Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 43 - Chapter 43 Geru Bakeneko

Chapter 43 - Chapter 43 Geru Bakeneko

"(Di sini tak ada apa apa)" Pikir Geru dengan masih panik melihat sekitar. Ia juga agak terengah engah ketika mengelilingi tempat gua itu. 

Tania yang agak jauh mengejarnya menjadi terengah engah juga dan di saat itu juga, kebetulan ia melihat sebuah kain bercorak bunga cantik. "Ini.... Bukankah kain ini yang selalu di pakai gadis itu di kepala nya?"

"Dimana?" Geru langsung mendekat. Lalu ia mengambil kain itu dan berwajah terbatu. "Ini memang miliknya, aku sendiri yang memberikan nya" Kata Geru. Lalu ia perlahan mengendus aroma kain itu dan seketika ia memiliki penglihatan bahwa ia juga mencium bau Zaky. 

"Sudah di pastikan, dia yang menculik So-in dan aku juga merasakan darah milik So-in sendiri, meskipun aku belum pasti mengenali darah So-in tapi aku yakin dia sedang terluka" Kata Geru. 

Lalu ia melihat sekitar dan terkejut ketika mengendus bau darah yang berjumlah banyak, ia segera berjalan mencari dan terdiam ketika melihat di bawahnya ada bercak darah yang tidak terlalu banyak. 

"So-in" Ia langsung tambah khawatir dan cemas. 

"Apa bajingan itu benar benar telah membunuh nya?" 

"Tidak, darah ini masih segar, jika dia membunuhnya dia pasti meninggalkan So-in di sini, tapi So-in sama sekali tak ada sekarang, jangan sampai dia menyentuh nya" Geru berdiri dengan tatapan yang sangat tajam. 

Tania yang melihat itu menjadi terdiam. "(Kali ini aku benar benar merasakan aura membunuh yang sangat kuat, sepertinya nafsu membunuh iblis satu ini telah bangkit, jika memang begitu, apa ini adalah pertanda dia akan mengamuk?)" Pikir Tania dengan khawatir. Lalu ia melihat bercak darah yang mengarah ke luar, ia baru menyadari sesuatu. 

"Tunggu, aku tahu di mana bajingan itu membawa gadis itu"

"Dimana?"

"Saat pertama kali masuk, aku sudah melihat darah yang mengarah ke sisi lain hutan hujan di gua ini dan saat kita masuk, kita menemukan asal darah itu, itu berarti bajingan itu melukai gadis itu di sini dan membawanya kabur meskipun dengan luka yang masih meneteskan darah" Kata Tania. Lalu Geru melihat bercak darah itu dan menggenggam erat kain So-in yang ia bawa. "Kita harus ikut langsung" 

Tapi tiba tiba saja sesuatu terjadi, dimana ada monster siluman level 8 muncul menghadang mereka dengan tubuh besar nya dan senjata kapak batu itu siap menghancurkan mereka. 

"Siluman!!" Tania langsung terkejut, tapi ia tersenyum dan melompat di depan Geru membuat Geru terdiam bingung. 

"Ini lawan yang sangat kuat, aku suka lawan kuat, biarkan aku mengalahkan nya" Kata Tania. 

"Apa kau yakin?" Tatap Geru. 

"Tentu saja" Balas Tania. Tapi tiba tiba saja kapak besar itu akan memukulnya dan itu membuat Geru tak bisa membiarkan Tania terpukul. Tapi apa yang terjadi sungguh hebat, Tania melompat menghindari kapak itu dan berlari menaiki langsung tubuh monster itu, saat monster itu akan memukulnya, ia kembali menghindar dengan melompat dan langsung menyembur kan nafas apinya. 

Geru yang melihat itu menjadi menyila tangan dan tersenyum kecil memandang hal itu. "(Wanita itu benar benar ras naga kuat yang sebenarnya, tanpa takut melawan siluman sebesar itu, bahkan dia bisa mengeluarkan napas api tanpa tubuh naga nya)"

Tania berkali kali menghindari serangan monster itu tapi monster itu bahkan tak bisa menghindari api dari napas Tania. Sehingga setelah semburan api yang ke 5, siluman besar itu tumbang dan kalah. Ia lalu menghilang mati begitu saja dan Tania mendarat melihat kristal jiwa kecil dari siluman itu. 

"Sangat lah mudah" 

"Biarkan saja kristal itu" Kata Geru sambil berjalan duluan. Lalu Tania mengikutinya pergi meninggalkan kristal jiwa milik monster tadi. 

Sementara itu So-in membuka mata, ia terdiam melihat sekitar dengan mulut tertutup. Rupanya ia ada di kereta kuda dan di sampingnya ada Zaky yang duduk mengikat dan menutupi luka So-in yang ada di paha. 

"Kau sudah bangun, sebaiknya kau diam saja.... Mulai sekarang aku yang akan memutuskan kau bisa berjalan atau tidak" Kata Zaky dengan tatapan nya sambil memegang dagu So-in yang terdiam gemetar. 

"Hm kenapa? Kau takut aku akan membawamu ke suatu tempat. Sebaiknya kau tidak perlu khawatir, lelaki rambut abu abu itu pasti tidak akan bisa menemukan mu, karena kita ada di tebing GUVI. Sebuah desa yang berdiri di sebuah tebing kuat. 

Kau akan aman aku bawa ke sana" Tambah Zaky. 

"(Apa yang harus aku lakukan?! Aku benar benar ketakutan, aku tak mau bersama dengan nya... Aku sangat takut, aku hanya ingin bersama master.... Master, aku mohon tolong aku)" So-in masih gemetar, ia menutup mata dan perlahan meneteskan air mata. 

"Hm.... Kau tak sabar ingin melayani ku yah, bagaimana jika melayani ku sekarang" Zaky membuka penutup mulut So-in dan memegang dagu So-in seperti akan mencium bibir. Tapi So-in menarik kepalanya sendiri untuk menghindari. 

"Aku mohon, beri aku waktu.... Aku akan melayani mu besok, kaki ku masih sangat sakit dan aku tak punya tenaga sama sekali" Kata So-in dengan memohon. 

Lalu Zaky terdiam berpikir, tapi di saat itu juga kereta kudanya berhenti. 

"Baiklah, ayo turun dulu, sementara aku akan menutup mulutmu agar kau tidak berteriak" Kata Zaky, ia kembali menutup mulut So-in, lalu ia menggendong So-in keluar dari kereta kuda itu. 

Seketika So-in menatap suasana desa itu. Terlihat seperti pasar yang sangat damai, banyak yang menjual berbagai macam apapun itu. 

"Apa lelaki itu tak pernah membawa mu kemari huh? Wajahmu terlihat baru pertama kali kemari" Kata Zaky. So-in hanya terdiam melihat ke arah lain sambil masih memasang wajah takut itu. 

Lalu Zaky menyewa penginapan dan saat masuk ke kamar pesanan, ia meletakan So-in di ranjang. Tak hanya itu, ia mengikat kaki dan tangan So-in di ke empat sisi ranjang. 

"Baiklah, aku akan menunggumu besok, aku tak sabar kau melayani ku hm~ aku akan keluar sebentar mencari obat untuk kakimu, sebaiknya kau jangan kemana mana" Kata Zaky, ia lalu berjalan pergi. 

So-in kembali meneteskan air mata. "(Master, apa kau akan menyelamatkan ku? Ini sangat sakit....)" Ia berharap Geru datang menyelamatkan nya, tapi ia tiba tiba saja terpikirkan sesuatu saat Kitsune terculik oleh pria yang sama sejenis dengan nya. 

"(Saat itu master bilang bahwa Kitsune sedang di ambil oleh ras nya sendiri, dia berpikir bahwa Kitsune tak akan kenapa napa, tapi aku benar benar khawatir.... Apa sekarang dia akan berpikir aku akan baik baik saja, dia pasti membiarkan ku di culik sama seperti Kitsune, aku di culik oleh orang yang berbahaya, apa master akan berpikir bahwa dia tak berbahaya...)"

Ia teringat saat Geru menjalin kontrak dengan Tania, di saat itu juga ia mulai berpikir putus asa. 

"(Yah benar, dia memiliki wanita naga itu, pastinya dia menemukan rekan yang cocok di sana.. Aku harap master bahagia jika dia memang tidak menyelamatkan ku)"

Sementara itu, Tania dan Geru sudah sampai di tempat itu, yakni desa atas tebing itu.

Sebelumnya, Geru berhenti berlari membuat Tania bingung di belakang nya. "Ada apa?"

"Jika tidak salah, aku tahu arah ini, dan lebih cepatnya adalah terbang" Tatap Geru dengan serius. 

"Terbang?"

"Yah...." Balas nya, hingga seketika dia memunculkan sayap penuh kilauan nya. Hal itu membuat Tania terkejut. "(Huwaw... Ini pertama kalinya aku melihat sayap sebagus itu!!!)" Ia tampak terkesan. 

"Kau ingin nebeng atau terbang sendiri?" Geru bertanya sambil mengulur tangan. 

"Aku ingin ikut saja, berubah menjadi naga itu akan membuat perubahan lama...." Tania menerima uluran tangan Geru, dengan cepat Geru terbang membawa Tania yang tampak senang dan terkesan, apalagi Geru terbang nya tinggi, bukan lurus menandakan, dia akan ke tebing atas. 

Hingga akhirnya, mereka benar benar sampai di tempat itu. 

"Kenapa ada tempat semacam ini?" Pikir Geru melihat sekitar dengan bingung. Tapi ia terkejut ketika melihat Tania tak ada bersama nya, ia segera menoleh ke sekitar dan untungnya menemukan Tania yang tengah membeli sesuatu. 

"Hoi, apa yang kau lakukan di sini Tania?" Geru mendekat. 

"Cobalah ini" Tania memberikan makanan yang berbentuk bakpao tapi warna nya hijau dan kasar. Geru terdiam bingung belum menerima nya. 

"Aku pernah makan makanan ini dari pedagang yang berkelana sebelumnya, rasanya sangat enak. Meskipun tekstur nya padat, tapi ini kenyal" Kata Tania. 

Lalu Geru menerimanya dan memakan nya. Ia terdiam kaku ketika mengunyah satu kali. 

"Ne... Tania, sebenarnya ini apa?" Tatap nya. 

"Itu adalah bakpao rumput serangga tuan" Balas sang penjual langsung padanya. Seketika Geru terkejut dan langsung menutup mulutnya sementara Tania aman aman saja menikmati itu. 

"Wajar saja jika makhluk karnivora sepertimu tidak suka pada hal yang hijau yah" Sindir Tania. 

"Huh, bukankah kau juga mahkluk karnivora?!" Geru menatap tak Terima. 

"Aku memang karnivora tapi aku suka pada hal yang beginian" Balas Tania yang masih menggigit dan mengunyah makanannya. 

"Haiz sudahlah, ini semua harus di hentikan, cukup istirahat nya..." Kata Geru sambil melihat sekitar. 

Tapi mendadak saja ia terkejut ketika melihat Zaky yang ada di suatu kedai di sana. Tania pun juga ikut melihat nya. "Hah bajingan itu kita menemukan nya, ayo cepat kita langsung sergap dan bunuh dia di sini" Kata Tania. 

"Tunggu dulu, kita akan menimbulkan masalah nantinya, di sini terlalu banyak orang"

"Eh lalu bagaimana?"

"Itu, ada tebing di sana... Aku meminta mu membawanya ke sana"

"Apa?! Bagaimana caraku melakukan nya?!"

"Karena dia belum bertemu dengan mu, jadi dia tak tahu kau bagian dariku, rayu saja dia hingga dia kepincut, mengerti"

"Apa?! Apa yang harus aku lakukan supaya bisa merayunya?"

"Hanya tunjukan dada besar mu" Kata Geru sambil menekan dada besar Tania dengan jari telunjuknya. Seketika Tania terdiam membatu.