Harris duduk di ruangan kerja bagian registrasi, dia duduk gelisah dengan mata sebentar-sebentar melihat ke arah pintu lip dengan segudang keingin tahuan. Dia ingin mendapat kabar tentang Kenjo penyewa kamar nomor 19, dari Yanto karyawan hotel bagian registrasi yang sedang mengantar pesanan nasigoreng dan secangkir kopi, " Aku ingin mengawasi dan mencegah supaya Mirawati dengan Kenjo tidak punya kesempatan lagi buat saling berbicara."
Mata Harris seperti tidak mau berkedip menatap terus ke arah pintu lip.
Sementara Yanto karyawan hotel bagian registrasi setelah menyerahkan pesanan untuk tamu kamar nomor 19 dia turun tidak menggunakan lip. Yanto berjalan pelan menuruni tangga, selangkah demi selangkah dengan pikiran berkecamuk rasa penasaran soal prilaku Harris yang tidak menyukai Kenjo tamu hotel bertemu Mirawati. Yanto terus bertanya dalam hati, setelah diperintahkan tidak boleh menjawab jujur bila Kenjo bertanya. "Tamu hotel yang lain bila mereka berpapasan dengan ibu Mirawati dan bertanya pada kalian siapa ibu Mirawati? Kalian jawab dengan jujur dan benar. Ini tidak berlaku buat tamu yang nginap di kamar nomor 19."
Tiba-tiba dalam benak Yanto mendapat sebuah kesimpulan untuk menjawab penasarannya tadi.
Pukul 2 dini hari, ketika Yanto memasuki ruang kerjanya.
Harris tersenyum senang melihat pada Yanto setelah berbisik, "Tamu kamar no 19 itu percaya kalau wanita yang datang tadi adalah Ira asisten chef di hotel kita."
"Reaksi pada muka Kenjo bagaimana?" Tanya Harris.
"Tidak ada reaksi apa-apa," sahut Yanto.
Harris termenung, seperti memikirkan sesuatu. Dari warna mukanya Harris bukan tipe lelaki gampang puas. Kemudian dia mengambil buku besar yang ada di atas meja kerja bagian registrasi dan membuka dia memeriksa data manual daftar inap tamu. Kenjo chek-out nanti siang pukul 13.00 WIB.
Harris merasa semuanya akan berjalan aman seperti semula, dia tetap pada rencana nya akan merebut hati Mirawati untuk bisa menjadi suami wanita pengusaha bersetatus janda itu. Dia juga pura-pura sebagai karyawan yang loyal dan setia mengantar jemput dalam situasi apapun selama Mirawati meminta.
Harris tersenyum puas memandang Yanto, setelah itu bergegas ke luar karena melihat jam dinding, beberapa menit lagi waktu mengantar Mirawati pulang ke rumah.
**
Menyaksikan Jandoet menyanyi di acara musik hiburan, melalui layar Televisi bisa menghibur hati Kenjo yang sedang penasaran.
**
Pagi hari, jam 8.00, breakfast di Hotel itu tidak diantar ke masing-masing tamu kamar, melainkan tamu harus datang sendiri ke sebuah ruangan yang menyatu dengan ruang loby, melewati ruangan informasi dan pelayanan hotel, sering disebut-sebut sebagai ruangan bagian registrasi tamu hotel oleh sebagian karyawannya.
Setelah mengunci pintu kamar nomor 19, Kenjo berjalan melewati beberapa pintu kamar menuju tempat pintu lip. Wajahnya kelihatan segar, berjalan sambil membawa kupon breakfast.
Keluar dari pintu lips Kenjo tidak langsung menuju tempat breakfast, dia punya keinginan untuk dikemukakan kepada karyawan hotel yang ada di ruangan informasi dan pelayanan. Setibanya di depan ruangan itu, Kenjo seperti dalam bingung, melihat karyawan hotel pagi ini perempuan semua. Kemudian Kenjo disapa oleh seorang karyawati berparas cantik yang kemudian diketahui wanita itu punya jabatan supervisor.
"Oh, bapak mau bertemua dengan mas Yanto? Dia lepas tugas kerja tadi jam 06.30, sekarang sudah pulang. Apa yang perlu saya bantu?" ujar supervisor setelah memperkenalkan namanya Sunny.
"Apa bisa saya menumpang telepon untuk menghubungi kawan di rumahnya?" tanya Kenjo tanpa ekspresi, karena dia berpikir kemungkinan tidak diijinkan memakai telepon itu.
"Bapak mau nelepon ke mana?" Tanya Sunny.
Kenjo menjelaskan pada supervisor wanita itu, dia akan menelpon penyanyi bernama Jandoet.
"Jandoet penyanyi yang tadi malam ada di acara musik hiburan di televisi?" Tanya Sunny supervisor itu teliti mengamati Kenjo, dengan pikiran setengah percaya. "Nomor teleponnya mana? Biar kami yang menghubungi, setelah tersambung baru bapak bicara,"
Kenjo segera mengeluarkan dompet dari saku belakang celana, mengeluarkan kartu nama Jandoet dan menyodorkan kepada Sunny.
Sebentar Sunny melihat dan membaca tulisan yang tertera di kartu nama, lalu berkata" Bapak breakfast aja dulu, nanti setelah tersambung kami akan memanggil bapak, ok?."
Sunny supervisor wanita merupakan salah satu pengagum berat Jandoet. Mengetahui Kenjo punya kartu nama Jandoet tatapan mata Sunny penuh dengan pertanyaan.
Kenjo berjalan ke tempat breakfast.
Sunny melihat ke arah tempat breakfast, Kenjo sudah menyelesaikan breakfast-nya, segera dia berjalan menghampiri seraya memanggil. "Bapak Kenjo, panggilan telepon dengan Jandoet sudah tersambung! Pak Kenjo.... " seru Sunny, melihat Kenjo mendekat lalu supervisor itu berbalik arah lagi. Kenjo tergesa-gesa mengikuti Sunny.
Kenjo mengangkat gagang mictelepon yang diletakan di atas meja, terlepas dari haknya. Kemudian bicara.
Ekspresi Sunny berubah senang setelah mendengar percakapan Kenjo dengan Jandoet. Meminta dijemput, Jandoet siap datang ke hotel di batas kota tempat Kenjo menginap.
"Saya mohon kamu menjemput sebelum jam chek-out," ujar Kenjo setelah itu dia meletakan gagang mictelepon itu ke haknya.
Kenjo menarik nafas lega, lalu menoleh dengan tersenyum sambil bicara terimakasih ke arah Sunny.
Jandoet datang lebih cepat satu jam dari waktu chek-out hotel. Tentu saja karyawan hotel seperti Sunny yang menganggap Jandoet sebagai penyanyi pujaan banyak dipinta untuk foto bersama.
"Oke," Jandoet tersenyum manis.
Setelah melakukan foto-foto dengan penggemar Jandoet meminta Kenjo buat segera chek-out.
Beberapa jam kemudian, banyak kuli tinta dari berbagai media mendatangi hotel itu. Mereka semua tertarik ingin mendengar apa yang menyebabkan Jandoet artis penyanyi sedang naik daun itu menyempatkan diri datang ke hotel kelas Melati.
"Jandoet tadi datang hanya untuk menjemput seorang kawannya yang menginap di hotel kami," ujar Sunny di ruang loby menjelaskan.
Kemudian dia berbicara keras membantah manakala ada seorang kuli tinta bertanya menyerempet-nyerempet nama Mirawati wanita pemilik hotel.
"Sebaiknya katakan saya Bu, kedatangan Jandoet ke hotel ini disinyalir karena sebuah hubungan cinta dengan pemilik hotel," ujar kuli tinta itu.
Kabar beredar kunjungan artis penyanyi bernama Jandoet ke hotel sampai ke telinga Harris dengan Mirawati dan Yanto
Ekspresi Harris nampak dingin, dia punya pemikiran sangat berat usaha menghalangi Kenjo buat tidak bisa bertemu berdua bertatap wajah. Dia segera mendatangi hotel.
Sementara Mirawati, setelah mendapat penjelasan dan foto-foto dari Sunny supervisor karyawan hotel. Mirawati dengan semangat tersenyum, "Aku mau buka jalan buat Kenjo, sampai dia bisa dekat denganku. Selanjutnya aku akan minta Kenjo buat membujuk Jandoet hadir ke hotel satu hari dalam satu bulan."
Melihat perubahan sikap Mirawati, semakin bersemangat Harris memberi komentar, " Aku sarankan bila ingin memilih Kenjo jangan melakukan pilihan dengan tergesa-gesa. Jaman sekarang, waktu satu tahun belum cukup buat menyaring sipat lelaki. Lihatlah di luar sana, banyak janda pengusaha tertipu oleh seorang lelaki yang berpura-pura cinta."***