"Master, apa kau juga tidak pernah melakukan hubungan intim sebelumnya?" Tanya So-in.
"E.... Ehem... Jika di pikir pikir seperti nya tidak"
"Apa saudara saudara master juga belum pernah melakukan itu?"
"Biar aku pikir.... Hannyo, dia itu terlalu dingin, tapi semua wanita jelas menyukai tipe sepertinya, tapi dia memiliki seseorang yang ia kagumi, dan ia pernah mengatakan bahwa ingin memiliki seseorang itu, jadi hatinya pasti terjaga untuk orang itu, saat ini dia belum pernah melakukan hubungan apapun dengan banyak wanita, lalu Rokuro, dia menurutku lebih banyak nafsu nya, dia menggoda setiap perempuan tapi tak berani sampai dalam, hanya sebatas menggoda bercanda Lalu yang terakhir itu Shiroi, dia wanita, aku tak tahu apa yang di pikirkan wanita sepertinya" Kata Geru.
"Tapi bukankah iblis memiliki nafsu sangat tinggi soal ini?"
"Itu jenis yang berbeda, kewarasan iblis Bakeneko lebih hebat dari pada makhluk lain, salah satu nafsu kami adalah membunuh seseorang"
"Apa itu memang buruk.... Master tak pernah melakukan sesuatu dengan penis anda?"
"So-in sebenarnya apa yang kau bicarakan sih dari tadi?" Geru menatap.
"Um tak ada maafkan aku, apa master ingin langsung saja?" Tanya So-in.
"Langsung, langsung apa?"
"Masuk ke bak mandi, aku sudah selesai menggosok punggung anda yang sangat bersih, bahkan di sini tak ada luka sama sekali padahal master terlihat terluka beberapa kali ketika bertarung dengan siluman" Kata So-in sambil mengusap punggung Geru.
"Itu karena Heal, aku salah satu iblis yang memiliki penyembuhan pribadi, jika tubuhku terluka, tak akan ada bekas luka maupun tanda apapun" Kata Geru.
"Apa itu bisa menyembuhkan orang lain?"
"Sayang nya tidak, Heal hanya digunakan otomatis oleh tubuhku"
"Sayang sekali, jadi itu rupanya yang membuat master terlihat aman aman saja tanpa luka"
"Haha tapi meskipun begitu, saat aku terluka pastinya akan sakit"
Geru lalu memutar tubuhnya menatap ke So-in yang berdiri di dekatnya.
"Ayo So-in berendam dengan ku" Kata Geru seketika ia menggendong So-in dan berendam bersama dengan Geru yang memangku So-in di pangkuan nya.
"Master, tubuhmu terlalu besar, ada setengah air bak mandi pasti keluar"
"Haha maaf, mungkin ini tubuh yang dinamakan tubuh pria" Balas Geru.
So-in menjadi terdiam dari tadi, ia meletakan kepalanya di dada Geru sambil berwajah merah. Perlahan mendengar detak jantung Geru yang tenang.
"Master, jika ada wanita yang memilikimu, pasti dia akan beruntung"
Lalu Geru terdiam mendengar itu. Ia lalu memegang kepala So-in membuat So-in terdiam dan mereka saling menatap sangat dekat.
"Jika kau tidak mau mengatakan kata itu, jangan dipaksakan, aku tidak akan melakukan apa yang membuat mu memasang wajah itu"
"Master.... Aku benar benar senang" So-in langsung memeluk Geru membuat air bergerak.
"Haha hati hati" Kata Geru sambil memegang pinggang So-in yang sangat kecil.
"Master, apa master menyayangi ku?" Tanya So-in seketika Geru terdiam.
"Master, bicaralah"
". . . Ya, ya, aku menyayangimu" Balas Geru meskipun agak ragu.
"Kalau begitu apa aku boleh mencium master?"
"Apa?" Geru menjadi terkejut.
"Master, boleh ya.... " Tatap So-in dengan wajah memelas dan imut itu.
"So-in, jika kau melakukan ini, aku bisa kebawa suasana nantinya"
"Tak apa, aku yakin master tidak akan sampai kebawa suasana apalagi 'adik' master"
"Ba.... Baiklah" Geru menyetujuinya nya lalu So-in tersenyum dan mendekat perlahan mencium Geru dengan mulut kecilnya.
Geru juga memegang erat pinggang So-in dengan satu tangan nya.
Lalu So-in melepas ciuman itu dan menatap Geru yang tersenyum kecil. So-in terkejut melihat hal itu karena Geru terlihat merencanakan sesuatu.
"Um master, apa ciuman tadi tidak enak, aku bisa mengulangi nya"
"Ciuman mu salah, seharusnya kau membuka mulutmu" Kata Geru, seketika tangan nya terangkat pelan dari air dan perlahan memasukan kedua jarinya di mulut So-in membuat So-in terkejut. Mulut So-in terus termasukan jari Geru sementara wajah Geru hanya terlihat biasa dengan senyum kecilnya.
Lalu ia menarik jarinya.
"Puah.... Hah hah" So-in mengeluarkan lidahnya membuat rangsangan ciuman.
"Itu baru akan di sebut ciuman" Kata Geru, seketika ia mencium bibir So-in, saling menukar lidah dan mencium dalam.
"(Master, kenapa gaya bercium mu benar benar sangat nyaman)" So-in menjadi menikmatinya. Tapi Geru menarik pinggang So-in untuk berhenti mencium. Ia lalu menatap So-in dan mengecup pipinya.
"Baiklah sayang, itu sudah cukup.. Terima kasih Rogk kecil" Kata Geru, tapi ia terdiam ketika melihat So-in tak sadarkan diri.
"So-in!" Ia langsung terkejut, rupanya hawa panas air dan tubuh So-in membuatnya dehidrasi dan pingsan.
Hari selanjutnya So-in terbangun membuka mata perlahan, ia memeluk tubuh seseorang. Ia lalu perlahan bangun duduk dan melihat, seketika wajahnya terkejut ketika tahu bahwa itu Geru.
Geru terbaring tidur pulas dengan telanjang dada. So-in menjadi berwajah sangat merah, tak hanya wajahnya tapi tubuhnya juga, ia lalu perlahan melihat tubuhnya yang juga telanjang bulat.
"Akhhhhh!!!!" Seketika ia berteriak membuat Geru terkejut dalam bangun tidurnya, ia lalu menguap sambil bangun duduk menggaruk kepala melihat ke bawah.
So-in tadi berteriak sambil menarik selimut Geru dan jatuh ke bawah ranjang.
"So-in?" Geru menjadi bingung melihat So-in di bawah dengan selimut. Geru rupanya tidak telanjang sepenuhnya, ia memakai celana panjangnya, ia memang suka telanjang dada.
"So-in kau baik baik saja?" Tanya Geru sambil duduk di samping ranjang menatap So-in dengan bingung.
"Master kau jahat, kau benar benar melakukan hubungan intim dengan ku?!" So-in menatap menangis.
"Hubungan intim? . . . Apa?! Tidak, tidak, kau salah paham" Geru menjadi panik.
"Lalu kenapa aku telanjang?!"
"Apa kau tak ingat semalam, kau pingsan dan aku tidak berhak mengganti pakaian mu, jadi aku tidur di dekatmu agar kau tidak kedinginan, aku tak ada maksud selain itu" Balas Geru.
Lalu So-in terdiam dan baru ingat kemarin ia sedikit bercumbu dengan Geru. "Ah!" Ia langsung terdiam memegang bibirnya sendiri lalu berdiri perlahan.
"B. . Baiklah master, maafkan aku karena aku terlalu keras kepala hari ini" Kata So-in sambil berdiri mendekat padanya masih menggunakan selimut itu.
Lalu Geru tersenyum kecil dan membelai kepalanya. "Tak apa" Balasnya, seketika wajah So-in menjadi sangat memerah.
Selanjutnya mereka akan ke tempat markas 3 pahlawan. Di sana pagar itu terbuka tanpa adanya penjaga. "Hm... Ini aneh, padahal kemarin tertutup" Pikir Geru.
"Master, lihat" So-in yang ada di bawahnya menunjuk sesuatu di halaman rumah besar itu. Rupanya ada satu orang yang berlatih pedang di halaman sendirian.
Orang itu memakai baju perisai menandakan dia salah satu dari 3 pahlawan yang di cari Geru.
"Sebaiknya kita langsung kesana saja" Kata Geru lalu So-in mengangguk dan berjalan masuk ke halaman.
Rupanya seorang lelaki, ia menoleh pada Geru yang datang. "Kenapa kau tidak permisi saat masuk?" Tatap nya dengan serius dan menebalkan alisnya.
"Oh maaf bang, aku melihat ada pagar terbuka dan ingin berbincang dengan mu dari kemarin"
"Ingin berbincang apa?"
"Aku ingin mendapatkan kartu peresmian itu, bisa kau berikan padaku?" Tatap Geru.
Lalu lelaki itu menjadi tersenyum kecil dengan wajah sombongnya. "Mimpi sajalah, aku tidak akan pernah memberikan kartu peresmian pada petualang baru"
"Kenapa kau tak mau" Tatap Geru dengan serius.
"Hanya sesuka saja, apa masalahmu, ini adalah urusan ku dan bukan urusan mu"
"Kalau begitu berikan saja kartunya"
". . . " Lelaki itu malah terdiam melihat Geru dari bawah sampai atas. "(Tubuhnya benar benar terlihat seperti pendekar, aku mungkin tidak bisa menebaknya dulu) Baiklah, aku bisa memberikan nya tapi dengan satu syarat... Kalahkan naga api yang sedang bersarang di jembatan penghubung Kota HAGA"
"Jembatan penghubung? Bukankah jembatan besar itu penghubung gunung HAGA dan kota HAGA sendiri?"
"Yah begitulah, di Work Fandation pasti sudah diberikan misi seperti ini, tidak memandang peringkat, banyak yang sudah ke sana tapi tak ada satupun yang berhasil, kalahkan naga itu dan bawa pecahan jiwa naga kemari padaku"
"Kenapa tidak langsung aku berikan ke Work Fandation?"
"Aku bilang ke tempatku, jangan sampai kau membawanya ke sana" Kata lelaki itu. "Oh ya, nama ku Zaky jika kau belum tahu aku, aku adalah pendekar pedang atau di sini di sebut pahlawan dari 3 pengurus, dan siapa kau?" Tanya dia.
"Aku Geru, hanya seorang pengelana yang ingin menjadi petualang di sini" Balas Geru.
"Baiklah, kau bisa pergi sekarang" Kata Zaky lalu Geru berjalan pergi, rupanya So-in tadi tidak ikut, dia ada di pagar dan melihat Geru mendekat. "Master, bagaimana?" Tanya So-in.
"Yah, bukan nya memberikan kartunya, justru dia memintaku mengalahkan naga api yang ada di jembatan penghubung" Balas Geru.
"Naga?! Master, naga itu kuat, apa master bisa mengatasinya? Naga juga termasuk ras terkuat"
"Itu mungkin sangat mudah untukku" Kata Geru dengan mudah, lalu mereka berjalan ke jembatan penghubung.
Terlihat jembatan itu benar benar sangat besar dan panjang di atas jurang yang tinggi.
"Master, apa jembatan sebesar ini di buat oleh manusia?" Tanya So-in yang mengikutinya berjalan.
"Soal itu, aku benar benar tidak tahu, jika di buat manusia, pastinya akan mustahil dan jika di buat siluman, pastinya siluman tak akan mengizinkan orang orang lewat kemari, tetapi jembatan ini sudah sering dilewati banyak orang. Karena ada rumor naga api yang menjaga jembatan ini, mereka menjadi mengabaikan jembatan ini, kita harus menyingkirkan naga itu agar semua orang yang memiliki keperluan di gunung HAGA bisa langsung ke sana melewati jembatan ini, karena ini adalah jalur satu satunya" Kata Geru.
Tapi tiba tiba saja Geru merasakan sesuatu dari atas, ia segera menarik So-in untuk melompat menghindar yang rupanya ada api besar muncul dari atas menyerang ke tempat mereka.
Mereka berdua melihat dari atas ada naga merah yang terbang di atas lalu mendarat di depan mereka langsung. Naga itu menatap lama mereka lalu muncul suara. "Berani sekali kalian menginjakkan kaki di sini, kemarilah dan bertarung denganku, aku akan membuat kalian terbakar habis" Kata suara itu yang berasal dari naga tersebut sendiri.