"So-in... Kau akan ikut denganku, aku akan mengantarmu ke rumah, dimana tempatmu manis?"
"Um... Kerajaan naga"
Mendengar itu seketika Noya dan Geru terkejut tak berkutik.
"Apa kau bercandaa.... Kau bisa lelah mengantarnya ke sana!!" Kata Noya.
"Haiz... Sudahlah... Aku akan melanjutkan perjalananku dengan membawa gadis ini, lagi pula aku juga ingin ke Kerajaan naga" Geru membalas.
"Ah tunggu, Aku juga ingin bilang, aku ingin meminta tolong padamu tentang mencari informasi soal organisasi ABYS" Noya menatap.
". . . Maksudmu.... Organisasi penculik anak itu" Geru terdiam dengan tatapan lurus.
lalu Noya mengangguk.
"Hmp... Mereka itu sudah tidak ada, jangan khawatir"
"Ck, aku hanya ingin meminta mu saja, jika kau menemukan nya, tinggal di habisi saja.... Jika tidak bisa ya udah..."
"Aku sudah bilang mereka tidak ada" Geru menatap meyakinkan.
"Haiz... Baiklah.... Kalau begitu bawalah ini" Noya memberikan sesuatu pada Geru. Seketika Geru terdiam melihatnya. Benda itu akan berguna di hari nanti. Memangnya apa sehingga membuat Geru terdiam seperti itu?
Tapi Varuna menatap. "Geru-San" Panggilnya membuat Geru menoleh.
"Bisa kita bicara sebentar saja sebelum kau benar benar pergi" Tatap Varuna.
"Oh, baiklah, Hei manis, tunggulah di sini ya" Geru menatap pada So-in. Tapi So-in tampak ketakutan, dia menggeleng dengan gemetar.
"Jangan khawatir, aku tidak akan meninggalkan mu, jadi tunggulah sebentar" Tambah Geru. Hal itu meyakinkan So-in lalu dia mengangguk dan Geru bisa menyusul Varuna keluar.
--
"Geru-San, maaf memanggil mu begini, aku tahu kau buru buru pergi" Tatap Varuna yang ada di halaman belakang kerajaan itu.
"Ya, tak apa apa kock, ada apa?" Geru menatap dengan wajah polos.
". . . Kau bilang padaku, bahwa jika kau berhasil merubah peraturan kota ini, aku harus percaya padamu bahwa kau bukan manusia" Tatap Varuna.
"Oh, soal itu, ingat saja kamu.... Yah, aku mengatakan itu, ada apa memang nya"
"Lalu, apa sekarang aku harus mempercayai mu bahwa kau adalah bukan manusia"
". . . Um, yeah, itu tergantung kamunya percaya apa tidak"
"Apa?! Tapi bukanlah aku harus melihat wujud mu untuk percaya padamu"
"Untuk hal itu, sebaiknya jangan, aku tidak menunjukan wujud asli ku hanya untuk meyakinkan seseorang, jika kau penasaran dengan ku, mari kita bertemu lagi di tempat yang berbeda agar aku bisa menunjukan fakta padamu" Kata Geru.
"(Kau benar benar membuat ku penasaran, kenapa, karena dari awal aku tak bisa merasakan aura di dalam tubuh mu, siluman juga bukan, jenis lain juga bukan maupun iblis juga bukan.... Aku tidak tahu apakah ini kemampuan nya, yang pasti, penyamaran nya benar benar tampa bau)" Varuna menjadi terdiam kecewa karena tak bisa membuat dirinya percaya Geru bukan manusia.
--
Hari berikutnya, di sungai yang bersih, ada ikan yang berenang di pinggir sana. Tiba tiba ikan yang agak besar itu tertangkap oleh satu tangan Geru saja. "Bagus... Ini Ikan yang besar, So-in apa apinya sudah siap?" Panggil Geru ke So-in yang menunggu api menyala untuk membakar ikan. Lalu So-in mengangguk saat mendengar panggilan Geru.
Setelah di bakar, mereka memakan bersama di pinggir sungai tadi.
"So-in apa asal mu memang dari Kerajaan naga?" Tatap Geru.
"Iya, aku tak sengaja berkeliaran hingga aku benar benar jauh dari sana. Aku tersesat selama 4380 hari"
"Itu sangat lama, apa kau juga punya keluarga di sana?"
"Ya, mereka pasti sudah menganggap ku mati"
"(Sepertinya memang benar aku juga harus ke Kerajaan naga)" Geru terdiam berpikir.
"Ngomong ngomong master, kita akan kemana?" Tanya So-in.
"(Master? Hehe aku seperti gurunya saja padahal ada yang lebih tinggi dariku)" Geru teringat Hannyo. Karena Hannyo yang paling tinggi peringkat nya.
"(Tapi tak apa... Aku senang dan merasa percaya diri dipanggil olehnya) Kita akan berjalan ke selatan untuk menunggu kapal. Karena kota ini ada di sebuah pulau besar dan hanya kota dan desa desa kecil yang ada di sekitar sini. Untuk selanjutnya mungkin kita akan ke kota WAXA" Balas Geru.
"Kota itu sama dengan kota tadi?"
"Yup... Mungkin agak berbeda, aku dengar di sana sempat ada kasus Colosseum yang tak terkendali yang membuat kota nya menjadi sepi"
"Kenapa mengerikan sekali sama seperti kota tadi"
"Karena.... Nama kota paling bawah ke atas adalah yang paling buruk. Karena itulah kota tadi di sebut YAZA Yang ada di pangkat terakhir, jadi... tak perlu heran, lagipula di sini masih banyak desa yang harus kita lewati. Jika aku pikir pikir desa akan lebih menuruti kekuasaan Oda"
"Kekuasaan.... o... da?"
"Itu seperti keluarga khusus dan sangat asli memegang kuat teguh pada kepercayaan mereka. Tak seperti kota kota lain yang bisa menerima siluman dan yang lainnya. Mungkin kepercayaan Oda akan lebih mengarah ke menolak siluman dan membunuhnya"
"Apa itu berarti kita juga akan di bunuh!!!" So-in menjadi gemetar ketakutan.
"Jangan khawatir, tunggu...! Apa kau tahu siapa aku?"
"Geru Bakeneko?"
"Ha? Bagaimana kau bisa tahu!!" Geru menjadi terkejut.
"Um.... Ayahku yang memberitahuku, dia bilang ada 4 legenda buronan pertama. Mereka dulu menjadi buronan oda, buronan angkatan laut dan yang lainnya" Kata So-in dengan wajah polos imutnya.
"(Memang benar sih..... Angkatan laut memang yang paling menyebalkan... Mereka bahkan tak membiarkan kami naik kapal)...Apa Kerajaan naga juga mencari legenda 4 buronan?" Tanya Geru.
"Sepertinya tidak, mereka lebih menganggap kalian hanya sebagai penghancur biasa karena belum pernah sekalipun membuat trauma di Kerajaan naga" Balas So-in.
"(Ah, itu memang benar sih...Karena itulah Hannyo meminta kita untuk ke Kerajaan naga, apa pada akhirnya dia akan meminta kita menghancurkan Kerajaan naga?)" Geru berpikir serius.
"Master... Sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu... Apa dewa dan dewi itu ada?" Tanya So-in.
"Kenapa kau bertanya begitu?"
"Aku melihat orang dengan cahaya terang sebelum aku di tangkap di kota tadi. Dia perlahan menghilang dan terbang ke langit... Apa langit adalah tempat mereka juga?"
"Hm?.... Jika secara nyata sih... Dewa dan dewi itu ada, mereka tinggal di langit yang di sebut Kerajaan langit. Kerajaan itu tak bisa di gapai orang maupun makhluk di bumi ini. Hanya dewa dan dewi saja yang bisa ke sana. Tapi penjara langit bisa di buat kurungan untuk iblis sepertiku yang berani macam macam. Sejauh ini kami para iblis tak melihat mereka satupun jadi mereka tak akan menjadi musuh kami" Kata Geru.
"Musuh kalian, ah itu karena kalian iblis dan mereka dewa sepertinya akan sulit jika menjalin hubungan kan" Tatap So-in.
"Yah begitulah... Kau benar benar pintar ya, apa orangtua mu juga mengajari mu?"
"He em..." So-in mengangguk dengan imut membuat Geru terkesan. "(Sepertinya aku akan punya hiburan imut selama petualangan berlangsung hehe...)"
---
Geru berhenti berjalan dengan So-in yang juga berhenti berjalan di sampingnya. Mereka benar benar sudah sampai di lautan luas.
"Master, apa kita akan berenang hingga ke tujuan?" Tanya So-in.
"Kita akan menunggu kapal datang, tenang saja... Selalu ada kapal mangkal di sini" Balas Geru.
"Sebenarnya master... Apa itu kapal?"
"Kau tidak tahu kapal? Kalau begitu kenapa kau bisa di sini?"
"Entahlah, ada benda besar yang membawaku dan menurunkan ku di sini... Bentuknya seperti... E.... Apa namanya kapal?" So-in menjadi bingung sendiri.
"Itu berarti kau tidak tahu kapal tapi sudah pernah naik saat akan kemari yah... Hmmm.... Jangan khawatir kau akan melihatnya sebentar lagi.
Tak lama kemudian mereka melihat sesuatu yang datang dari jauhnya lautan.
"Lihat So-in.. Itu adalah kapal" Geru menunjuk dengan senang, tapi ia menjadi terdiam karena itu hanyalah lingkaran besar yang mengapung di laut mendekat ke mereka. Gerbang besar terbuka dari lingkaran besar itu. Hal itu membuat Geru bingung.
"(Kapal jenis apa ini... Besarnya juga hampir se kota)"
"Master, apa ini kapal?" Tatap So-in dengan ragu.
"Sepertinya bukan... Entahlah ini apa, di bilang kapal juga bukan karena bentuk nya begitu... Mungkin memang sejenis kapal unik...." Balas Geru.
Lalu lingkaran mengambang besar itu berhenti di sana dan gerbang benar benar terbuka dan keluar seorang pria di sana. Dia langsung mendekat pada mereka berdua dan menyapa.
"Salam kenal, namaku Tang" Dia mendekat dengan ramah.
"E.... Sebenarnya... Apa ini?" Tatap Geru.
"Ini di sebut Linof, sebuah lingkaran yang membentuk kota besar, atau bisa di sebut kota terapung tuan" Balas pria bernama Tang itu.
"Baiklah... Mungkin di coba dulu" Kata Geru. Lalu dia naik bersama So-in yang dari tadi memegang tangan nya karena Geru menggandeng tangab So-in.
"Apa kapal... Maksudku kota ini akan berhenti pulau selanjutnya?" Tanya Geru
"Ya, dibutuhkan waktu satu hari saja tapi kami ingin ke pulau yang lebih jauh dari pemberhentian anda, mungkin sekitar 5 hari"
"Itu sangat lama... Apa ini tidak tenggelam, rasanya sangat aneh bisa mengapung dengan bentuk seperti ini"
"Apa itu akan bahaya?" Tang menatap.
"Tidak, maksudku... Bagian bentuk kapal seharusnya memiliki tulang lengkung di bawah, sementara yang ku lihat benda besar ini hanya datar, aku tidak tahu apakah ini akan kuat menahan beban sebanyak ini..."
"Itu karena, aku selaku pemilik tempat ini menggunakan sistem datar yang tidak akan tenggelam di air jika memiliki permukaan melengkung di sekitarnya, dengan begitu tidak akan tenggelam" Balas Yang.
"(Aku benar benar tidak paham.... Meskipun permukaannya bisa mengambang tapi apakah berat orang maupun barang di sini tidak berpengaruh, sebaiknya aku bertanya nanti saja takut menyinggung nya..) Apa mereka juga pendatang?" Geru melihat banyak tempat tinggal terbentuk dari kayu di sana. Tempatnya juga terlihat sempit seperti kapal pengangkut pada umumnya.
"Mereka yang tinggal di sini, jadi jangan khawatir kami baik di sini pada pendatang seperti mu tuan, biarkan aku menunjukan kamar anda" Tang mengantarnya.
"Oh, baiklah" Geru berjalan mengikutinya hingga mereka ke tangga bawah dan melihat pintu di sana.