Di tengah bersantainya di dekat batu, Geru terdiam merasakan sesuatu, tepatnya dia mendengar sebuah suara dari semak semak di depan nya. Ia menatap waspada dan di saat itu juga, rantainya muncul langsung menyerang ke sumber suara itu, tapi ujung rantainya Kembali lagi dengan kosong tanpa apapun membuatnya bingung.
"Perasaan ada sesuatu tadi, aku yakin aku mendengarnya deh"
Tapi rupanya, ada yang muncul dari semak semak, tepatnya boneka milik Orlin, Geru terkejut segera menutup wajahnya, namun boneka itu meledak tidak terlalu besar, justru hanya ledakan kecil, tidak sampai mengenai apapun membuat Geru menatap dengan bingung, dan hal yang membuatnya terdiam adalah, bentuk ledakan yang mengukir tanah menjadi bertuliskan sesuatu.
"Masuklah ke dalam"
"Hm… Apa kau ingin aku masuk ke dalam, benar benar Wanita licik sekali yah….. kalau begitu terserah lah, aku akan masuk, awas saja jika ada boneka mu lagi.."
Geru akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam gua. Ketika di dalam gua, dia tampak terus waspada agar bisa menyerang sesuatu yang akan datang tiba tiba nantinya. Di saat itu juga, Geru mendengar sesuatu dari balik dinding yang bisa dikatakan sebuah belokan gua, pastinya di balik sana ada sesuatu yang menghasilkan suara yang bisa di dengar olehnya. Ia lalu perlahan mengintip di sana dan rupanya, ada beberapa boneka berbaris dan satu persatu muncul dari balik tong tanah liat, masing masing dari mereka memakan sebuah batu bom. Hal itulah yang dapat membuat mereka meledak. Mereka sedang berbaris menunggu teman yang tercipta, setelah itu maju bersama sama, bukan satu satu dan sekarang Geru tahu bahwa mereka pasti tercipta dari tong itu.
"(Tong itu, berisi tanah liat, pintar sekali, jadi dari sana mereka di buat, kupikir Wanita Orlin itu harus membuat satu persatu, Kalau begitu aku harus menutup tong itu…. Tapi bagaimana caraku untuk menutup tong itu, boneka boneka itu pastinya menyerang ku nantinya, dan jika mereka meledak di dalam sini, aku pastinya akan terkubur di sini karena ledakan yang terjadi di dalam gua. Aku pancing saja mereka dulu…)" Pikirnya dengan sungguh sangat serius.
Setelah itu dia terlihat memunculkan dirinya. "Hei….halo…." Panggilnya pada mereka membuat mereka menoleh dan langsung buru buru menyiapkan pasukan, setelah itu dengan cepat, mereka langsung berlari Bersama sama dan Geru menjadi buru buru berlari kabur keluar dari gua itu.
Setelah keluar, boneka boneka itu berhenti berlari dan melihat sekitar, mereka mencoba mencari Geru tapi mendadak, sebuah rantai langsung mengarah ke mereka membuat mereka terpukul dan menjadi rusak, meledak sendiri tanpa kemauan mereka sehingga sudah habis, dan pastinya yang mengendalikan rantai tadi pastinya adalah Geru.
Sekarang dia tampak terburu buru berlari ke dalam gua dan seketika menutup tong tanah liat itu yang akhinya memang berhenti menciptakan boneka kematian itu. Lalu ia menghela napas panjang di antara engahan napas berat.
"Ha…ha…ha… Benar benar sungguh sangat Lelah, aku terus saja tidak tenang dan sekarang aku harus menghancurkan tong ini… dia mengeluarkan rantai dan seketika, ujung rantai itu bergerak mengendalikan tubuh dan ekornya seperti ular yang melilit dengan keras, dan saat itu juga, tong tersebut hancur.
"Hm…hm…hm… Lihat ini gadis Orlin!" Ia tampak sombong, lalu melihat ke dalam gua, berpikir, mungkin dia harus ke dalam sana hingga akhirnya memang benar benar berjalan ke sana.
Tapi ada yang menghentikan nya dengan berteriak dari belakang. "Tunggu…"
Membuat Geru menoleh dan rupanya itu Orlin.
"Oh, kau ada di sana rupanya, ada apa?" Geru menatap.
"Aku akui kau hebat mengalahkan tekotek ku…. Tapi, sepertinya aku sudah menyerah duluan"
"Hah…" Geru menatap tak percaya. "Apa kau bilang tadi, kenapa aneh sekali…." Geru menatap bingung.
"Sebenarnya, aku sudah menilai bahwa pastinya kau yang akan menang, dan soal Beast Hunter, aku juga sebenarnya tak mau jika harus bergabung di sana, karena kedua lelaki itu bekerja sendirian, tanpa bekerja sama, lalu sikap rakus mereka yang begitu buruk sekali…." Kata Orlin.
"(Ooh rupanya aku benar, dia lebih berpikir dewasa rupanya..)" Pikir Geru dengan senyum kecil. "Jadi, jika kau tidak bertarung dengan ku, apa yang akan kau lakukan? Kembali lagi ke Beast Hunter dan hanya memegang nya dua orang tanpa Zaky? Tatap Geru.
Lalu Orlin menggeleng, mendadak dan tidak di sangka sama sekali, dia memegang topeng nya dan membuknya membuat Geru terkejut tak percaya.
Sambil membuka, dia juga berkata sesuatu. "Aku ingin menjadi pengelana sekaligus petualang yang keluar dari kota HAGA…"
Di saat itu juga, wajahnya terlihat, seketika dia memiliki wajah yang sangat cantik dan begitu dewasa membuat Geru terpaku melihat itu. Dia benar benar tak percaya dengan apa yang ia lihat itu. "(Sial…. Wajahnya cantik, jadi dia menutupi wajahnya karena dia cantik…) Apa itu pertama kalinya aku melihat wajh mu?"
"Yah, kau orang pertama yang melihat wajahku, jadi bisa aku meminta bantuan dari mu, aku ingin mengaku bahwa aku berbeda dari mereka, yang aku inginkan hanyalah menjadi seseorang yang dapat berjalan jalan kemana mana, tapi kedua lelaki itu tidak membiarkan aku pergi dan malah melarangku karena jika aku pergi, Beast Hunter tidak akan punya orang dengan ras sihir langka seperti Orlin sepertiku. Jadi, jika aku meminta bantuan mu, soal katakan pada mereka bahwa iblis telah membunuh ku dan Zaky, dengan begitu satu satunya orang yang ada di Beast Hunter itu hanya tersisa satu, dia sendiri….Jika dia mempercayai aku mati, aku bisa pergi dari kota itu dan ingin berpetualang" Kata Orlin membuat Geru terdiam, tapi ia menjadi mengerti dan mengangguk.
"Baiklah, jika itu kemauan mu, kau adalah Wanita yang berpikir dewasa, aku harap masih ada banyak Wanita yang seperti mu, jika kau pergi nanti, dan mungkin jika kita bertemu lagi, kita tidak bisa melupakan masing masing…"
"Yah.., sebelumnya, apa kau memang Geru Bakeneko, legenda kedua?"
"Yah…Jika kau bertemu saudaraku katakan saja pada mereka bahwa kau pernah bertemu dengan ku"
"Aku mengerti, terima kasih, kalau begitu aku pergi dulu" Orlin berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Geru yang tersenyum.
Sementara itu, So-in terbangun, dia bangun duduk melihat sekitar sambil mengucek matanya.
"(Dimana... Dimana Master....)" Ia menatap khawatir.
Tapi ada yang kebetulan mengetuk pintu lalu membukanya, yang rupanya itu Tania. "Oh, halo, apa kamu bangun dari tadi?" Tatapnya sambil berjalan mendekat.
"Aku baru saja bangun, apa Nona Naga melihat Master?"
"Ah, dia bilang padaku mengurus suatu hal, sebentar lagi pasti pulang... Bagaimana jika sedikit cemilan, aku tahu kamu lapar bangun tidur malam malam" Tania memberikan bakpao rumput pada So-in yang bingung.
"Bakpao? Tapi kenapa warna nya?"
"Haha.... Jangan khawatir, ini rasanya enak dan begitu mengenyangkan" Tatapnya.
"Um, terima kasih" So-in menerima nya lalu memakan nya perlahan. Di pandangan Tania, dia seperti marmut yang lucu makan perlahan.
"Bagaimana kondisi luka mu? Apa itu baik baik saja?" Tania menatap paha So-in.
"Ah, ini baik baik saja, Master memberikan Heal padaku" So-in membuka paha nya dan rupanya luka nya bersih tanpa apapun, itu sangat sembuh.
"Wah.... Rupanya kau memang gadis pilihan nya, jadilah dewasa agar kau bisa lebih merayu nya" Tatap Tania.
"Um... Apa maksud mu, apa master suka yang dewasa?"
"Hm, soal itu, aku tidak tahu, mungkin dia lebih menyukai mu, karena dari yang aku lihat, tingkahnya itu sangat membela mu" Balas Tania. Seketika So-in berwajah merah.
Namun tak lama kemudian, ada yang membuka pintu yang rupanya itu Geru. Dia terdiam menatap mereka. "Oh, manis, kau sudah bangun? Kenapa bangun malam malam?" Geru berjalan mendekat.
"Ini baik baik saja master, aku hanya... Berpikir master meninggalkan ku... Aku kedinginan ketika master pergi"
"Oh, maafkan aku, aku akan menemani mu lagi" Geru duduk di ranjang.
"Hei hei.... Tunggu dulu kalian berdua ini benar benar mengesalkan. Sudah tahu aku tak bisa merasakan itu, kalian malah senang senang...." Tania menatap kesal.
"Jika kau tidak suka, silahkan keluar" Geru langsung mengatakan itu membuat Tania terkejut dan kesal. "Cih, benar benar sangat menjengkelkan... Hmp!!" Dia langsung berjalan pergi.
Setelah Tania pergi. So-in masih memakan bakpao itu.
"Manis, apa itu enak? Aku melihat nya saja sudah seperti apa" Geru memasang wajah aneh.
"Um... Jika di bilang enak, rasanya lebih mengenyangkan..." So-in membalas lalu menghabiskan nya. Namun di saat itu juga, terlintas sesuatu di benak nya.
"Um Master..." Panggilnya membuat Geru menoleh. Geru masih duduk di samping ranjang.
"Master, tipe wanita master... Seperti apa... Apa master suka yang dewasa" So-in mengatakan itu dengan wajah yang malu dan kecewa menjadi satu.
Geru terdiam sebentar, dia mengerti apa yang dirasakan So-in, tapi ia tersenyum dan memegang pinggang nya untuk mendekat membuat So-in terkejut menoleh.
"Manis, tak peduli kriteria wanita yang seperti apa yang akan datang padaku, tapi jika hati ku sudah terkena tembakan cinta, pandangan ku akan buta dan menjadikan nya satu satunya"
So-in yang mendengar itu menjadi tersenyum senang dan langsung memeluk Geru. "Apa itu berarti, aku menjadi termasuk"
"Bukan termasuk, tapi satu satunya"
"Terima kasih Master... Aku janji akan melayani mu dengan baik" Tatap So-in, lalu dia mendekat mencium pipi Geru.
Geru menjadi menoleh dan juga mendekat mencium pipi So-in.
"Ehehe... Master benar benar pria yang baik, sangat baik..."
"Haha, terima kasih..." Geru memegang pinggang So-in dan memeluknya, lalu mereka saling menatap dan mencium bibir.
"(Aku benar benar sangat senang... Aku menjadi satu satunya... Padahal aku hanyalah gadis Rogk biasa, tapi tak di sangka, aku bisa membuat hati master melekat, sangat melekat)"
Sementara itu, Tania ada di luar, dia menendang batu dengan kesal. "Cih, menjadi satu satunya ras naga yang di bilang rata rata kuat, itu menjadi suatu keburukan untuk ku... Sikap ku yang teguh dan mungkin orang akan memandang ku keras kepala....Tapi aku yakin, aku akan mendapatkan pasangan lebih baik Hmp..." Sepertinya dia kesal karena tadi.