Arka menatap Zivanna yang terlihat merenung. Seperti nya gadis itu masih sangat kesal.
"Berhenti kesal dengannya, lo tau kan ada pepatah yang bilang kalau kesal bisa berubah jadi cinta. Lo juga pasti tau, karena sering membaca novel dengan alur yang sama kan"
"Haishh...kau pikir kisah cinta itu seindah di novel? Jangan terlalu banyak berkhayal tentang hal itu"
"Yasudah kalau begitu maafkan saja"
"Sudah ku maafkan, tapi bagaimana dengan novel terbaru ku kau tau kan itu edisi terbatas"
"Aishh, lo masih bisa beli yang lain kan. ayo pulang, kita sudah banyak pesanan kue hari ini", ucap Arka sambil menunjukkan layar ponselnya pada Zivanna yang berisi daftar-daftar orang yang memesan kue.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Hari berganti hari, dan bulan berganti menjadi bulan. Tak terasa kalau mereka berempat sudah berada di kelas tiga. Dan naik kelas dengan nilai terbaik dan semua itu berkat Kenzie. Mereka semua merayakan kenaikan kelas dengan pergi ke bioskop, memilih menonton fil horor dan berakhir dengan Arka dan kenzie yang lari dari ruang bioskop, lalu Hyerin yang tiba-tiba pingsan.
"Sudah ku bilang kalau tidak berani jangan nonton"
"Iya gua kan cuman ngikut mereka aja"
Mereka sekarang berada di cafe dekat bioskop tadi. Seperti nya bayang-bayang film horor tadi masih terlintas di otak mereka yang mengakibatkan mereka masih ber gemetar ketakutan.
Sekarang kehidupan mereka sudah berkecukupan, bisnis kue mereka juga sudah berkembang dengan sangat baik. Bahkan mereka juga sudah bisa menyekolahkan Rifky di sekolah dasar terbaik dan berharap adik kecil mereka bisa sekolah dengan baik dan mendapat teman seperti mereka.
Zivanna, Kenzie dan Hyerin memutuskan untuk meninggalkan kegelapan mereka dengan pergi dari rumah dan menetap di rumah Arka. Tidak ada satupun orang tua mereka yang peduli terhadap keputusan yang mereka buat, dan mereka cukup senang dengan itu. Sekarang mereka bahkan sudah membeli sebuah rumah yang cukup untuk ditinggali ber empat.
Rumah minimalis dengan desain yang sederhana, memiliki perapian di dalamnya seperti rumah jaman dulu, ruang tamu yang luas, dapur yang lumayan, dua kamar mandi dan lima kamar tidur. Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa masa depan yang selalu mereka katakan suram akan menjadi seindah ini. Bahkan Hyerin juga sudah mulai membuka channel youtubenya, menjadi konten creator seperti cita-cita waktu itu. Kenzie juga sudah mengambil les fotografi untuk mewujudkan cita-cita menjadi fotografer. Sementara Arka dan Zivanna memilih fokus dengan bisnis kue mereka.
"Gaboleh minum es, lo kan lagi pms", tegur Arka pada Zivanna yang terlihat ingin meminum milkshake vanillanya.
"Terserahh", Ujar Zivanna yang memilih untuk mengalah. Akhir-akhir Arka jadi sangat overprotektif pada nya atau ini hanya perasaan nya saja.
Contohnya saja saat Zivanna pergi keluar rumah tanpa jaket padahal cuaca diluar sedang dingin-dingin nya, dan saat pulang ia akan di omeli habis-habisan oleh Arka. Lalu saat ia sedang berjalan sambil membaca buku di lorong sekolah, maka Arka akan langsung menegurnya. Entah ini hanya perasaan Zivanna saja ataukah memang benar seperti itu. Tapi Zivanna selalu saja menghiraukan itu dan menganggap itu hanyalah sebatas perhatian sahabat.
"Oh ya Zi, gimana Yuta? Gue liat dia masih aja suka nggangguin lo"
"Anak itu memang memiliki kelainan mungkin dia agak gila"
"Lo nggak ada curiga gitu?"
"Curiga? Emang dia nyuri sesuatu?"
"Bukan itu oon. Itu kali aja dia suka sama lo", Zivana tersedak minuman nya sendiri saat mendengar kata suka dari mulut Hyerin.
"How dare you to talk like that"
"Ya, liat aja dia. Dari semua cewek yang ngagumin dia cuman lo doang yang mau dia ngganggu, pasti dia punya rasa sama lo"
"Jangan ngomong yang aneh-aneh , rin. Udah abisin aja minuman kamu"
"Hei, Gimana kalo kita taruhan", ucap hyerin pada kedua sahabat lelakinya
"Taruhan apa?"
"Kalau Yuta emang bener suka sana Zivanna, gue bakal nyatain perasaan ke orang gua suka selama ini", Mata mereka membesar saat Hyerin berbicara seperti itu.
"Maksudmu kau suka sama seseorang tapi nggak bilang ke aku?", Sewot Zivanna yang tak terima dengan kenyataan itu.
"Dan jika lelaki itu tidak memiliki perasaan apapun, aku yang akan mengutarakan perasaan ku pada seseorang yang selama ini aku suka", Ucap Arka tiba-tiba dan mengundang seluruh perhatian sahabat nya.
"Apa-apaan ini?! Kenapa semua orang tiba-tiba jadi seperti ini? Kau, apa kau juga punya gebetan?", Tanya Zivanna yang merasa bingung dengan semua ini. Zivanna merasa kalau pembicaraan ini akan mengarah pada sesuatu yang salah, apalagi tatapan Hyerin dan Arka yang seperti tersirat sesuatu didalamnya.
"Baiklah ayo pulang, kasian bibi Seom pasti beliau kelelahan mengurus Rifky"
***
"Zi, lo suka sama Arka?", Pertanyaan Hyerin yabg tiba-tiba membuat Zivanna yang sedang menonton tv menoleh ke arahnya.
"Apa maksudmu?"
"Kau pasti mengerti, jawab saja"
"Aku menganggap kalian semua itu keluarga, kenapa aku harus jatuh cinta pada keluarga ku sendiri?"
"Tapi jika aku jatuh cinta padanya, bagaimana?"
"Maksud mu kau suka pada Arka?", Hyerin mengangguk sebagai jawaban. Perasaan itu tumbuh sendirinya sama seperti yang di alami Arka. Dia tidak bisa memungkiri kalau dirinya sudah jatuh terlalu dalan pada pesona lelaki ceroboh itu.
Sekarang Zivanna tau siapa sosok yang selalu membuat sahabatnya ini selalu berusaha keras untuk jadi yang terbaik dan bisa berdiri sejajar di sampingnya. Dan sekarang hanya tinggal Arka, siapakah yang disukai lelaki itu. Zivanna tidak mau hal yang sama terulang kembali dalan kehidupan nya. Dimana cinta telah mengambil alih seluruh dunianya dan mengubah nya menjadi kegelapan.
Akan jadi masalah besar kalau Arka sampai menyukai orang lain dan bukannya Hyerin.
Sementara itu di tempat lain, Arka terlihat gelisah dan terus mengusak wajahnya dengan kasar. Helaan nafas juga terdengar berkali-kali dari hidung mancungnya.
"Bodoh sekali lo Arka. Kenapa coba lo harus kayak gitu tadi?!!"
"Soal apa? Soal taruhan di cafe tadi?", Tanya Kenzie yang geram dengan tingkah sahabatnya yang sedari tadi hanya mengeluh saja.
"Iya!! Harusnya gue nggak kepancing sama omongannya tadi"
"Emang kenapa sih? Apa bakalan jadi masalah besar kalau kami tau siapa yang kamu suka"
"Iya, bahkan masalah yang sangat besar!!"
"Kamu suka Zivanna kan?", Arka menoleh ke arah Kenzie dengan raut wajah terkejut nya. Bagaimana sahabat nya ini bisa tahu tentang hal itu.
"Laptop, ponsel, bahkan di salah satu buku pelajaran mu terdapat foto milik Zivanna. Kau terlihat seperti pedofil tau"
"Kapan? Kapan kau tau soal ini?"
"Sudah lama", Arka semakin terlihat frustasi. Dia berharap ingin menghilang saja saat ini.