Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 45 - Chapter 45 Geru Bakeneko

Chapter 45 - Chapter 45 Geru Bakeneko

Sementara itu Tania berjalan jalan di pasar itu lagi. Ia kembali membeli bakpao yang ia makan bersama Geru. Sepertinya ia memang menyukainya. 

"(Bakpao ini memang sudah lama aku cari, sangat enak dan sungguh mengenyangkan)" Piirnya sambil duduk di batu besar dekat pedagang yang menjual bakpao. Lalu pedagang itu melihat nya.

"Yo nona, apa kau pendatang di sini?"

"Ah ya" Balas Tania sambil menoleh.

"Kalau begitu kau harus tetap menetap di sini lebih lama karena di sini adalah desa penghasil alkohol terbaik"

"Alkohol? Apa itu anggur?"

"Bukan, tapi alkohol dari air suci. Biarawati di sini yang membuat nya"

"(Mas iblis itu pasti akan suka, sebaiknya aku mencarinya)" Pikir Tania. Ia langsung berdiri menghabiskan bakpao itu membuat pedagang itu terkejut.

"Ne... Dimana tempat biarawati biarawati itu?" Tanya Tania.

"Ada di sana" Pedagang itu menunjuk sebuah tempat besar, seperti kuil yang terbuat dari pasir tanah di tepi tebing desa itu.

"Bagus, aku akan ke sana" Kata Tania yang langsung berlari ke sana.

Sesampainya di sana, ia melihat banyak wanita yang menggunakan pakaian biarawati seperti penutup wajah dan krudung yang menutupi tybuh mereka semua. Mereka sedang menghitung alkohol.

"Wah... Benar benar sangat bagus, apa aku bisa mencoba alkohol nya?" Tania langsung mendekat.

"Anda siapa?" Salah satu dari mereka menatap bingung.

"Aku hanya orang yang di sini dan tahu rumor soal alkoholnya, aku juga ingin mencoba alkoholnya, jika enak aku akan membelinya"

"Baiklah, silahkan" Dia memberikan secangkir alkohol.

"(Alkohol ini warnanya putih)" Tania melihat lalu meminumnya dan merasakan nya. "(Hm.... Ini enak....Aku beli lima botol" Kata Tania seketika semua biarawati terkejut karena seorang wanita sepertinya membeli banyak alkohol.

Di sisi lain, Geru memangku So-in di ranjang. Mereka masih ada di ranjang. "Master, aku benar benar minta maaf, seharusnya aku tidak jauh dari Master...." Tatap So-in.

"Tak apa, aku yakin dia belum menyentuhmu"

"Ya, aku memperlambat dan rupanya master datang di saat yang tepat"

Lalu mereka saling menatap dan akan mencium bibir. Tapi tiba tiba saja Tania langsung membuka pintu. "Ayo minum bareng" Kata dia sambil menunjukan botol alkoholnya, tapi mereka sama sama terdiam.

"E.... Maaf" Tatap Tania yang langsung menutup pintu. Hal itu membuat So-in dan Geru terdiam.

--

Malam itu, Geru bangun dari ranjang dengan telanjang dada, dia menoleh ke samping dengan adanya So-in tertidur manis.

Geru menatap luka di paha So-in lalu menyentuhnya perlahan membuat So-in hampir bangun.

Lalu dia berdiri dan memakai bajunya, ia meninggalkan So-in di sana dan berjalan keluar dari penginapan, siapa sangka, dia keluar hanya untuk menikmati bulan dan malam gelap.

"(Jika di pikir pikir lagi, sepertinya aku melupakan sesuatu, yakni masih ada dua orang dari Beast Hunter, karena aku yakin, mereka ada tiga orang, satu orang telah aku bunuh dan tinggal dua. Pastinya mereka akan curiga yang satu tidak kembali, menurutku, mereka juga tidak akan peduli....)" Pikirnya sambil berjalan di atas tebing di tempat dimana Zaky di bunuh sambil menatap bulan dan terus berpikir.

"(Kira kira apa jika aku membunuh mereka semua, apa aku akan menjadi Beast Hunter dan dengan begitu, tingkat kekuatan di Work Fandation akan bertambah)" Ia berpikir lagi.

Tapi ada sesuatu di bawah membuatnya merasakan. Ia menoleh ke bawah dan terkejut setengah mati karena itu boneka yang hidup, boneka yang memeluk kakinya, begitu kecil dan berwarna putih.

"(Boneka? Apa ini?)" Ia bingung, lalu mengambilnya. Tapi siapa sangka, mata dari boneka itu menjadi menyala membuat Geru menyadari sesuatu.

"(Ini.... Boomm!!!)"

Doorr!!

Boneka itu meledak membuatnya langsung terpental dengan wajah gosong. "Uhuk... Sial.... Cough...." Ia bangun lagi dan melihat sekitar dengan waspada. "Siapa itu berani beraninya kau!!!" Ia melihat sekitar dan dari kejauhan tempat tebing itu.

Ada sosok wanita yang berjalan ke sana, wanita yang di ikuti banyak sekali boneka yang sama, namun aneh nya, wanita itu memakai penutup wajah, atau bisa dikatakan topeng hitam dan putih.

Geru terdiam menatapnya. "Siapa kau?" Ia masih menatap waspada.

Lalu wanita itu bicara. "Aku Orlin" Balasnya.

Di saat itu juga Geru terkejut mendengar nama itu.

*Orlin adalah sebutan sebagai seseorang yang bisa menciptakan makhluk hidup hanya dengan benda yang ia salurkan sihir nya. Bisa di bilang, dia menciptakan sesuatu yang akan menjadi hidup, termasuk boneka boneka itu, benda yang dia ciptakan akan meledak jika dia memberi perintah untuk melakukan nya. Dalam hal ini, Orlin menduduki peringkat langka karena Orlin terlahir hanya karena penurunan darah, bukan pengajaran sihir yang langsung bisa, dan Orlin termasuk ke dalam anggota Beast Hunter.

"(Aku baru ingat, Di Beast hunter, ada 3 orang, satu wanita dan dua lelaki, sekarang aku bisa berpikir bahwa wanita itu adalah salah satu dari mereka)"

"Mengaku saja bahwa kau telah membunuh Zaky, dia termasuk ke ketua Beast hunter, sekarang kami tidak utuh karena kau membunuhnya" Kata wanita yang bernama Orlin itu.

"Salah sendiri, dia mencari gara gara dengan ku.... Tunggu bagaimana kau tahu?" Geru menatap.

"Salah satu ciptaan ku, dia mengawasi mu, karena sebelumnya aku juga ingin ke desa tebing ini, dan rupanya kebetulan menemukan pembunuh Zaky"

"Oh, begitukah, jika aku harus bilang, aku tak perlu takut dengan ciptaan mu itu pastinya, karena mereka di bilang nya imut, bukan seram hahaha..." Geru malah mengejek.

"Baiklah, ejek lah sesuka hati mu itu... Aku hanya ingin bilang sesuatu, bagaimana jika bertarung dengan ku, gunakan kekuatan mu, aku juga akan menggunakan kekuatan ku, kau adalah iblis..." Kata Orlin.

"Oh, jadi kau juga tahu aku adalah iblis.... kalau begitu dimana kita bertarung?"

"Nanti malam, jam 12 tepat, aku akan menunggu mu di bawah, bukan di desa ini, temukan gua di sekitar sana dan masuklah tanpa basa basi, jangan membawa siapapun karena kau juga pasti tidak akan mau orang lain melihat tubuh iblis mu" Kata Orlin, lalu dia berbalik dan berjalan pergi.

"(Hm... Kenapa aneh sekali... Logatnya benar benar dewasa, tidak seperti Zaky.... Dia lebih di bilang tenang.... Aku yakin dia memiliki sikap yang tidak keras kepala....)" Pikir Geru, tapi tiba tiba ada satu boneka lari dan langsung melompat padanya membuatnya terkejut akan menghindar, tapi terlambat, boneka itu meledak membuatnya terpental. "Ah, sial..." Dia jatuh dari tebing dan jatuh di bawah tepat dimana banyak nya orang berdagang.

Awalnya semuanya menjadi melihat ke arahnya, tapi ada yang mendekat.

"Ugh sial..." Geru sudah kotor akan ledakan itu, lalu ia menoleh ke orang yang mendekat yang rupanya Tania, dengan bakpao rumput di bibirnya. "Apaa yang sedang kau lakukan di sini?" Tatap Tania sambil masih mengunyah makanan khas itu.

Lalu Geru bangun. "Aduh... Sakit, hei, jam berapa ini?" Geru menatap sambil bangun berdiri.

"Jam 11, ada apa?"

"Kalau begitu aku pergi dulu... Tolong jaga So-in, jangan meninggalkan nya" Kata Geru.

"Eh, kemana? Apa jangan jangan kau mencari masalah lagi, ini desa aman, kenapa kau mencoba mencari masalah sih" Tania menatap kesal.

"Haiz, aku tidak mencari masalah, justru aku di temui oleh orang kedua dari Beast Hunter, dia wanita Orlin dan meminta ku bertarung dengan nya, jadi, sampai jumpa..."

"Kenapa kau kelihatan tenang sekali, Orlin termasuk ke dalam kategori lawan yang tenang dan memiliki rencana mayang sempurna, meskipun kau iblis, kau bisa dikatakan rata rata jika bertarung bersama nya nanti" Tania menatap serius.

seketika Geru terkejut. "Apa kau yakin?"

"Yang membuatnya begitu sudah jelas faktor kelangkaan, di banding iblis, Orlin lebih langka" Kata Tania.

"Hm... Baiklah kalau begitu aku akan kawin dengan nya, membuat anak dan sudah jadi"

"Hah, bajingan!!"

"Hahaha bercanda... Ya kali, iblis seperti ku kawin ama Orlin, sampai jumpa... Jangan lupa jaga gadis ku" Geru langsung berjalan pergi menuruni bukit tebing keluar dari desa tebing itu.

Tania menjadi terdiam. "(Ck, benar benar deh, dasar orang aneh...)" Pikirnya.

Sesampainya di bawah, dia kebetulan langgeng bertemu gua. Lalu mengintip dari semak semak. "(Apa di sini tempat nya? Bagaimana caraku tahu ini tempatnya? Dia juga tidak terlihat di sini, sebaiknya aku jangan menampakkan diri dulu)" Pikirnya, tapi siapa sangka, ia terdiam kaku dan perlahan menoleh ke bawa. Itu satu boneka kematian tadi, seketika langsung meledak membuat Geru terpental ke pintu Gua, wajahnya kotor lagi. "Uhuk... Cough, sial, terbuat dari apa sih...." Ia bangun membersihkan tubuhnya.

"Cough... Kupikir lucu ternyata setan.... Dasarnya kau, menaruh boneka bom hanya untuk memberitahu ku bahwa ini tempat nya" Geru bergumam kesal sendiri. Setelah selesai membersihkan tubuhnya, dia menatap gua gelap itu apalagi keadaan malam juga tambah membuat sangat gelap.

"Hm.... Apa aku harus masuk?" Ia bingung.

Tapi siapa sangka, mendadak sekali banyak boneka itu keluar dari gua dan langsung memeluk tubuhnya, ada yang memeluk tangan, kaki bahkan kepalanya. "Akhh!!! Tidak.... Sialan... Lepaskan aku... Ahkkk" Geru mencoba melepaskan mereka satu persatu tapi mereka terlalu banyak.

Lalu di susul banyak nya lagi boneka yang keluar dari Gua, Geru terpaku dan tertawa pucat. "Hehe... Ini berakhir" Ia berkeringat dingin.

Suara ledakan sangat tinggi dan banyak pun bisa terdengar, asap muncul dari tubuh Geru yang terbaring tak berdaya di sana. Boneka boneka itu sudah hilang karena meledak.

"Cough.... Benar Benar Menjengkelkan...." Ia tampak menatap dengan pandangan kosong, lalu berdiri dan membersihkan tubuhnya.

"Ha.... Hei kau!! Orlin... Dengarkan aku!! Keluarlah dari Gua!! Jangan hanya kirim anak buah mu.... Lawan aku di luar, jangan di dalam, aku tahu ada jebakan di sana...!! Pokoknya aku akan menunggu mu" Teriak Geru, lalu ia kesal dan duduk di samping baru besar dan menghela napas panjang. "(Aku akan bersantai menunggunya keluar.... Awas saja jika dia tidak keluar ataupun mengirimkan boneka lagi....)"