"Maafin gue, karena nggak bisa nutupin perasaan ini"
"Yahh, siapa sih yang nggak suka sama Zivanna. Kepribadian yang halus, polos, lemah lembut, tapi minus nya tomboy. Aku juga punya perasaan untuknya", benar dugaan Arka selama ini bahwa Kenzie juga jatuh cinta. Terlihat dari caranya yang memandang Zivanna dengan tatapan berbeda.
"Terus sekarang bagaimana?"
"Ya nggak gimana-gimana"
"Gini ya, kalo si bule jepang itu sampai berhasil ngungkapin perasaan nya biat Zivanna terus gimana dengan gue?"
"Tapikan Zizi belum tentu mau"
"Itu dia. Kalo jadinya malah mereka saling suka gimana"
"Yaudah bukan jodoh berarti"
"Aishh, udahlah capek ngomong ama kutu buku jayak elo"
"Eeh, jangan tinggalin aku dong"
Seharusnya cinta itu tidak boleh ada dalam sebuah persahabatan. Karena kata cinta hanya akan jadi alasan hancurnya sebuah persahabatan.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
"Zi, apa yang bakal lo lakuin kalo tiba-tiba Yuta ngungkapin isi hatinya ke elo"
"Kenapa jadi tiba-tiba bahas itu?"
"Udah ah jawab aja"
"Gatau"
"Kok gatau sih, di jawab dong"
"Ya gatau, gaboleh maksa"
Semua murid tiba-tiba saja berlarian menuju lapangan utama. Hyerin dan Zivanna yang penasaran pun mengikuti langkah kaki murid yang lain, yaitu lapangan utama. Setelah sampai disana, alunan musik merdu di sertai nyanyian indah terdengar di telinga mereka. Zivanna yang merasa tidak asing dengan suara ini lalu segera membelah kerumunan untuk melihat siapa yang sedang bernyanyi di tengah lapangan seperti ini.
Damn!! Dugaan nya ternyata benar , itu Yuta si hule Jepang yang selalu menganggu nya setiap hari. Tapi ada yang aneh, Zivanna lalu menatap pada bunga yang sengaja di hias berbentuk love dan betapa terkejutnya Zivanna saat ada namanya panjangnya terpampang dengan jelas di tengah sana. Zivanna dengan segera berlari menuju ke lapangan utama dan menghampiri Yuta yang setelah selesai bernyanyi malah meneriakkan namanya dengan nyaring.
"Zivanna Anastasya mau nggak lo jadi pacar gue?", Tanya nya langsung saat Zivanna sampai disana.
"Minta di santet ya? Kenapa bikin kayak gini, malu-maluin tolol"
"Ishh, lagi romantis loh ini suasananya kok dirusak"
"Romantis palamu"
"Udah jawab aja dulu, mau nggak?"
"Ngapain bikin ginian segala?"
"Biar lo nggak bisa nolak gue", seketika teriakan para murid terdengar, sorak sorai meminta Zivanna untuk menerima terdengar sangat panas di telinga Arka yang juga sudah melihat semuanya daritadi.
"Tuh, anak-anak udah nyuruh. Kalo lo terima lo ambil bunga ini kalo nggak ambil aja bunga ini", kedua sisi tangan Yuta terdapat buket bunga mawar. Di kanan merah dan dikiri putih, jika terima ambil yang merah jika ditolak ambil yang putih.
Zivanna sama sekali tidak tau harus bagaimana. Di sisi lain ia tidak ingin terlibat dalam hal percintaan karena itu sangat rumit baginya tapi disisi lain dia kasihan pada Yuta jika dirinya menolak untuk menjadi kekasihnya. Zivanan harus apa sekarang? Kenapa semakin kesini malah semakin banyak ujian lain yang menimpanya.
"Maaf Yuta, aku gabisaa", Zivanna memilih pergi tanpa memberikan jawaban nya. Apa yang harus ia jawab jika dia sendiri tidak tahu jawabannya. Yuta terlihat sedih saat gadis yang di sukainya memilih untuk pergi tanpa memberikan jawaban padanya. Sekarang hatinya bimbang antara meminta untuk berhenti atau tetap berjuang mendapatkan cintanya. Sementara itu disisi Arka, dia tersenyum senang melihat semua itu.
Semua murid memilih pergi dan meninggalkan Yuta yang masih setia berdiri di tempatnya. Seperti nya perjuangan nya akan lebih rumit ditambah dengan saingannya. Dia tahu kalau Arka dan Kenzie suka pada Zivanna, iulah kenapa dia memilih melangkah terlebih dahulu sebelum cinta nya direbut orang terlebih dulu. Tapi sekarang ia malah sakit hati.
Kembali pada Zivanna. Gadis itu kini sedang berada di salah satu bilik kamar mandi. Dia menarik nafas dan menghela nafas dengan berat, hatinya campur aduk antara merasa bersalah dan bodoh. Dia duduk di atas closet dan mengusak wajahnya dengan kasar. Dia benci sekali pada dirinya ketika hatinya memiliki emosi. Dia ingin kembali pada hatinya yang mati tanpa ada rasa apapun seperti dulu.
Zivanna merasa bahwa dirinya sudah sangat kasar dengan meninggalkan Yuta begitu saja. dia harus meminta maaf nanti tapi setelah hatinya siap untuk bertemu dengannya lagi. Zivanna tidak menyangka kalau lelaki itu akan memiliki perasaan padanya, dia kira Yuta hanya ingin berteman biasa saja sama seperti ketiga sahabatnya itu. Tapi dugaannya salah.
Sepertinya Zivanna harus lebih peka terhadap hal-hal seperti itu.
***
Sudah seharian ini Arka mengajak Zivanna berkeliling hanya sekedar untuk menaikkan mood nya yang hilang sejak kejadian itu. Zivanna sedikit tidak bersemangat tentang apapun saat ini, ia masih terpikirkan soal Yuta dan dia juga belu meminta maaf sama sekali padanya. Yuta adalah lelaki yang baik, dan dia akan pantas mendapat wanita yang lebih baik dari nya.
"Berhenti lah bersedih, gue ga suka liat lo murung"
"Bisa kita pulang? Aku capek"
"Tidak!!.... maksud mya gue mau nunjukin sesuatu ke elo jadi agak malamaan aja kita pulangnya", Zivanna tidak menaruh curiga sedikitpun pada Arka. Dia hanya mengangguk lemah, mengiyakan apapun kehendak Arka.
"Apa masih jauh?" Sudah hampir setengah jam mereka berjalan. Dan Zivanna sudah sangat lelah, dia butuh istirahat dan me time untuk mengembalikan moodnya lagi.
"Sudah sampaii.."
Layaknya deja vu, Zivanna kembali melihat hal yang smaa yang di lakukan Yuta padanya tapi bedanya sekarang adalah sahabat nya yabg melakukan nya. Apa sekarang Arka sedang mencoba untuk mengungkapkan perasaan nya pada Zivanna?
"Apa ini?"
"Lo ingat taruhan kita di cafe waktu itu kan? Dan itu elo Zi, elo orang yang gue suka selama ini. Elo yang selalu muncul di mimpi gue dan selalu ngebuat gue cemburu setengah mati. Elo Zi orangnya"
Zivanna benar-benar tidak menyangkal bahwa orang yang ia anggap sebagai sahabat bahkan sebagai keluarga malah menyimpan rasa padanya. Zivanna pikir cerita tentang masa lalu nya tidak akan pernah terulang tapi nyatanya semua ini terasa seperti cerita yang sama namun dengan orang yang berbeda. Apa kali ini dia harus kehilangan temannya lagi? Apa kali ini dia harus kembali masuk ke dalam kegelapan itu? Apa kali ini dia juga akan gagal jadi seorang sahabat?
"Hentikan ini Ar. Apa kamu mau mencoba mengulang kisah ku lagi? Apa kamu mau mencoba membunuh ku dengan cara yang dilakukan mereka dulu? Apa kamu mau aku masuk kedalam kegelapan yang sama lagi?"
"Apa maksudmu, Zi?"
Arka mencoba mendekati Zivanna tapi gadis itu malah berjalan mundur. Dan untuk pertama kalinya, Arka melihat gadis yang ia sayangi terlihat sedih. Matanya berkaca-kaca, ada sorot ketakutan yang sangat kentara disana, tubuhnya juga gemetar seakan ada sesuatu yang sedang mengguncang dirinya.