"Apa itu?" Tania menatap tak percaya pada pohon besar itu.
"Apa itu semacam sarang?" Kata Geru sambil berlutut menurunkan So-in.
"Ada banyak sarang laba laba" Mereka melihat sekitar. Tempat itu juga bagus karena sarang laba laba itu menyimpan banyak butiran air yang pastinya muncul dari hujan.
Tapi tiba tiba, tanpa mereka ketahui. Ada sebuah benang rambut menjalar dan langsung memegang kaki So-in yang ada di belakang mereka. "Ah!" Sebelum dia terkejut, tubuhnya sudah terbungkus.
Hal itu membuat Geru dan Tania menoleh. "So-in!!!" Geru terkejut dan akan melesat meraih, tapi benang itu terlalu cepat dan pada akhirnya menarik So-in. "Ahhh!!!" Ke dalam hutan.
"So-in!! Sialan kau!!! kembalikan dia!!!" Geru berteriak akan mengejar tapi tiba tiba Tania memegang tangan nya. "Tunggu sebentar!!"
"Lepaskan aku, So-in!!! So-in.... Aku harus mengejarnya!!"
"Tunggulah sebentar, tenanglah.... Lihat itu" Tania menunjuk batang pohon besar itu dan di saat itu juga, tanah bergetar.
Tiba tiba saja, akar akar pohon besar itu keluar dari dalam tanah dan langsung menjalar menyerang mereka dengan cepat.
Mereka menghindar di tempat yang berbeda. "Cih, sialan...." Geru kesal, sambil menghindari akar akar itu dia memukul mereka hingga hancur.
Dan Tania hanya terus menghindar. "Gunakan rantai mu!!" Teriaknya.
"(Rantai ku?!! Hah benar, ini rantai biasa.... Panjang nya hanya 12 meter.... Aku harap cukup)" Geru mengeluarkan rantai besar nya dari pinggang nya dan di saat itu juga, dia melesat bertarung dengan banyak nya akar dan mengikat mereka sebagian. Tapi hanya sebagian, tidak semua.
"Sialan... Kurang panjang..."
"Awas!!" Teriak Tania membuat Geru menoleh, tapi terlambat. Geru tertampar akar akar itu membuatnya langsung terpental terguling.
"Akh!! Cough... Sialan...." Dia langsung berdiri.
Tapi tiba tiba saja akar akar itu berhenti menggila karena muncul suara. "Ahahaha~ kupikir manusia yang ingin kemari dan menghancurkan tempat ku, rupanya aku merasakan aura iblis dan naga tingkat tinggi secara bersamaan. Aku beruntung sekali, aku yang siluman biasa ini bertemu kalian" Kata Suara itu, kemudian di balik batang besar pohon, ada wanita keluar.
Siapa sangka, itu adalah Namazu, siluman laba laba yang dulu pernah bertemu Hannyo, dia tak jadi menyerang Hannyo karena sesuatu, yakni dia menyukai iblis.
Sekarang dia menatap ke Geru. "Halo... Kamu yang di sana tampan sekali yah.... Jangan khawatir, kita sama sama jahat kan" Tatapnya dengan menggoda Geru yang terdiam bingung.
"Hoi, apakah kamu yang membuat semua ini?! Tapi bagaimana bisa?!" Tania menatap.
Namazu terdiam masih dengan senyumnya, lalu berjalan turun ke sana dengan perlahan hingga di hadapan mereka berdua. "Aku Namazu, aku siluman laba laba yang membuat ini semua. Dulunya aku sebagai siluman penggoea, tapi aku memutuskan membuat tempat ini untuk seseorang yang aku sukai.... Legenda buronan pertama.... Iblis yang tampan uhuhuu... Aku juga sudah merancang ini semua... Semuanya!! Ahahaha~" Dia tertawa maniak. Sepertinya dia terobsesi pada Hannyo.
"Kau sudah bertemu dengan Hannyo?"
"Iya, iya... Bener banget... Oh, kamu pasti legenda buronan kedua kan.... Bagaimana jika antar aku bertemu dengan nya, aku kangen banget ama dia..."
"(Aku tidak tahu harus menganggap nya jahat atau baik....)" Tania terdiam.
"Tunggu dulu.... Dimana So-in?!" Geru baru sadar.
"Oh, gadis itu.... Lihat saja...." Namazu menunjuk du pohon besar yang rupanya So-in terikat tergantung di sana dengan keadaan pingsan.
"So-in!! Sialan, lepasin dia kau payah!!" Geru menatap kesal.
"Tunggu, sebelumnya.... Aku ingin meminta sesuatu juga, bagaimana jika kita bekerja sama saja.... Aku tidak akan melawan karena kamu rekan dari legenda buronan pertama itu ehehe..."
Tania lalu memegang baju Geru menbuat Geru menoleh. "Lakukan saja, demi So-in" Tatapnya.
"Aku tidak bisa mempercayai nya"
"Ahahaha jangan khawatir, selagi aku suka pada sesuatu, aku tidak akan berbuat jahat pada kalian yang mau bersama ku... Tempat ku ini akan selalu terbuka untuk makhluk seperti kalian, karena aku benci manusia.... Kalian lihat tengkorak itu kan, aku yang buat ehehe...." Namazu menatap. "Cih, baiklah, kita bekerja sama" Geru mengulur tangan lalu Namazu menerima nya dengan berjabat tangan.
"Sekarang lepaskan So-in" Tatap Geru.
Lalu benang yang mengikat So-in mengantarkan nya pada Geru yang lansgung menerima so-in dan menggendong nya. So-in bahkan masih tak sadarkan diri.
"Apa itu?" Tania bingung.
"Kau tidak bisa melihat nya kah?" Geru menatap.
"Ahahah... Itu memang benar, tak akan ada yang bisa melihat benang benang ku kecuali kalian iblis...." Balas Namazu.
"Kalau begitu, karena kita sudah bekerja sama, bisa aku meminta perisai pelindung padamu?" Geru menatap.
"Perisai pelindung?! Hah, jangan!? Jangan minta itu... Aku menggunakan benda itu untuk membuat dimensi ini... Jangan mengambilnya" Namazu menatap melarang.
"Apa salahnya jika menghancurkan tempat ini?"
". . . Aku tidak akan punya tempat tinggal.... Untuk legenda buronan pertama, aku menyiapkan semua ini hanya untuk nya..."
"Oh jadi kau suka Hannyo.... (Pft....) aku yakin dia tidak suka ini, karena dia bukan tipe orang yang melihat tempat, tapi dia lebih suka pada wanita yang mau menurut padaku" Kata Geru.
"Hah?! Benarkah begitu, kalau begitu.... Terima ini, mulai sekarang aku akan ikut kami... Demi apapun, aku akan lakukan untuk nya!!" Namazu mengarahkan tangan nya dan seketika benang benang nya membawa sebuah perisai pelindung yang berbentuk perisai.
"(Sepertinya dia benar benar terobsesi dan di sini.... Iblis ini telah membodohinya.... Kasihan sekali....)" Tania hanya bisa terdiam menggeleng.
"Baiklah, Namazu.... Kamu akan ikut kami" Kata Geru, lalu Namazu mengangguk.
"Oh sebentar, apa itu milik mu?" Namazu menunjuk rantai yang hancur di antara akar akar itu membuat Geru terkejut. "Akh, sialan, kenapa rantai nya putus?! Dasar pande besi kurang ajar, pantas saja dia tidak mau meminta uang lebih!" Geru kesal.
"Bagaimana bisa rantai mu putus?" Tania menatap.
"Ah sebenarnya itu hanya rantai biasa.... Aku sengaja tak menggunakan rantai ku karena aku ingin tahu apakah rantai biasa juga kuat, ternyata lebih kuat milik ku hehe..."
"Dasar kurang kerjaan, sebaiknya kita segera pergi"
Tak lama kemudian, Mendadak Namazu menangis di depan sumur tua itu. "Hiks.... Maafkan aku.... Aku sudah susah payah membangun, tapi aku menghancurkan mu... Sampai jumpa...." Ia sepertinya sedih karena dia harus menghancurkan tempat yang ia buat sendiri hanya untuk Hannyo karena sekarang dia ikut dengan Geru.
"Untuk ikut aku, kau perlu menjadi siluman yang baik dan selama di kota Haga, jaga sikap mu dan sembunyikan wujud siluman mu" Tatap Geru.
"Aku mengerti...."
"Hei, kenapa tidak menjalin kontrak saja?" Tania menatap.
"Ah tidak, aku tidak mau.... Aku hanya mau pada iblis pertama...."
"Terserah...." Tanua langsung cuek sambil membawa perisai pelindung itu.
"Baiklah, ayo pulang ke kota Haga...." Kata Geru sambil membawa So-in, lalu mereka berjalan pergi dengan tambahan anggota, yakni Namazu, dia bersedia ikut dengan Geru hanya karena suatu faktor obsesi kebodohan.
Setelah itu tampak Geru memberikan perisai pelindung pada meja Baren yang terkejut melihat itu.
"Apa?!!! Bagaimana bisa?!! Kenapa kau bisa membawanya pulang!!!" Ia menatap tak percaya.
"Itu memang perisai nya"
"Tidak, tidak, ini pastinya palsu..." Baren masih tak percaya.
"Jika tak percaya, cek saja sesuka mu"
Baren menjadi terdiam, dia lalu memegang perisai itu dan seketika terkejut. "(Ini benar benar asli) Tapi bagaimana bisa?! Kau menyelesaikan nya hanya dalka waktu seharian?!!"
"Ahahah.... Tidak percaya yah..." Geru menatap sombong.
"(Ini tidak mungkin, bagaimana caranya dia menyelesaikan hal ini.... Apa yang sebenarnya terjadi, siapa orang ini?!)" Baren benar benar kesal.
"Jadi, bisa aku meminta pertolongan mu karena kau sudah tahu aku bisa mengambil perisai ini dari hutan terkutuk?"
"Apa?!" Baren menatap kesal.
"Aku ingin tingkat ku dinaikan menjadi tingkat A/0" Kata Geru. Seketika Baren terkejut. "Itu peringkat petualangan yang paling kuat"
"Yup, memang benar, bagaimana?" Geru menatap.
"Aku tidak akan melakukan itu. Selama ini belum ada yang memegang peringkat itu...."
"Ck, lalu aku harus apa?"
"Satu satunya yang dilakukan adalah mengalahkan raja iblis" Kata Baren seketika Geru terkejut. "(Cih, segitunya kah...) Cih, yasudah.... Aku pergi saja..." Geru berjalan pergi dengan kesal.
Dia berjalan ke penginapan dengan berpikir keras. "(Bagaimana ini, aku sangat ingin peringkat besar itu.... Tapi aku sadar apa yang dikatakan Hannyo, jika bisa menyamar pura pura, lakukan saja... Jika memang tidak bisa, aku juga tak akan haus peringkat itu...)" Pikirnya.
Sementara itu, So-in terbangun di ranjang, dia melihat dia wanita dewasa melihatnya yakni Tania dan Namazu.
"Ah, dia bangun"
"Apa yang terjadi?" So-in menatap.
"Anu, gadis kecil, aku minta maaf ya, kedepan nya, kita jadi teman Oke" Namazu menatap.
"Um...." Tapi So-in malah ketakutan membuat Namazu juga tak tahu harus apa.
Hingga seseorang membuka pintu penginapan. "So-in, kau sudah bangun?!" Dia berjalan mendekat.
"Master!" So-in membuka tangan dan langsung memeluk Geru.
"Ah, syukurlah, kau bangun" Geru juga memeluknya.
"Um, aku benar benar minta maaf" Namazu menatap menyesal.
"So-in, dia kedepan nya akan ikut pada kita, jadi anggap saja dia seperti Tania juga" Kata Geru.
"Ya, itu benar So-in, jika dia melukai mu lagi, katakan saja padaku, aku akan membalasnya" Tambah Tania.
"Eh, aku tidak akan melakukan itu!" Namazu menjadi panik.
"Um.... Baiklah..." So-in mengangguk dengan wajah manis membuat Namazu tersenyum senang. "Terima kasih"
"(Dan begitulah kisah petualangan ku.... Untuk hari ini, biarkan petualangan berikutnya di isi oleh legenda buronan ketiga, sampai jumpa....)"
--
"Master...." Panggil So-in yang duduk di ranjang meminum kopi panas sambil membaca surat.
So-in baru saja dari luar dan masuk menatap Geru.
"Oh, bagaimana jalan jalan mu dengan kedua wanita itu?" Tanya Geru.
"Itu menyenangkan, mereka sekarang ada di kamar sebelah, oh, apa yang master baca?" So-in berjalan mendekat.
"Surat dari Baren, pria ketiga di beast hunter dan satu satunya itu, mengirim surat lagi padaku"
"Apa yang sedang dia bicarakan?"
"Sini, biarkan aku membacakan nya untuk mu.... Untuk Geru, aku ingin membicarakan lebih lanjut soal hal yang belum aku percayai, jadi kapan kapan kemarilah untuk berbicara dengan ku"
"Apa dia mengatakan itu dengan nada yang rendah" So-in menatap.
"Haha, kupikir juga begitu" Geru menambah lalu ia mencium pipi So-in.
Sementara itu di samping kamar. Tania mengeluarkan kartu dan Namazu terkejut, sepertinya mereka bermain kartu.
"Oh astaga, aku memang payah..." Namazu kalah. Tapi ia penasaran. "Hei, aku penasaran, apakah mereka pasangan?" Tanya nya pada Tania yang terdiam sebentar.
"Oh, Yeah, mereka pasangan yang manis...."