Chereads / BALAS DENDAM MANTAN ISTRI / Chapter 20 - Pindah Kembali ke Jakarta

Chapter 20 - Pindah Kembali ke Jakarta

Sesudah mereka kembali lagi ke rumah, dan yang menjadi pikiran, adalah mereka harus pindah kembali ke Jakarta, padahal mereka sudah sangat betah disini.

Dan keputusan pindah ke Jakarta tidak bisa mereka ambil keputusan sendiri, terutama Sekar harus konsultasi dahulu dengan atasannya, kemudian dengan kedua adiknya.

Pada malam itu, ketika kedua adiknya sedang nonton televisi dan Papanya sedang bermain catur dengan suaminya, lalu Sekar memanggil mereka untuk kumpul di ruang makan,

dan ketika semuanya sudah kumpul, lalu mereka mulai membuka pembicaraan yaitu, "Begini. ., kakak mau bicara penting, mungkin kalian sudah dengar yaitu wacana kakak untuk pindah kembali ke Jakarta, karena Mas Johannes mu ini ingin kita kumpul di Jakarta."

"Dan di Jakarta Mas . . mu ini telah membuatkan rumah tinggal untuk kita bersama, tidak ngontrak, bagaimana pendapat kalian ?, setuju atau tidak."

Dan lalu kedua adiknya menjawab, "Kami terserah, yang penting kami ikut kakak saja, tetapi kak dan mas, bagaimana dengan pekerjaan kita disini dan disana nanti."

Lalu suaminya menjawab, "Kalau masalah pekerjaan, itu nanti mas carikan di Jakarta, dan kamu Maria. disini masih jadi guru honorer ya."

Lalu Maria mengatakan, "Iya, mas aku masih jadi guru honorer."

"Tapi di Jakarta nanti apa mau kamu mengajar di sekolah swasta, Mas bisa masukkan jadi guru disana," kata suaminya.

Lalu jawab Maria, "Mau mas, aku mau mengajar di sekolah swasta."

"Kalau begitu persoalannya sudah beres,"

kata suaminya.

Dan mengenai Sonya kata suaminya, "Sonya . ., kamu di Jakarta nanti mas yang carikan pekerjaan."

Sonya kemudian mengiyakan, "Ya Mas . ., saya terserah Mas .saja."

"Kalau begitu, sekarang persoalan semua sudah beres, tinggal kamu saja Ma, yang belum beres," katanya.

Sekar memberi penjelasan, "Iya, Mas . ., ini juga sedang di urus surat kepindahanku dan surat pengunduran diriku sedang berjalan ke Jakarta, bila sudah di setujui oleh kantor pusat Jakarta, pasti aku akan bilang padamu Mas."

"Iya . ., aku sabar menunggu surat persetujuan pengunduran diri dan kepindahan kamu Ma . .," ujarnya.

Setelah percakapan tadi, Papanya memberitahu, "Sekar, kamu harus ikuti keinginan suamimu, karena dia suami yang bertanggung jawab."

"Iya, Pa," jawab Sekar.

Lalu Papanya melanjutkan dengan suara lirih mengatakan, "Sekar, kamu tahu sekarang kabar si Herman."

Dan Sekar menjawab, "Tidak, memang sekarang dia sudah bagaimana, apa sekarang dia sudah mempunyai istri." Kemudian Papanya menceritakan,

"Sekarang, masih jomblo belum menikah, ketemu Papa dia mencium tangan terus bercerita keadaannya, dan menanyakan kamu, tapi Papa katakan tidak tahu kamu dimana sekarang."

Sekar senang dengan keterangan Papanya, "Baguslah . ., Pa. ., jangan sampai tahu aku ada dimana dan aku nanti jadi tidak enak dengan mas Johannes kalau dia melihat aku, nanti datang kesini, nanti saja kalau aku sudah jadi pindah kembali ke Jakarta, itu juga kalau aku bertemu dengan dia."

Tidak lama kemudian suaminya datang dan duduk disampingnya dan bertanya, "Ada percakapan seru Pa . ., apa aku mengganggu." Sekar menjawab dengan cepat, "Tidak, ada yang penting mas."

"Oh, begitu, aku takut mengganggu percakapan penting."

Dan lanjutnya, "Pa, bagaimana menurut Papa benar atau tidak aku membawa Sekar, untuk pindah tugas dan kembali ke Jakarta."

Kemudian Papanya menjawab, "Benar itu, kalau suami bertanggung jawab pada istrinya memang harus begitu dan tidak jadi benalu dalam rumah tangga."

Kemudian, karena mengantuk Sekar masuk kedalam kamar dan langsung tertidur, dan ketika Sekar bangun pagi hari, dan suaminya mungkin sudah bangun terlebih dahulu, Sekar tidak melihat di teras depan dan halaman belakang, lalu Sekar bertanya pada si mbok, karena kedua anaknya tidak ada, lalu jawab si mbok,

"Bapak, ya bu, tadi anak-anak dibawa jalan, katanya ibu masih tidur dan mungkin sebentar lagi bapak, sudah pulang, dan tidak lama kemudian terlihat mereka pulang termasuk papa dan kedua adiknya, karena suaminya telah membelikan jajanan pasar dan nasi pecal maka Sekar langsung siapkan untuk sarapan pagi.

Sesudah semuanya sarapan pagi lalu mereka pergi mandi untuk menyegarkan diri, termasuk kedua anaknya dimandikan oleh si mbok, karena mereka keliling desa dengan berjalan kaki.

Sesudah dimandikan Olivia menangis karena mengantuk ingin tidur, lalu suaminya datang dan menggendongnya, ketika di gendong suaminya, Olivia tertidur dalam pelukannya dan Johannes pun tertidur sambil memeluk Olivia.

Seperti biasa pagi itu suaminya akan kembali ke Jakarta dan Papanya Sekar ikut pulang ke Jakarta, karena khawatir keadaan Mamanya Sekar yang sering kambuh penyakitnya yaitu marah-marah kepada anak-anaknya, Papanya Sekar itu dapat kabar dari adiknya Sekar yang paling kecil Banyu, karena hanya dia yang masih tinggal dengan kedua orang tuanya Sekar, sedangkan Arum sudah pergi ikut suaminya ke Australia dan Gendis ikut suaminya tetapi tempat tinggalnya hanya beda beberapa rumah saja dari rumah kedua orang tuanya, dan dia yang selalu bertahan menghadapi kemarahan Mamanya dan amukannya, karena Gendis . . adiknya Sekar ini orangnya sabar dan pendiam.

Sesudah Johannes kembali ke Jakarta, pagi itu, Sekar kembali kepada rutinitas sehari-hari karena hari ini adalah hari kerja, maka pagi ini, Sekar bersiap akan pergi ke kantor, setelah membuat makanan untuk kedua anaknya, lalu Sekar langsung berangkat kerja diantar Yudi sopirnya, tetapi ditengah perjalanan Yudi menanyakan pada Sekar lagi, "Bu, nanti saya ikut ibu ke Jakarta, yang saya pikirkan anak dan istri saya disini bagaimana."

Lalu Sekar mengatakan, "Kalau anak dan istrimu mau ikut, bawa saja, karena disana juga ada kamar masing-masing, karena disana kamarnya banyak."

Ketika sudah sampai kantor, dan tidak lama kemudian atasannya datang dengan seseorang yang Sekar kenal di kantor pusat Jakarta yaitu Rudy kekasihnya Hanum dan lalu mereka saling berjabat tangan, kemudian atasannya mengatakan, "Bahwa pengunduran diri kamu dan kepindahan kembali ke Jakarta telah di setujui kantor pusat Jakarta, cuma nanti disana kamu hanya jadi kepala divisi marketing saja."

Dan Sekar mengiyakan, "Tidak apa-apa, karena ini semua kehendak suamiku

dan suamiku sudah menjamin semuanya, bukan seperti mantan suamiku si Martin dahulu." dan atasannya mengangguk karena sangat mengenal Martin.

Dan sebagai kepala cabang disini menggantikan Sekar adalah Rudy, lalu Sekar mengumpulkan teman-teman kerja di aula kantor untuk memperkenalkan kepala cabang yang baru.

Kemudian Sekar menyelesaikan tugas terakhirnya dan semua laporan yang sudah Sekar tanda tangani di kantor cabang daerah tersebut, dan kemudian melakukan serah terima jabatan di hadapan atasannya, sesudah semua, Sekar serah terimakan lalu Sekar pulang dan menelpon suamimya, bahwa surat pengunduran diri dan kepindahan kembali ke Jakarta sudah disetujui kantor pusat Jakarta, dan penggantinya sudah datang juga Sekar sudah serah terima jabatan, jadi Sekar tinggal menunggu waktu untuk pindah, dan menjual rumahnya kembali kepada David.

Keesokan harinya suaminya datang untuk menjemput mereka semua kembali ke Jakarta, dan mengenai perlengkapan rumah tangga itu semua tanggung jawab Johannes, mereka ke Jakarta hanya membawa pakaian saja, memang suaminya itu orang yang sangat baik dan pengertian tidak mau merepotkan istrinya.

Dan ditengah perjalanan mereka semua istirahat untuk makan siang dan menghilangkan lelah karena perjalanan ke Jakarta . . . masih sangat jauh, sesudah lelah mereka hilang, lalu mereka melanjutkan kembali perjalanan ke Jakarta dan mereka sampai di Jakarta ketika hari sudah sore.

Dan suaminya, menunjukkan jalan menuju rumah mereka, yang akan mereka tempati selamanya di Jakarta, Sekar sangat bahagia mempunyai suami yang bertanggung jawab pada keluarga.