Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 34 - Chapter 34 Geru Bakeneko

Chapter 34 - Chapter 34 Geru Bakeneko

Kitsune terbangun membuka mata lalu menggeleng memegang kepalanya. "Ugh, aku benar benar masih trauma" Ia bergumam sendiri lalu melihat So-in yang duduk di samping nya menatap di ranjang. 

"Oh, dimana lelaki itu?" Kitsune menatap. 

"Master sedang pergi berjalan jalan mencari sesuatu, dia bilang aku harus menjaga mu bangun"

"Ah, begitu, jadi dia jalan jalan sendiri rupanya... Bagaimana jika jalan jalan berdua saja" Tatap Kitsune.

So-in terdiam sebentar lalu mengangguk. Akhirnya So-in dan Kitsune sekarang tengah berjalan jalan sendiri di kota yang tenang itu. 

Mereka berdua memilih untuk berkeliling sementara Geru menikmati nya juga sendirian.

"Kota ini sepertinya memang tidak seperti kota pada umumnya, bagaimana tidak, luas dan ukuran tempat ini sungguh sangat kecil, apa aku salah masuk kota ya? Tapi di sini, aku bisa melihat jenis makhluk selain manusia dan inilah yang aku mau.. Semua manusia, siluman maupun jenis apapun dapat masuk kemari, tidak seperti di banyak kota itu" Gumam Geru sambil menikmati jalan nya. 

-

"Wah tempat ini tidak terlalu besar juga" Kitsune menatap sekitar dengan terkesan. 

Lalu So-in melihat telinga rubah Kitsune yang terbuka apalagi ekor nya yang bergoyang ke sana kemari. "Nona rubah, apakah jenis mu termasuk ke dalam jenis ras yang langka?"

". . . Hm? Ya begitulah, jenis ku termasuk yang langka karena Kitsune yang dipercaya hanya ada satu. Di desa ku ada 10 orang yang masih tersisa tapi itu dulu semenjak aku meninggalkan mereka"

"Kenapa kau meninggalkan desa?"

"Aku bosan di sana terus, orang orang sekitar juga terus saja bilang bahwa di luar sana sangatlah berbahaya untuk siluman sepertiku, pengendali sihir kontrak bisa saja membuat kontrak berbahaya dengan ku, karena kelangkaan jenis ku, jika ada yang menjalin kontrak dengan ku, maka yang sangat di untungkan adalah orang yang memberi kontrak dengan ku. Tapi aku tak percaya itu jadi aku pergi saja sendiri"

"Apa kau akan dicari oleh mereka, kelompokmu sendiri"

"Untuk apa mereka mencariku, mereka lebih sibuk mengurusi pekerjaan di desa mereka, seperti berladang, bertani, menangkap ikan... Melakukan hal lain yang sangat baik untuk kemajuan desa"

"Tapi kau pasti juga akan dicari, karena kau rubah Kitsune, darah asli dari kelas siluman rubah"

"Yah pastinya mereka akan mencariku, tapi aku tidak peduli" Kata Kitsune sambil bernada bodo amat.

Lalu ia menoleh pada cemilan yang dijual dan langsung kepincut beli. "Aku ingin belii" Ia langsung pindah jalur haluan dan membeli cemilan itu. So-in juga mendekat padanya, menunggunya membeli cemilan yang ia mau.

Tak lama kemudian, So-in melihat sesuatu pada seorang pria berambut rubah sama seperti Kitsune di sana. Di sampingnya Kitsune berjalan mengikutinya sambil memakan cemilan.

"Rogk manis, apa kau tak mau ini.... " Dia menawar.

"Tidak Terima kasih, nampaknya kau lebih suka cemilan itu"

"Ya begitulah" Balas Kitsune lalu So-in menoleh ke pria yang ia lihat tadi masih ada di sana.

"Nona rubah, apa kau kenal dengan pria itu?" So-in menunjuk. Lalu Kitsune juga melihat, saat pria itu menoleh dengan tak sengaja, Kitsune menjadi terkejut tak percaya. "(Di... Dia...)"

"Apa kau kenal?" Tatap So-in. Tapi Kitsune malah berlari pergi dan pria itu juga melihatnya. 

"(Itu... Seperti.... Kitsune!!)" Dia mengenal Kitsune dan seketika mengejar Kitsune.

"Akhhh pergilah!!" Teriak Kitsune dan langsung berlari pergi meninggalkan So-in yang bingung.

Hal itu membuat Kitsune terus berlari hingga keluar kota.

"(Aku harus pergi darinya... Aku tak mau bosan lagi di desa!!)" Dia terus berlari tak peduli seberapa stamina nya.

"Kitsune, berhenti!!" Teriak pria itu, seketika ia berhenti berlari dan membuat sihir di tangan nya. Ia melempar sihir itu hingga mengenai Kitsune

"Akhhh!!" Kitsune terkejut dan langsung terjatuh karena sihir itu memukul punggungnya.

"He... Hentikan!!" Kitsune akan berdiri tapi Pria itu mendekat dan langsung menarik ekor Kitsune.

"Akh sakit!" Kitsune terkejut kesakitan.

"Kau tidak akan aku biarkan lari, kau benar benar sudah merepotkan desa kita" Kata Pria itu seketika ia memegang leher belakang Kitsune, seketika sihir muncul dan membuat Kitsune menutup matanya.

Di saat itu juga So-in berlari mendekat dan muncul di depan nya. "Nona rubah!"

Lalu pria itu menatap serius pada So-in. "Aku akan membawa nya pulang, dia harus tetap berada di pemukiman siluman rubah yang semakin langka, jangan khawatir soal Kondisinya, aku tidak akan mengapa apakan dia" Kata Pria itu yang menggendong Kitsune di dada dan langsung berlari pergi.

So-in terdiam, ia tak tahu harus apa, ia tak menyangka Kitsune akan dibawa orang yang terlihat melukainya dengan sihir. "(Apa yang harus aku lakukan? Nona rubah di culik oleh orang berbahaya! aku harus menolong nya tapi aku tak mungkin mengejarnya... Master! ah benar, master)" Ia teringat Geru lalu berlari pergi kembali ke kota mencari Geru

Hingga ia mencari sekitar seperti gadis hilang mencari orang tuanya, lalu ia melihat Geru yang berjalan santai ke arah lain

"Master!" Panggil So-in dengan panik dan berlari ke arahnya, panggilan itu membuat Geru menoleh. 

"So-in, apa yang terjadi padamu, kenapa kau berlari begitu? Apa ada sesuatu, dimana Kitsune?" Tanya Geru dengan wajah santainya itu sambil bingung melihat So-in mendekat padanya sendiri tanpa Kitsune.

"Itu, nona rubah dibawa oleh seorang pria dan ia juga terlihat seperti siluman rubah. Dia bilang, nona rubah harus ada di desa miliknya, dan dia akan menjaga nya" Kata So-in.

Lalu Geru terdiam dan mencoba berpikir mencerna perkataan So-in. "(Kitsune adalah rubah siluman dan ras nya adalah jenis ras yang sangat langka, jika ras nya langka, seharunya semua orang di sini tadi mulai membuatnya terlihat mencolok dengan mendatangi nya, tapi sepertinya orang di sini terlalu sibuk degan pekerjaan nya masing masing. Jika Kitsune harus pergi ke desa nya, itu berarti dia memiliki sesuatu pada darah keturunan nya karena dia dibawa pulang oleh seseorang yang sama se ras dengan nya, orang itu pasti seseorang terdekat yang mengenalinya karena di langsung melihat kitsune dan mengira dia benar benar siluman rubah)" Pikir Geru dengan angan lebar.

"Master?" So-in melihat bingung lalu Geru tersadar dari berpikirnya.

"Hm.... Kau bilang pria itu sama sepertinya, seperti siluman rubah.. Apakah itu benar?" Tanya Geru.

"Ya master, sangat sama"

"itu berarti dia juga ras langka milik kitsune" Kata Geru. Tapi so-in sepertinya tidak mengerti.

"Hm… Biarkan sajalah dia dibawa pria itu" Kata Geru seketika So-in terkejut mendengar itu.

"Master?!... Apa yang master katakan sebenarnya, dia adalah ras terlangka, kenapa kau membiarkan nya di culik begitu saja? Pria tadi juga tatapan nya sangat dingin" Tanya So-in.

"Aku membiarkan nya saja karena aku takut akan mengganggu nya, orang yang menculiknya itu bisa saja orang yang mengkhawatirkan kondisi Kitsune, jadi dia pasti akan memulangkan ke rumah, jangan khawatir soal itu"

"Tapi jika dia itu adalah orang jahat yang menginginkan Nona rubah?"

"Jika dia orang jahat, pastinya dia tidak akan membawa Kitsune dengan perlakuan buruk. Sekarang aku tanya, bagaimana orang itu membawa Kitsune tadi?" Tatap Geru. 

"Um.. Dia di bawa, di gendong dada"

"Yah sudah tepat yah… Sudahlah, ayo pergi… Kita harus ke kota berikutnya" Geru menjadi mengabaikan hal itu. 

"Tapi, apa master benar benar serius di sini"

"Haiz... So-in, percayalah padaku, ayo berangkat" Kata Geru sambil berjalan duluan. So-in masih terdiam lalu ia mencoba membiarkan Kitsune dan berpikir dia sudah aman di bawa pria tadi, lalu So-in mengikuti Geru ke kota selanjutnya, yakni kota HAGA. 

"Master.... Apa kita meninggalkan tempat ini? Tadi nama nya kota apa?" So-in menatap. 

". .. Mm sebenarnya, dari yang aku tanyai banyak orang, mereka bilang kota ini memiliki ukuran yang kecil, bisa di bilang sama seperti sebuah desa. Pihak pemimpin kota yang ada di Kerajaan naga memutuskan menjadikan kota ini sebagai desa, bukan kota... Karena ukuran nya, jadi dia tidak termasuk ke dalam nama list kota, kita juga tak mendapatkan apapun di sini" Kata Geru nembuat So-in terdiam. "(Aku baru tahu ada hal seperti itu rupanya, jadi yang kita kunjungi ini bukan kota....)"

--

Di jalan, Geru menatap So-in yang berjalan di sampingnya. Dari hadapan Geru, So-in seperti gadis yang sangat manis dan imut berjalan dengan gaya tubuh kecilnya. 

"(Wah, wah.... Manis sekali....)" Dia menatap puas. Tapi ia mendadak terkejut terpikirkan sesuatu. 

"(Astaga, bagaimana jika banyak orang yang melirik gadis kecil ini, dia terlalu imut untuk ukuran gadis Rokg...)" Geru menjadi panik sendiri. Dia khawatir ketika So-in di lirik banyak orang karena keimutan nya. 

Lalu ia memikirkan cara untuk melakukan sesuatu agar So-in salah keadaan aman. 

"Oh benar, sebelumnya pakai lah ini" Geru menunjukan kain kecil yang bercorak bunga biru untuk So-in, So-in menerimanya dengan bingung.

"Biar aku memakainya untuk mu" Geru berlutut lalu memakaikan kain itu menutupi tanduk So-in.

"Manis, dengar, aku belum tahu kota HAGA itu menerima makhluk sepertimu atau tidak, karena kudengar mereka haus akan makhluk selain manusia. Siluman, Rokg, Goblin, Elf dan sebagainya, jadi kau harus hati hati, bisa saja mereka menjual mu dan memperdagangkan mu tanpa sepengetahuan ku saat aku lalai nanti. Jangan sekali kali menunjukan kekuatan mu apalagi berubah didepan semua orang, cukup ikuti aku sebagai apa yang aku bilang" Kata Geru.

"Apa kota itu benar benar tidak ada makhluk selain manusia?"

"Aku tidak bilang kota itu ada makhluk seperti kita, tapi aku hanya bilang, manusia di sana akan langsung, memiliki nafsu untuk menangkap makhluk seperti kita dan melakukan hal yang tidak senonoh pada harga diri kita, karena itulah mereka disebut petualang, aslinya mereka disebut sebagai pembunuh mahkluk selain manusia, makhluk selain manusia yang bersifat baik pun akan mereka bunuh, karena itulah kau harus hati hati dengan orang sekitar ku mengerti manis?" Tatap Geru. Lalu So-in mengangguk mengerti.

"Bagus, sudah selesai" Geru berdiri dan melihat So-in tampak sangat manis dengan penutup kepala cantik itu.

"Terima kasih Master" Kata So-in dengan senyum manisnya.