"(Gadis itu pasti akan terbiasa dengan ku haha)" Pikir Zaky sambil tersenyum sombong dan berjalan akan kembali ke penginapan sambil membawa sebotol cairan obat oles.
Tapi ia terdiam kaku ketika di depan nya ada wanita cantik yang berpose merayunya dari jauh. Rupanya itu Tania.
"(Apa pose ku ini sudah bagus? Dia terdiam dan aku tak tahu apa maksud dari dia yang diam)" Pikir Tania. Lalu ia ingat pesan Geru. "-Jangan lupa merayunya dengan perkataan"
"Hai ganteng~.... Tampak seperti pahlawan yah, mau gak ikut sama aku~" Tatap Tania. Seketika Zaky menjadi berwajah agak mesum.
"Hahaha, apa kau sedang merayuku? Aku punya pelacur lain di tempat ku"
"(Sialan... Memang bajingan banget... Itu pasti gadis manis itu)... Oh apakah pelacur mu itu punya dada yang seukuran ku, aku tahu selera orang itu beda beda soal ini, tapi kau pasti lebih tertarik dengan tubuh ku"
"Hm... Tubuhmu kelihatan bahenol, baiklah ikut lah aku ke penginapan"
"Ah tak bisa begitu dong, aku yang harus menentukan tempat nya, ayo kita ke atas saja, di sana lebih sepi" Tania menunjuk tebing atas. Lalu Zaky menengadah dan berpikir diam sebentar.
"Dari mana kau tahu itu sepi?"
"Karena aku habis melayani orang lain baru saja di sana... Dan dia bilang puas melakukan nya di sana..." Balas Tania, dia benar benar bisa berbohong.
"Hm.... Baiklah" Hingga Zaky menyetujuinya.
"Haha, ayo ganteng...(Hiihhh.. Amit amit aku bilang gitu)" Tania berjalan duluan.
"Hei tunggu kau" Zaky juga mengikutinya.
Sesampainya di atas, Zaky melihat sekitar dan Tania berdiri membelakangi nya.
"Haha, kemarilah sekarang" Zaky meletakan obat itu di tanah dan mengangkat kedua tangan nya bersiap meremas dada Tania. Lalu Tania menoleh dan tatapan nya tak terlihat. Tapi karena sudah terbawa nafsu, Zaky tetap akan mendekat.
Di saat itu juga, mendadak ada kumpulan rantai yang melesat pesat dari belakang Tania melewatinya dan langsung menyerang Zaky yang terkejut tanpa waspada.
Rantai rantai itu mengikat nya sekaligus menutupi mulutnya membuat nya terdiam tak percaya dan tak bisa memberontak.
Ia melihat Tania yang memasang wajah berani, perlahan Tania mendekat dan di saat itu juga tanduk naga Tania kelihatan membuat Zaky terkejut.
"Bajingan seperti mu pantas mati" Kata Tania. Lalu rantai yang menutupi mulut Zaky terbuka. Seketika Zaky melontarkan kata tidak layak.
"Kurang ajar, pelacur busuk.... Aku akan menghajar mu!!"
Tapi ia menutup mulut ketika suara rantai dari belakang Tania seperti di bawa oleh seseorang dan seseorang itu berjalan mendekat.
Tania lalu berpindah tempat ke samping dan itu membuat Zaky melihat bahwa itu Geru yang muncul membawa ujung rantai di tangan nya.
"Perkataan mu itu memang lah tidak pantas" Kata Geru. Ia juga menatap dengan aura membunuh.
"Kau!! Kenapa kau bisa kemari!! Bagaimana kau bisa mengikat ku begini!! Lepaskan aku.... Apa kau lupa siapa aku!! Aku salah satu dari 3 pahlawan"
". . . Masih tidak tahu malu, kau lihat wanita itu... Dia adalah penjaga jembatan HAGA, dia di sebut sebagai naga penjaga jembatan oleh mu" Kata Geru.
"Apa?! Tapi bagaimana dengan kristal nya?!.. Kristal yang kau berikan padaku saat itu?"
"Itu adalah kristal ibuku, asal kau tahu bajingan, dia telah menjalin kontrak dengan ku" Tatap Tania menyilakan rambutnya sendiri dan di saat itu juga telinga nya memperlihatkan tindik anting.
Zaky terkejut karena ia juga melihat satu anting lelaki milik Geru yang di pakai. Mereka berdua sama sama memakai hiasan telinga yang sama, itu bukan hiasan, itu kontrak.
"Tidak mungkin!!.... Apa karena ini kekuatan mu besar, kau benar benar menggunakan kekuatan naga ini... Payah!!" Teriak Zaky, ia bahkan tak punya takut takut nya.
Di saat itu juga, Geru yang mendengar kata kata itu menjadi kesal dan langsung menggenggam rantai yang ada di tangan nya.
Genggaman itu membuat rantai yang mengikat Zaky menjadi semakin erat.
"Payah katamu? Memakai kekuatan nya katamu? Kau mungkin tidak tahu yang sebenarnya terjadi, iblis tingkat atas tidak di perkenankan memakai kekuatan makhluk yang di kontrak nya, kekuatan ku murni karena aku yang paling kuat" Kata Geru. Seketika ia berubah menjadi iblis dengan tubuh yang saat itu ia perlihatkan ke Tania.
"(Dia memunculkan tubuh nya lagi)" Pikir Tania. Tapi Tania juga jelas terkejut karena melihat ekor milik Geru bergerak ke sana kemari dengan sangat cepat, letak nya tak tegak, tapi tetap di bawah, dan kuping Geru menjadi tegak dan terlihat sangat tajam. Pupil mata miliknya menipis membuat Tania tahu itu mengadakan apa.
"(Itu... Dia sedang kesal dan tak bisa menghentikan dirinya)" Pikir Tania.
Zaky yang melihat itu jelas saja sangatlah terkejut, ia bahkan tak bisa berkata kata dan hanya mengucapkan beberapa kata gemetar. "K... K.... Kau... Iblis?!"
"Akan ku tunjukan siapa yang lebih payah sekarang!!" Teriak Geru seketika rantai yang mengikat Zaky lepas. Tak hanya itu, Geru menjadi menarik cepat leher Zaky membuat Zaky terkejut. Geru juga mengangkat Zaky ke atas dengan satu tangan nya itu.
"Kau pikir hanya dengan kau sebagai pahlawan, kau bisa melakukan apapun termasuk mengambil gadis ku!!!" Teriak Geru. Kini dia benar benar sangat marah, seketika leher Zaky mengeluarkan darah dan dia tak bisa apa apa karena dia juga sekaligus tercekik oleh cakaran Geru.
Hingga akhirnya darah sangat banyak dan Geru melemparnya ke tanah. Tangan dan jari Geru terkena darah nya, tak hanya sampai di sana. Zaky masih bisa meronta. Ia mencoba meraih sekitar dengan tangan nya meskipun ia tak bisa mengangkat kepalanya.
"Masih bisa meronta? Akan kubuat sama seperti So-in" Kata Geru. Seketika satu ekor rantai Geru melesat ke atas dan langsung jatuh dengan sangat cepat.
Zaky terkejut tak bisa melihat itu, dengan cepat paha kanan nya tertusuk rantai itu hingga terlihat hancur.
"Akhhhh ahk.... Ahk" Dia hanya bisa sekarat lalu tak bergerak dengan mata yang masih terbuka.
Lalu Geru menghilangkan rantainya dan tubuhnya kembali ke bentuk manusia. Ia mendekat ke Zaky yang sudah mati.
"Ini belum cukup" Kata Geru. Seketika rantainya kembali muncul mengikat tubuh Zaky.
"Apa yang akan kau lakukan? Dia sudah cukup mati" Tatap Tania. Tapi tiba tiba saja rantai rantai yang menutupi tubuh Zaky semuanya menjadi menekan nya dan seketika muncul cipratan darah dari sela rantai, setelah itu rantai rantai itu hilang dan seketika terlihat darah merah, remukan tulang dan daging yang hancur di sana. Zaky mati mengenaskan.
Tania yang melihat itu menjadi terdiam kaku melihat keganasan Geru.
Lalu Geru berjalan mengambil botol obat yang ada di bawah. "Dia bilang apa soal tempat?" Tatap nya pada Tania dengan tatapan serius.
"Dia bilang.... Penginapan... (Kini aku melihat tatapan nya yang benar emang sangat serius)"
Sementara itu di penginapan. So-in mencoba menahan sakitnya luka di pahanya. Kain penutup yang di pakaikan Zaky tadi belum cukup dan darah nya terus keluar membuat ranjang itu juga terkena darah nya. Sebentar lagi dia akan kehabisan darah.
"(Master... Master.... Aku ingin melihat mu sekali lagi.. . Jangan tinggalkan aku)" Ia akan menutup mata perlahan dan sudah sangat lemas. Tapi di saat itu juga ia merasakan tangan yang sangat besar menyentuh paha milik nya yang terluka. So-in melihat ke samping dengan tatapan lemas nya.
"(Apa? Aku melihat seseorang yang sangat familiar? Kenapa aku tak bisa melihatnya dengan jelas)"
Di saat itu juga Geru mencium bibir So-in sambil memegang lukanya. Seketika darah yang keluar berhenti keluar. Tania yang melihat itu menjadi terkejut, ia langsung membuka kain di paha So-in, terlihat tak ada luka sama sekali. "Bagaimana bisa?"
Lalu Geru melepas ciuman bibir nya dan membelai pipi So-in yang sedang tertidur tak sadarkan diri.
"Saat itu, aku berumur sangat kecil. Aku terluka sangat parah di setiap tubuhku, banyak luka tusukan karena aku memang di keroyok. Aku sembuh dengan sendirinya jadi aku berpikir aku juga bisa menyembuhkan orang lain, tapi aku salah... Aku tak bisa melakukan nya, tapi aku ingat seseorang pernah berkata bahwa 'Aku bisa menyembuhkan orang yang sudah terhubung dengan ku, intinya aku menganggap nya' dan dia adalah gadis ini" Kata Geru
Lalu Tania terdiam. "(Apa ini artinya, dia hanya bisa menyembuhkan dirinya sendiri dan orang yang ia jaga?)"
--
Hari berikutnya, So-in membuka mata di sebuah ranjang penginapan masih di tempat yang sama. Ia juga merasakan bahwa sesuatu yang besar sedang memeluk nya, ia lalu menoleh ke samping dan terkejut melihat bahwa itu Geru sedang tertidur.
"Hah?! (Ini mimpi?!)" So-in terdiam kaku. Ia lalu perlahan memegang paha nya yang terluka saat itu, tapi ia semakin terdiam ketika merasakan paha nya baik baik saja tanpa luka apapun.
Geru juga tidur memeluk nya dengan tangan kiri nya sebagai bantal So-in dan tangan kanan nya yang mendorong nya mendekat.
"Master....." Tatap So-in. Lalu perlahan Geru terbangun mendengar itu. Ia tersenyum lembut menatap So-in dengan mata tulus nya.
"Master.... Apa aku bermimpi?"
"Jika kau bermimpi, apa yang akan kau lakukan?"
Lalu So-in meneteskan air mata dan langsung memeluk Geru.
"Hiks.... Jika ini mimpi, biarkan aku tertidur selama nya... Master, jangan tinggalkan aku" So-in tampak terisak senang.
Geru membelai kepala So-in dengan mengelus nya lalu mereka saling menatap.
"Kau tidak bermimpi, ini kenyataan, jadi jangan sampai kau tertidur selama nya, manis ku"
"(Aku benar benar sangat senang, sangat senang bisa melihat Master.... Aku tahu Master akan datang menyelamatkan ku)" So-in tampak sangat senang lalu ia menatap Geru. "Master... Terima kasih, aku sangat senang" Tatapnya.
"Yeah, kau sudah seperti permata bagi ku, rambut biru yang lembut dan mata yang memancarkan kristal... Kau adalah perhiasan untuk ku"