Selama kehamilan Sekar bersyukur, karena selalu sehat tidak pernah sakit juga tidak ngidam karena yang ngidam adalah suaminya, Sekar sangat kasihan pada suaminya, tidak tega melihatnya ngidam yang payah sekali, ketika Sekar sedang di kantor tiba-tiba handphonenya berdering dan dilihat ada nomor yang tidak dikenal masuk Sekar ragu mau mengangkatnya tetapi handphonenya terus berdering tidak berhenti dan terpaksa diangkat ternyata dari rumah sakit di Jakarta, yang mengatakan bahwa suaminya sedang di rawat, dan sudah beberapa hari katanya dia selalu memanggil namanya, dan Sekar kemudian memanggil Yudi sopirnya untuk membawanya ke Jakarta, tetapi Sekar harus pulang dahulu, karena kasihan anaknya Chandra dan kedua adiknya harus diberitahu, Sekar akan pergi beberapa hari ke Jakarta, ketika Sekar sudah sampai rumah dilihatnya David sudah menunggunya, lalu dia segera mengajaknya ke Jakarta untuk menjenguk Johannes suaminya, Sekar mengiyakan dan segera berkemas untuk ke Jakarta, tetapi David terkejut melihat Sekar sedang hamil tetapi tidak seperti hamil karena gerakannya sangat gesit dan jalan cepat, lalu dia bertanya, "Sekar, kamu sedang hamil berapa bulan ?." Lalu dijawab, "empat bulan masuk lima bulan Mas, memang ada apa." Itu lho, kamu gerakannya jangan terlalu gesit dan jalan jangan terlalu cepat hati-hati dengan kehamilanmu." katanya. "Baik Mas, tapi aku tidak sadar bergerak dengan jalan cepat itu sudah kebiasaan, aku tidak biasa bergerak dan berjalan lamban. Lalu David mengatakan, "Kalau sudah selesai berkemas, mari kita segera berangkat." "Ya Mas, sebentar aku pesan-pesan sama orang di rumah," kata Sekar, dan setelah memberi pesan-pesan pada si mbok dan mbak Irah jugakedua adiknya, kemudian Sekar menaiki mobil David, sedangkan sopirnya Sekar Yudi mengikuti dari belakang, Sekar juga bawa mobil sendiri maksudnya adalah bila nanti kembali ke rumah tidak menyusahkan David, karena sudah bawa kendaraan sendiri.
Sesampainya di Jakarta Sekar langsung ke rumah sakit tidak mampir dulu ke rumah David, karena cemas akan keadaan suaminya. Dan langsung, menemui suaminya di rumah sakit, yang keadaannya sangat parah dia terkena penyakit asam lambung akut, yang menurut teman-teman kantornya, "Pak Johannes, setiap hari hanya makan rujak pedas dan tidak mau makan nasi." Itu membuat Sekar terkejut karena suaminya tidak suka makan pedas, Sekar hanya terdiam mendengar cerita teman-taman kantor suaminya.
Keesokan harinya, Sekar mendatangi kantor pusat tempatnya bekerja sebelum di pindahkan ke daerah untuk mengajukan cuti mendadak karena suaminya sakit, sesudah mendapat izin cuti Sekar kembali ke rumah sakit untuk mengurus suaminya, setelah beberapa hari di rawat, suaminya berangsur pulih dan ketika sudah benar-benar sembuh, suaminya minta pulang ke rumah lalu Sekar antar ke rumah David, sesudah sampai di rumah David, Sekar berbincang-bincang dengan istri David yang memang sudah lama tidak bertemu, setelah itu Sekar pamit untuk pulang kembali ke daerah karena, masa cutinya sudah habis.
Tidak tahunya suaminya, keluar dari kamar sudah membawa tas pakaian, katanya mau ikut dengannya kembali ke daerah, Sekar terkejut, suaminya seperti anak kecil saja. Kemudian, David dan istri, mengizinkan suaminya ikut pulang dengannya, dan mengenai izin tidak masuk kerja karena sakit, nanti David yang urus, karena David adalah atasannya, tetapi tidak satu kantor hanya satu Departemen.
Kemudian sesudah siap semuanya Sekar langsung pamit pulang dengan membawa suaminya pulang. Setibanya di rumah hari menjelang pagi, langsung Sekar membawa suaminya ke kamar tidur untuk istirahat, karena belum sehat benar, dan ketika suaminya sudah tertidur, lalu Sekar ke dapur memerintahkan kepada asisten rumah tangga mbak Irah, agar membuatkan bubur untuk suaminya, lalu Sekar bersiap untuk berangkat ke kantor yang hampir satu minggu ditinggalkan, ketika suaminya sudah benar-benar pulih maka Sekar izinkan untuk kembali ke Jakarta lagi dan kembali bekerja.
Beberapa bulan kemudian, perutnya sudah
sangat besar dan sudah sangat sulit untuk bergerak, karena usia kehamilannya sudah memasuki tri semester ketiga, tidak berapa lama lagi akan segera melahirkan, di kehamilan ini Sekar tidak mau melakukan ultrasonografi untuk mengetahui jenis kelamin anaknya, karena suaminya tidak mengizinkan, katanya surprise saja, biar tahu kalau sudah lahir saja.
Malam itu, Sekar sedang menunggu suaminya datang dari Jakarta, dan anaknya yang berada dalam perut selalu bergerak seperti sedang bermain bola, Sekar mengelus perut dan mengatakan, "Sayang, kamu lahir tunggu ayahmu datang ya," Sekar gelisah tidak bisa tidur sewaktu menunggu suaminya dan kemudian Sekar tertidur di ruang tamu, karena Sekar tidak bisa tidur di kamar udaranya panas sekali. Sekar terkejut ketika, aku bangun pagi Sekar sudah ada di tempat tidur dan disampingnya sudah ada suaminya sedang tidur dengan pulasnya.
Kemudian Sekar bangun perlahan agar tidak mengganggu suaminya, dia terbangun karena tersentuh kakinya lalu Johannes meraih tangannya dan langsung memeluk dan menciumi, kemudian Sekar katakan, "Bangun Mas, sarapan pagi dulu nanti lanjut tidurnya." Tetapi suaminya tidak mau bangun lalu menaruh kepalanya di pangkuannya, seperti biasa kepalanya minta dipijat olehnya, ketika Sekar sedang memijat tiba-tiba perutnya mulas, mulasnya tidak mau berhenti, langsung Sekar katakan pada suaminya, "Mas, ayo kita pergi ke dokter sepertinya aku mau melahirkan ini sudah sakit sekali." Ketika Sekar keluar kamar, si mbok mengatakan, "Bu, sarapan dulu sedikit biar ada tenaga untuk melahirkan, sesudah sarapan ini minum." Dan Sekar bertanya, "Ini apa mbok." Lalu si mbok menjawab, "Ini telur ayam kampung, madu dan minyak kelapa mbok yang buat sendiri, biar nanti ibu melahirkannya mudah." "Oh, begitu terima kasih mbok," katanya. Sesudah sarapan dan minum jamu dari si mbok tadi, Sekar lalu bergegas kembali ke kamar untuk mengambil tas yang berisi perlengkapan bayi dan pakaian dan kain untuk melahirkan. Suaminya sudah pucat dan bingung terlihat di wajahnya karena baru kali ini menghadapi orang yang akan melahirkan apalagi ini istrinya sendiri dan merasa sangat khawatir sekali sambil sesekali berkata kepada sopir untuk jalan agak lebih cepat, "Yudi, cepat jangan lambat, aku takut istriku melahirkan di mobil." Yudi pun menjawab, "Tenang Pak, pasti sampai dengan selamat." Ketika sampai di rumah sakit suaminya langsung mengambil kursi roda, Sekar langsung di bopongnya dari mobil lalu di dudukan di kursi roda, kemudian langsung membawanya ke ruang bersalin, tas yang berisi pakaian Sekar dan perlengkapan bayi dibawa oleh Yudi sopir. Sewaktu Sekar di ruang bersalin, suaminya pergi ke loket pendaftaran untuk mengurus administrasi dan langsung membayar biaya administrasi persalinan, dan kemudian dia tergesa-gesa kembali ke ruang bersalin mendampingi Sekar yang hendak melahirkan, setelah beberapa lama Sekar berjuang untuk melahirkan sambil mencengkeram tangan suaminya maka lahirlah malaikat kecilnya seorang bayi perempuan yang sangat mungil dan cantik, setelah diperlihatkan bayinya oleh dokter Sekar bertanya, "Dokter, anakku lengkap." Lalu jawab dokter, "Lengkap bu, cantik sekali dan mungil seperti ibunya." Sesudah bayinya di bersihkan, lalu diberikan kepadanya dan ditaruh diatas dadanya untuk Sekar peluk dan susui, susu pertama yang keluar. Dan suaminya, memberi nama Olivia Johannes, aku senang mendengar nama yang diberikan suamimya untuk malaikat kecilnya.