Hannyo menahan kesakitan itu dan langsung ke permukaan, tapi apa yang terjadi adalah badai itu hilang, cuaca buruk menjadi terang. Hannyo melihat sekitar di laut itu, ia lalu naik ke karang di dekatnya. "(Dia melarikan diri)" Pikirnya, rupanya memang benar, Mazu melarikan diri.
Tak lama kemudian Hannyo naik ke bibir pantai dengan baju yang basah, ia melepas mantelnya dan melemparnya ke bawah, tubuhnya benar benar basah.
Di saat itu juga Kanade dan Mizuki datang. "Mas Hannyo, kau baik baik saja" Tatap Kanade, tapi Kanade terkejut karena melihat kuping kucing yang belum hilang itu dari Hannyo.
Hannyo juga terkejut dan langsung menutupi telinga nya dengan tangan nya. Ia menatap Kanade dengan wajah berpikir.
"Mas Hannyo… Kau… Iblis?" Tanya Kanade.
"Waw… Kakak benar benar seperti iblis sungguhan tadi, aku melihat bayangan kakak yang sangat keren" Tambah Mizuki.
Hannyo terdiam, ia lalu membalikan tubuh dan perlahan membuka tangan nya melepasnya dari kepalanya.
Kanade bisa melihat telinga itu dari dekat. Bentuknya tajam dan melingkar seperti tanduk iblis. Kanade akan menyentuhnya tapi ia tak sampai untuk menggapai Hannyo yang tinggi.
Tapi tiba tiba saja, Hannyo membuka baju kaus putihnya. Di saat itu juga Kanade dan Mizuki terkejut karena di punggung Hannyo mengeluarkan darah terdapat luka seperti sayatan, lebih tepatnya sihir sayatan atau cakaran. Di sana Kanade juga melihat seperti tato hitam berbentuk ukiran kepala kucing yang menyeramkan, tato itu terbelah dan tidak rata karena sayatan yang banyak dan besar itu.
"Kau terluka, biarkan aku mengobatimu" Kanade manarik lengan Hannyo, di saat itu juga Kanade terdiam ketika melihat tubuh Hannyo.
"(Astaga!! Tubuhnya!! Dominan banget, otot perutnya terlihat, tubuhnya memang besar)" kanade menjadi mimisan membuat hannyo terdiam. "Kau berdarah" Tatap Hannyo.
Seketika Kanade menutup hidung nya. "Ini karena kau terlalu Hot…. Ah maksudku, lewat sini, aku akan mengobatimu" Kanade memegang lengan Hannyo dan membawa nya kembali ke rumahnya.
Malamnya, suasana sangat dingin. Mizuki tertidur di pangkuan Kanade yang duduk di depan Hannyo. Hannyo sudah menggunakan outfitnya, ia duduk menatap kanade yang menatap Mizuki.
"Sebelumnya aku penasaran, apa gadis ini adik mu?" Tanya Kanade.
"Dia bukan siapa siapa ku, aku hanya asal membawanya" Balas Hannyo dengan suara dingin nya.
"Tapi bukankah ini penculikan?" Kanade menatap.
Di saat itu juga Hannyo meliriknya dengan aura kesal. "Aku bukan tipe orang seperti itu" Kata Hannyo sambil berdiri.
"Kau akan kemana? Kau masih terluka" Kanade menatap.
"Hanya keluar sebentar" Balas Hannyo, lalu ia berjalan keluar melihat betapa gelapnya lautan yang tenang di warnai warna gelap langit malam. Ia berdiri di ujung jurang itu dan melihat lautan luas dengan banyaknya kabut di sana, dan mengeluarkan rokok lalu menyalakan nya, saat ia menghembuskan napas rokoknya, ia melihat sesuatu tepatnya di antara kabut kabut itu ada yang membuat mata Hannyo melebar tak percaya, ia melihat sebuah pulau misterius yang agak jauh dari pulau yang ia tempati itu.
"(Sejak kapan pulau itu muncul)" Pikirnya, ia lalu semakin melihat dengan tajam. Di penglihatan nya itu, ia bisa melihat bahwa ada banyak siluman berkeliaran di pulau itu, rupanya pulau itu adalah sebuah pulau siluman.
*Pulau siluman adalah tempat dimana berbagai macam mahkluk mengerikan ini tinggal, mereka hidup di pulau itu secara acak dan pulaunya akan muncul secara acak di berbagai tempat di lautan ini. Pulau itu bisa di panggil oleh seseorang untuk menetap di sebuah titik. Dan sekarang pulau itu terlihat dekat di pulau yang di tempati Hannyo saat ini. Di sana Hannyo sudah bisa menebak siapa yang memanggil pulau itu, yakni Mazu, mau apalagi selain menggunakan kekuatan siluman untuk melawan Hannyo karena saat itu melarikan diri dari Hannyo, ia pasti sudah berpikir bahwa Hannyo akan menang jika dia tidak menggunakan banyak kekuatan siluman, dan pulau siluman itu pasti diketahui oleh Kanade, karena ia pernah terjebak di sana.
Saking lama Hannyo di luar, Kanade menjadi khawatir, ia lalu menyelimuti Mizuki dan menyusul Hannyo keluar.
Terlihat Hannyo ada di luar dan Kanade melihatnya dari belakang tengah merokok, awalnya Kanade akan mendekat dan berdiri di sampingnya, tapi ia terdiam ragu.
Tiba tiba saja Hannyo berbicara. "Kenapa kau keluar?" Dia rupanya sudah tahu ada Kanade di belakang nya, lalu Kanade mendekat berdiri di sampingnya. "Apa yang kau lihat?" Dia sama sama melihat sesuatu di balik kabut jauh dari mereka itu, dan di saat itu juga Kanade sudah melihat ada pulau siluman di sana. Seketika wajah nya pucat tak percaya melihat pulau itu muncul malam itu.
"I… Itu!"
"Pulau siluman, tempat dimana kau terjebak di sana, membuat neraka untukmu dan sekarang muncul bagaikan mengingatkan mu masa lalu yang sangat menakutkan, tapi bukan itu yang membuat pulau itu muncul, biarawati itu telah memanggil mereka" Kata Hannyo.
"Kenapa.. Kau bisa tahu itu ulah Nona Mazu?"
"Dia sudah bukan lagi orang yang kau kenal, kekuatan siluman membuatnya hidup sehat dan diberi kekuatan buas untuk membunuh dan memusuhi orang lain, siluman memiliki sikap serakah yang tinggi, jadi mereka akan melakukan apapun untuk mendapatkan keinginan nya secara utuh, sama seperti biarawati itu. Jika dia baik pada tubuhnya yang tidak sempurna, maka dia akan buruk jika tubuhnya sempurna seperti sekarang, jadi jangan menganggap nya manusia sama sepertimu, dia lebih tepatnya siluman yang keji" Kata Hannyo. Tapi tiba tiba saja, Kanade menampar Hannyo dengan sangat keras membuat Hannyo terdiam dengan mata tak percaya nya ia di tampar orang.
"Kau!! Berani sekali berkata begitu pada Nona Mazu, dia itu orang baik baik….!!" Kanade membela Mazu, karena di masa lalu, Mazu lah yang selalu menolongnya ketika di tindas banyak orang.
"Kau pikir Nona Mazu itu kejam, kau hanya pendatang, kau tahu apa?! Kau bahkan tidak lama tinggal di tempat ini Jadi kau belum tahu apa masalah desa ini" Tambah Kanade.
"Kau melihat dia menyerang ku, apa itu adalah sebuah bukti yang kurang?" Hannyo menatap dengan lirikan kesal dan sangat kesal, dan ia tiba tiba saja memunculkan pedang nya di tangan kanan nya dan mendekat ke Kanade yang terdiam kaku.
Kanade tercampur ketakutan pada Hannyo yang semakin mendekat padanya, Ia mundur perlahan tapi ia terdiam ketika jurang ada di belakang nya. Tiba tiba saja Hannyo mengangkat pedang nya ke atas membuat Kanade berpikir itu akhir hidupnya mati di tangan seseorang yang tampan menurutnya. "(Tidak, tidak mungkin dia mau membunuh ku hanya karena aku menampar nya....!!!!)"
Di saat itu juga Hannyo mengayunkan pedang nya membuat Kanade menutup mata, tapi ia tak merasakan apapun dan membuka matanya perlahan, rupanya Hannyo membelah sebuah siluman kecil mematikan yang tadi datang di belakang Kanade.
Kanade melihat belahan siluman itu ada di bawah dan kembali menatap Hannyo yang melirik dingin. Rupanya Hannyo tidak membunuhnya. "(Aku... Berpikir salah....)"
"Pergilah dari sini, aku akan pergi ke pulau itu" Kata Hannyo yang maju sambil memunculkan satu pedang nya lagi.
"Apa maksudmu, aku akan tetap di sini bersama mu, jika kau ingin ke sana, izinkan aku ikut!" Teriak Kanade.
Tapi saat ia melihat ke depan, ia menjadi terkejut karena siluman yang sama muncul melesat ke arah mereka dengan jumlah yang sangat banyak.
"Ahhh!!" Kanade berteriak terkejut ketika ada satu siluman itu menuju padanya, tapi untungnya pedang Hannyo membelah siluman itu, ia bahkan membunuh semuanya dengan pedang nya membuat Kanade terkesan dalam hati melihatnya.
Setelah semuanya habis, Hannyo menghilang kan kedua pedng nya, dan tiba tiba saja bayangan merambat ke punggung Hannyo dan membentuk sebuah sayap yang sangat besar. Sayap elang yang sangat lebih besar dari tubuh Hannyo, sayap itu berwarna hitam dengan bulu bulu tajam di sana, sayap itu di sebut sebagai sayap iblis khusus yang di miliki oleh pemimpin Bakeneko yakni Hannyo.
Kanade yang melihat itu tentu saja tak bisa menahan terpelongoh nya. Ia mengira Hannyo akan terbang ke pulau itu sehingga ia menahan lengan Hannyo membuat Hannyo terdiam bingung.
"Jika ingin ke sana, aku ikut" Tatap kanade dengan serius.
"Kenapa kau ingin ikut? Ingin membela nya?"
"Jika kau di sana, kau mungkin tidak tahu arah mana yang kau ambil, aku sudah di sana sangat lama, jadi biarkan aku ikut dengan mu"
"Tidak akan" Hannyo langsung menyela.
"Bawa aku… Aku mohon.. Aku hanya ingin melihat ayah ku" Kata Kanade yang memohon, lalu Hannyo terdiam dan ia menjadi menghela napas panjang dan menyetujuinya. Ia mengulur tangan membuat Kanade terdiam bingung.
"Kau bilang ingin ikut, cepatlah, kita tak ada banyak waktu" Kata Hannyo lalu Kanade menerima uluran tangan nya. Seketika Hannyo langsung menariknya dan menggendong Kanade di dada membuat Kanade terkejut tidak karuan.
"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!!" Kanade mendorong dorong nya.
"Jika kau memberontak, aku akan menurunkan mu tak membawamu ke sana" Kata Hannyo lalu Kanade menjadi terdiam, ia tak mengatakan apa apa apalagi bergerak. Lalu Hannyo bisa terbang melesat ke sana. Terbang nya saja bahkan tidak ada 2 detik sudah sampai, sangat cepat. Lalu ia mendarat dan menurunkan Kanade di bibir pantai pulau itu. Di saat itu juga kedua sayap Hannyo menghilang menjadi bayangan yang pergi kemana mana.
"Benar benar sangat mengerikan, sama seperti dulu" Kata Kanade melihat bagian hutan pulau itu yang sangat gelap.
Tapi tiba tiba saja, sebuah siluman besar muncul akan menyerang Kanade, Hannyo segera mendorong Kanade jatuh bersamanya ke bawah dan serangan siluman itu menjadi meleset.
"Akh.... Auw..." Kanade tampak kesakitan.
Lalu Hannyo bangun, Ia menoleh ke mereka dan berteriak auman siluman pada Hannyo.
Hannyo yang masih di bawah karena memegangi Kanade, memunculkan bayangan hitam yang melindunginya, bayangan itu membentuk sesuatu yang sama seperti siluman itu. Kini sekarang bayangan itu membentuk seperti siluman itu yang berbentuk besar.
Siluman itu tak peduli dengan tubuhnya yang ditiru hanya karena sihir, dia langsung maju dan menyerang bayangan itu, mereka akan berkelahi.