Zivanna lalu berguling-guling di atas kasur sambil bergumam sesuatu. Dia terlihat seperti orang yang sedang kehilangan akalnya.
"Mau seblak, mau es krim, mau pocky, mau coklat, mau semuanya...beliinnn", pinta Zivanna pada Hyerin yang duduk di bawah sambil bersender pada kasur.
"Pms?", Zivanna mengangguk dengan bibirnya mengerucut kebawah, terlihat menggemaskan sekali bahkan Hyerin terlihat akan mati karena keimutan nya.
"Udah jangan kek gitu, gue nggak mau mati muda...", Ujar Hyerin, gadis berambut pirang itupun berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya dan Zivanna untuk menuju kamar Arka.
"Ka!", Hyerin menggedor pintu Arka seperti orang kesurupan. Bahkan Kenzie yang tadinya sudah tidur malah terbangun karena terkejut dengan suara gedoran pintu itu.
"Kenapa beb?"
"Well....Zivanna lagi pms, dia bilang pengen makan seblak, es krim dan apalah lagi itu...."
"Terus kenapa bangunin Arka?"
"Ya minta dia buat beliin semua itu lah"
"Ya ampun beb, ini udah hampir jam 10 malam dimana lagi ada yang jualan seblak?"
"Pokoknya harus ada, nanti sahabat gue nangis!!"
Pintu kamar Arka lalu terbuka, menampakkan sesosok makhluk tak kasat mata dengan wajah bantalnya. Seperti nya dia sudah tidur tadi tapi terbangun karena perdebatan Kenzie dan Hyerin.
"Aku siapa? Aku dimana?"
"Goblok!", Hyerin memukul kepala Arka dan yabg di pukul hanya cengengesan.
"Kenapa?"
"Itu Zivanna, dia bilang pengen makan seblak, es krim, coklat dan apalagi tuh.... pokoknya cemilan yang banyak"
"Loh kenapa dia? Ngidam?"
"Tolol, emang dia hamil apa? Dia lagi pms tuh, kata nya perutnya sakit sekalian beliin pembalut sama obat pereda nyeri...."
"Dihh, kenapa gue.....gamau beli gituan"
"Katanya sayang masa di suruh beli gituan aja gamau"
"Sial emang"
Kenzie dan Hyerin terkekeh melihat Arka yang mengeluh menderita. Dia tidka mungkin datang ke minimarket dan membeli yang tidak akan pernah ia bayangkan sebelumnya. Pasti malu luar biasa.
"Dan lagi, dimana gue bakal dapat seblak jam segini? Juga di kan pms mana boleh makan es krim"
"Gue gamau tau, dia kalo lagi pms ini lebih menakutkan daripada biasanya"
"Menakutkan kenapa?"
"Cerewet, dan suka banget ngomong-ngomong sendiri. Bikin merinding tau nggak pas denger dia banyak ngomong kayak gitu"
Mereka berdua terlihat bergeridik ngeri membayangkan hal itu. Memang Zivanna yang pendiam lebih baik daripada dia yang cerewet dan bawel.
"Tapi ini udah malam..... ngantuk....."
"Gapapa sih kalo lo gamau, biar gue hubungin Yuta aja deh"
"Gue berangkat....."
Hyerin terkekeh saat melihat Arka langsung pergi begitu saja saat mendengar nama Yuta. Dia dan Kenzie lalu kembali ke dalam kamar masing-masing. Hyerin sampai terkaget-kaget, Zivanna sudah dalam posisi terlentang dan terus menatap kosong ke arah langit-langit kamar.
'kurasa ini yang paling menakutkan di antara yang lain'- batin Hyerin
Sementara itu, Arka teris saja bolak-balik di jalan menuju minimarket. Dia bingung, antara mau beli atau tidak. Dari kejauhan minimarket itu terlihat masih sangat ramai bahkan saat sudah sangat malam seperti ini.
"Beli nggak ya? Malu anjir....", Gumamnya sambil terus melihat minimarket berharap tempat itu segera kosong. Arka yang sudah frustasi lalu ia mempercepat langkahnya menuju minimarket yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah mereka.
Arka langsung berjalan ke section barang yang akan ia beli. Menyebut namanya sudah menggelikan apalagi membeli nya sendiri kata Arka. Arka antara ingin mengambil atau tidak, hatunya ragu tapi Zivanna lebih penting daripada rasa maluya.
Sekarang keraguan dan kebingungan nya semakin bertambah saat sudah sampai di section itu. Banyak sekali jenis nya disana. Ia kebingungan yang mana sering Zivanna pakai.
"Aishhh.....", arka mengambil satu persatu produk ke dalam keranjang yang sudah ia ambil di awal masuk tadi. Dia lalu berjalna ke section obat untuk mencari pereda nyeri. Obat itu juga banyak bahkan ada yang berbentuk seperti hotpack. Arka tidak peduli, dia lalu memilih satu-satunya persatu lagi produk ibat itu sama seperti yang ia lakukan di section 'barang' tadi.
Dan terakhir menuju section cemilan. Kali ini dia memilih makanan manis dan pedas karena Zivanna tidak suka makanan asam. Untuk section minuman ia beli apa yang di perbolehkan minum saat pms. Dan utnuk es krim dia tidka membelikannya, takut sakit perut kekasihnya itu semakin bertambah.
Saat dikasir, entah ini kebetulan atau tidak. Didalan minimarket itu hanya ada beberapa gadis dan sang penjaga kasir pun juga seorang gadis seusia dengan arka dan temannya yang lain.
Gadis-gadis itu terlihat kegirangan, bahkan sang penjaga kasir tidak pernah melunturkan senyum saat menscan barang-barang tadi.
"Masnya sangat perhatian ya...", Ujar sang penjaga kasir. Arka yang terlalu malu menjawab hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum paksa.
"Totalnya 800 ribu....", Arka langsung mengeluarkan kartu debit yang sengaja dibuat Zivanna untuk mereka berempat. Di dalam nya ada uang yang sudah dibagi rata hasil dari jualan kue mereka tentunya. Setelah mengucapkan terimakasih, arka langsung pergi dari sana. Ia langsung menuju ke rumah tak peduli dengan pasanan Zivanna tentang seblak dan es krim. Tentunya ia tidak akan membelikan nya karena itu sangat tidak baik untuk nya yang sedang pms seperti itu.
Sepanjang perjalanan pulang lelaki berambut biru itu terus bersenandung, katanya biar nggak terlalu bosan. Di jam-jam seperti ini, jalanan memang sudah sepi hanya terdengar gonggongan anjing salah satu pemilik rumah di gang itu. Btw, Arka itu penakut. seharusnya tadi ia mengajak kenzie biar nggak sendirian dan merinding seperti ini.
Di kepalanya terus menayangkan berbagai macam scene menyeramkan dari hantu-hantu yang mungkin ingin membuatnya pingsan di tempat. Beberapa kali Arka memukul kepalanya agar otak nya berhenti berpikir seperti itu tapi bukan nya berhenti otaknya malah terus-menerus menayangkan nya.
Arka terlonjak kaget saat sebuah tangan menyentuh bahu kanannya. Nafasnya memburu karena takut kalau-kalau itu hantu.
"Yakk! Don't ever scared me like that!!!", Teriak arka padanya.
"Makanya jangan ngelamun", ucapnya santai.
"Kok ada diluar katanya sakit perut", Zivanna mengangkat kantong plastik yang ia pegang. Sebagai jawaban dari pertanyaan Arka.
"Apa itu?"
"Seblak and es krim"
"Loh kok makan gituan, kan katanya sakit perut nanti sakit nya nambah lohh", kesal arka pada gadis di sebelahnya. Kekesalan nya bertambah saat zivanna sama sekali tidak menghiraukan nya.
"Gaboleh larang-larang!", Ancam zivanna. Dia tidak suka di atur atau dilarang saat menginginkan sesuatu. Dia harus mendapatkan apa yang dia mau, bagaimana pun caranya.
"Kan pms Zi. Nanti klo udah baru boleh makan seblak sepuas nya", bujuk Arka dengan lembut. Zivanna klo berhubungan dengan cabai dia tidak akan mau melepasnya. Bahkan sampai dokter sudah mengatakan bahwa dia tidak boleh makan yang pedas-pedas.