Ketika waktu hendak periksa kehamilan suaminya belum datang juga dari Jakarta tetapi Sekar tetap menunggu suaminya datang, Tidak lama kemudian datang menggunakan taxi dan Sekar bertanya, "Mas, mobilnya mana ?," "Di bengkel, Ma, tadi itu kenapa aku lama sampai disini karena mobilku mogok, seharusnya aku sudah sampai pukul 04.30 WIB." Dan jawaban Sekar hanya mengangguk, lalu dengan rasa penuh rindu suaminya menciumi dan memeluknya sepertinya tidak mau dilepaskan. Sekar mengatakan, "Mas hari ini jadwalku periksa ke dokter." Dan lalu suaminya menjawab, "Ya Ma, aku ingat itu, nanti aku antar, temanin aku dulu, aku sudah rindu sekali sama kamu." Lalu Sekar temanin suaminya dan dia meletakan kepalanya di pangkuan, Sekar pijat bahu dan kepalanya karena lelah mengendarai mobil semalaman dari Jakarta.
Dan suami Sekar tertidur di pangkuan, Sekar memperhatikan keadaan suaminya yang letih tapi rindu ingin bertemu dengan istrinya. Kemudian Sekar letakkan kepala suaminya di bantal dengan pelan-pelan sekali agar dia tidak terbangun. Sesudah itu Sekar menggeser tubuh Sekar perlahan-lahan, agar suaminya tidak terbangun, karena Sekar kasihan melihatnya kemudian Sekar pergi dari kamar untuk memasak sarapan pagi. Ketika sarapan pagi telah siap, maka Sekar memanggil semuanya untuk sarapan termasuk si mbok, dan Sekar masuk kamar untuk membangunkan suaminya ternyata telah bangun duduk disamping tempat tidur, rupanya belum terlalu sadar dari tidurnya, kemudian berdiri dan bangun seraya tangannya memeluk pinggangnya, lalu mereka menuju ruang makan yang semuanya telah menunggu hendak sarapan pagi, kedua adiknya melihat suaminya lalu mereka serempak memberi salam, suaminya hanya mengangguk tersenyum, lalu Johannes mulai mengajak mereka berdoa untuk makan.
Setelah sarapan pagi selesai mereka masing-masing bergegas hendak pergi kekantor, kecuali sebelum ke kantor Sekar hendak ke rumah sakit dahulu untuk periksa kandungan, dan Sekar akan meminta obat vitamin dan penguat kandungan yang bagus, karena mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi jika hamil mempunyai resiko tinggi, jadi Sekar harus periksa ke dokter tidak berani ke bidan Sekar takut mengambil resiko itu. Setiba di rumah sakit Sekar menunggu sebentar karena dokter sedang memeriksa pasien, ketika pasien tersebut sudah keluar lalu perawat, memanggilnya untuk masuk kedalam, ketika mereka sudah didalam, Sekar disuruh berbaring hendak diperiksa, dan dokter menanyakan, "Suaminya, ikut ya bu," Dan Sekar jawab, "Ya Dok, baru sampai tadi subuh dari Jakarta." "Oh, masih lelah rupanya, tetapi demi istri tercinta sampai disini," kata dokter. Menurut dokter, kandungannya baru 6 minggu dan Sekar harus hati-hati menjaga kandungan yaitu tidak boleh lelah juga tidak boleh stres dan semua yang dikatakan dokter itu di hadapan suaminya, dan suaminya hanya mengangguk saja, maklum Johannes belum pernah punya anak jadi kurang mengerti.
Sesudah pulang dari dokter, suaminya tidak mengizinkan Sekar untuk bekerja apa saja, apa lagi mengerjakan pekerjaan rumah tangga, juga tidak boleh mengendarai mobil sendiri karena resiko tinggi dan di rumah suaminya tidak tenang, kemudian Johannes beranjak mau pergi dan mengatakan padanya, "Ma, aku pinjam mobil dulu ya, aku mau ke desa." Dan kemudian Sekar menjawab, "Ini kuncinya Mas, tapi jangan lama-lama ya." Kemudian suaminya menjawab, "Iya, sayang, aku tidak lama-lama, cuma sebentar saja." Dan suaminya mengeluarkan mobil, lalu berlalu.
Ketika hari menjelang senja, barulah suaminya datang dengan membawa dua orang yang Sekar tidak kenal, satu permepuan paruh baya dan satu lagi laki-laki masih muda seumuran suami. Lalu suaminya mengatakan, "Ma, ini mbak Irah, untuk bantu-bantu si mbok didapur, tetapi sekarang tugas si mbok hanya mengasuh Chandra saja, tidak didapur dan mbak ini, tugasnya membersihkan rumah, mengurus dapur dan memasak, kalau mencuci pakaian bisa siapa saja." Lalu lanjutnya, "Kalau dia ini Yudi, bekerja jadi sopir kamu selama aku di Jakarta, dan ingat kamu tidak boleh bawa mobil sendiri harus pakai sopir." Ini semua membuatnya terkejut sebegitu repotnya Johannes sehingga mencari asisten rumah tangga lagi dan sopir pribadi.
Ketika didalam kamar suaminya sangat mesra sekali, tapi ada perkataanya yang mengatakan, "Ma, jangan takut, mbak Irah dan Yudi itu tanggung jawab aku, bukan tanggung jawab kamu Ma." Kemudian Sekar menjawab, "Iya, Mas, aku tahu itu." Dan hari-hari sangat bahagia bila suami ada disampingnya, dan yang paling Sekar sedihkan apabila suaminya akan kembali ke Jakarta, Sekar pikir, resiko berumah tangga bila istri bekerja dan suami bekerja, dan masing-masing mempunyai jabatan penting, tetapi di lain daerah atau kota seperti Sekar, dan suaminya bekerja di Jakarta sedangkan Sekar bekerja di daerah.
Dan biasa, tiba saatnya suaminya harus kembali ke Jakarta untuk bekerja, dan Sekar lepas suaminya dengan perasaan berat tapi bahagia. Hari itu, Sekar berangkat kerja dengan di sopiri Yudi, Sekar hanya duduk manis dibangku belakang, kemudian sesampainya di kantor seperti biasa Sekar mengerjakan rutinitas pekerjaan yang biasa dari mulai pagi hari sampai sore hari, ketika sore hari hendak pulang dan Sekar sudah bersiap-siap, suamimya video call dia ingin tahu keadaannya, apakah Sekar masih di kantor atau sudah pulang, dan itu dilakukan selama dia tidak ada di sampingnya.
Dan sekarang, Sekar tidak terlalu letih dan mengenai pekerjaan, karena sudah biasa dan menyenangi pekerjaan, Sekar tidak merasa keberatan dengan pekerjaan, tetapi bila sampai rumah Sekar jadi tidak bekerja apapun karena semuanya sudah dikerjakan oleh mbak Irah asisten rumah tangga yang baru. Dan si mbok sekarang tiap pagi mengantar Chandra masuk sekolah Taman Kanak-kanak, apapun kegiatan sekolahl Chandra walaupun si mbok yang antar dan urus tetap saja Sekar harus tahu dan ikut campur dalam hal apapun, tidak Sekar lepas begitu saja ke si mbok, seperti ketika mamanya mengajari Sekar dulu waktu masih kecil. Ketika makan malam, bersama kedua adiknya, si mbok, mbak Irah dan Yudi Sekar mulai menyelidiki kedua adiknya, sesudah makan malam selesai, apakah mereka sudah punya kekasih dan Sekar bertanya pada Sonya dan Maria, "Bagaimana, pekerjaan nyaman atau tidak, karena kalian sudah dilepas oleh Mas Johannes." Jawab mereka, "Nyaman kak, cuma sekarang ini kami berdua ada yang suka, sudah ada yang mulai mendekati kami, cuma kami masih berpikir, karena kami masih baru disini. dan baru bekerja pula." "Oh, ya sudah, kalau begitu, kalian baik-baik saja bekerja," kata Sekar.
Dan ketika Sekar hendak tidur, tiba-tiba handphonenya berdering dan dilihat suaminya yang menelepon lalu di angkat dan dijawab, "Hallo Mas, apa kabar ?." Dan di jawab, "Ma, aku disini kurang enak badan, sepertinya aku sakit tapi aku tidak mengerti kenapa aku sakit, sebab aku sangat menjaga kesehatan terus akhir-akhir ini aku seperti orang mabuk rasanya mual mau muntah, dan selalu ingin makan yang pedas sekali dan asam seperti rujak dan sejenisnya, itu makanan yang tidak pernah aku makan selama ini, dan aku sudah pergi ke dokter dan dokter mengatakan bahwa aku tidak sakit Ma." Lanjut suaminya, "Jadi, aku sakit apa Ma, aku bingung, tetapi banyak teman-temanku di kantor mengatakan katanya aku ngidam, mereka bilang pasti istri kamu sedang hamil begitu katanya Ma." Dan Sekar menjawab, "Yang di katakan teman-temanmu di kantor itu benar, bahwa Mas itu sedang ngidam."