cepat melaporkan ada lelaki bernama Kenjo itu mengikutimu dan berpura-pura menginap di hotel kita" Harris melanjutkan bicara dan mulai memperlihatkan sikapnya yang tidak senang terhadap Kenjo.

Mirawati terkejut, kemudian mengerungkan kedua mata nya."Dia berpura-pura menginap di hotel kita? Mau apa?".

Harris tersenyum, kemudian bicara meyakinkan. " Pirasat aku mengatakan dia punya maksud jahat, setelah tahu kamu seorang janda dan pemilik hotel ini dia akan merampok kamu."

Mirawati tidak yakin dengan ucapan Harris, malah menilai sebaliknya. Dia sedang melihat Harris menunjukan watak yang tidak bisa dipercaya. Dan dia tidak yakin lelaki bernama Kenjo akan melakukan perbuatan kriminal.

Setelah perasaan gusarnya hilang, suasana pemikirannya jernih Mirawati bicara. "Aku mau orang kenal akrab denganku bukan karena aku pemilik hotel. Mulai malam ini aku perintahkan kalian jangan bilang yang sebenarnya jika tamu hotel yang tidur di kamar no.19 bertanya mengenai aku.."

Harris membuka matanya lebar seperti melihat perbuatan yang menakjubkan dari Mirawati.Kemudian perlahan senyumnya terkembang, seperti ada kepuasan hati setelah mendengar ucapan Mirawati tadi. Beberapa menit kemudian, sambil menepuk pundak karyawan hotel bagian registrasi itu Harris berbalik pergi menjauh dari hadapan Mirawati.

Karyawan hotel bagian registrasi itu membuka mulutnya mau bertanya tentang lelaki bernama Kenjo, tapi Harris segera meletakan tangan seperti membungkam mulut karyawan hotel. Setelah itu memohon kepada karyawan bagian registrasi tamu hotel itu untuk tidak membicarakan tamu yang tidur di kamar nomor 19 lagi.

"Pokonya beres, Mas Harris," ujar karyawan bagian registrasi itu, matanya dikedipkan seperti membuat sandi sambil berjalan setengah berlari karena mendengar di ruangan kerjanya ada suara panggilan telepon masuk.

Harris memperhatikan gerak-gerik karyawan bagian registrasi, dia kurang yakin karena karyawan hotel di bagian registrasi tidak akan bisa diajak berbohong.

Harris melihat karyawan bagian registrasi itu sedang berbicara sambil memegang gagang mictelepon lalu Harris mendekati. Kemudian bicara mengingatkan, "Ingat, kalau Kenjo menanyakan siapa wanita yang membawakan teko ke kamar nomor 19, kamu jawab wanita itu bernama Mira, dia pembantu chef di hotel kita."

Setelah berbicara karyawan bagian registrasi tidak segera meletakan gagang mictelepon ke hak nya. Sebentar dia memandang wajah Harris, hati nya berdoa semoga kebongan berjalan rapih.

"Telepon dari siapa?" tanya Harris.

"Dari tamu kamar 19, dia minta dihantarkan nasi goreng dan secangkir kopi original," sahut karyawan bagian registrasi itu.

Setelah beberapa menit keberadaannya mengamati karyawan bagian registrasi Harris merasa yakin bahwa semua yang akan disembunyikan tertutup rapih, berjalan mulus tidak menimbulkan rasa penasarannya Kenjo. Meskipun demikian, dia tetap mencari-cari cara untuk memindahkan perhatian Kenjo.

"Apakah kamar no 18 masih kosong?" Tanya Harris, dia bermaksud meminta anakkuncinya, dia mengatakan akan berpura-pura jadi tamu hotel yang menginap di kamar 18.

Karyawan bagian registrasi itu terbelalak, terkejut mendengar penuturan rencana dari Harris. "Jangan berlaku seperti itu," kata karyawan bagian registrasi.

"Kenapa!?" Tanya Harris dengan perasaan kurang percaya.

"Aku sudah bercerita kalau Mas Harris juga karyawan hotel kita."

Harris kaget, kedua matanya terbuka lebar lalu mendengus karena merasa tertutup jalan untuk mencari alasan.

Di dalam kamar nomor 19 Kenjo sedang berpikir, suasana saat wanita masuk ke dalam kamar tadi. Dia tidak sedang salah melihat wanita itu Mirawati. "Tapi mengapa dia tidak mengenali Saya? Dia menggapnya Saya asing." Kenjo menghela nafas panjang."Siapa sebenarnya wanita tadi? Semuanya sama persis dengan Mirawati perempuan yang membuat Kenjo tersangkut cinta.

Kenjo mengambil gelas, lalu mengangkat teko menuangkan sedikit air kedalam gelas dan meneguknya. Dia tidak sedang kehausan, tapi dia mencoba barangkali dengan seteguk air otaknya bisa tenang dan melupakan soal Mirawati.

Seteguk air putih tidak bisa menyirami hati dan pikiran pria yang sedang kasmaran tenang.

Kemudian Kenjo menghidupkan pesawat Televisi, lalu mencari frekuwensi statsiun TV yang menyiarkan acara hiburan. Lama memutar-mutar frekuwensi, belum juga menemukan acara televisi yang cocok.

Mata Kenjo terpukau, melihat Jandoet sedang menyanyi di salah satu acara televisi dengan judul meniti karir jadi artis. Hati Kenjo jadi senang. Wanita tadi yang masuk ke kamarnya tadi jadi terlupakan.

Karyawan hotel bagian registrasi datang membawa makanan pesanan Kenjo.

Waktu berjalan terasa begitu lambat, sangat lama untuk menuju pagi, Karena

tidak pernah berhenti ngobrol dan mencari tahu siapa gerangan wanita itu?

"Okh, wanita yang tadi mengantarkan teko itu? " kata keryawan bagian registri."Namanya Ira, dia karyawan hotel kita di bagian dapur sebagai asisten chef," suara karyawan bagian registrasi itu terdengar lembut suaranya

membuat Kenjo percaya.

Memikirkan wanita mirip Mirawati tadi Kenjo tidak mau lagi karena hatinya bisa semakin runyam, dan dia tidak mau mengalami gundah-gulana karena masalah cinta pada wanita yang baru dikenalnya.***