Lalu datang seseorang dengan cepat di sana. Ia mendekat dengan berjalan membuat So-in melihatnya yang rupanya dia adalah Tania. "Apa yang sedang kau lakukan di sini? Kau gadis yang ikut dengan Mas iblis itu kan?" Tatap nya.
"Aku.... Aku hanya menikmati udara di sini" Balas So-in dengan masih memasang wajah cemas.
"Ada apa? Bagaimana dengan batu kristal ku?" Tanya Tania.
"Di bawa master, kau bisa meminta nya sendiri, dia sedang ada di kamar"
". . . " Tania terdiam melihat reaksi So-in yang tidak nyaman, lalu ia tak mau mengganggu So-in dan berjalan masuk ke kamar Geru.
Tapi setelah Tania pergi. Tiba tiba saja, ada yang menutupi mulut So-in dari belakang membuat nya terkejut dan langsung tertarik begitu saja tanpa sepengetahuan Tania.
Di sana Geru sedang berbaring dengan menutup mata di ranjang. Ia membuka mata ketika melihat Tania datang. "Oh, kau kemari?" Ia langsung bangun duduk.
"Apa batu kristal ku tidak kau berikan pada 3 orang itu?" Tatap Tania.
"Aku mengambilnya kembali tanpa sepengetahuan mereka, ini, kau bisa mengambilnya" Kata Geru memberikan batu kristal itu.
"Hah!? Kenapa? Mereka nanti pasti akan tahu kau yang mengambilnya kembali, kau tidak mau mereka meneror mu bukan? Apa kau sengaja melakukan nya agar dirimu dalam bahaya oleh mereka?" Tatap Tania dengan khawatir dan belum mengambil batu itu.
"Ini bukan soal itu, ini karena batu ini pasti berharga untuk mu, karena ini adalah batu jiwa milik ibu mu sendiri, tentunya aku tahu perasaan mu kehilangan sosok yang paling berharga, jadi bawalah saja ini" Kata Geru. Mendengar itu Tania menjadi tersenyum dan mengangguk pelan. Ia lalu menyila tangan. "Bawalah saja itu, apa kau lupa aku akan tetap bersama mu dengan kontrak ku ini"
Mendengar itu Geru yang menjadi terdiam.
"Dengar Tuan Iblis, kau itu iblis baik yang pernah aku temui selama ini, kupikir iblis sepertimu ini memiliki sikap yang sangat jahat sampai tak terbilang, tapi ternyata kau orang nya pandai menjaga pesan dan perintah, jika kau tidak memberikan batu kristal itu, mereka akan tahu kau mengambilnya kembali dan memberikan bahaya pada dirimu juga" Kata Tania.
Lalu Geru melihat batu kristal itu yang masih di tangan nya dengan terdiam.
Di sisi lain, tepatnya di tempat markas 3 pahlawan, sebelumnya, ada satu orang yang pulang dengan memakai baju besinya melihat Zaky yang sedang bersantai.
"Kenapa kau malah bersantai?" Tanya pria itu, dia bertubuh besar dan mengerikan.
Lalu Zaky berdiri dan berjalan mendekat. "Dengarlah ini, kau pasti tidak percaya, aku mendapatkan batu kristal naga itu"
"Bagaimana kau melakukan nya? Aku tidak percaya sama sekali"
"Lihatlah ini" Zaky merogoh saku untuk mengambil baru kristal tadi tapi ia terdiam ketika ia tak merasakan apa apa si sakunya. Ia menjadi panik mencari di setiap saku tapi tak menemukan batu itu, karena lama, hal itu membuat pria di depan nya itu menjadi terdiam menunggu dengan wajah yang judes.
"(Kenapa tidak ada.... Apa jangan jangan!???) Sialan!! Dia telah menipuku..... Aku akan membalas nya!!" Teriak Zaky.
Sementara itu Geru kembali mengantongi batu kristal itu.
"Baiklah, aku akan menjaga batu kristal nya" Kata Geru pada Tania yang ikut mengangguk.
Tapi tiba tiba saja perasaan Geru sama sekali tidak nyaman, ia lalu melihat jendela yang mengarah langsung ke halaman penginapan.
Ia terkejut ketika di sana tak ada So-in. "Di mana So-in?!"
"Gadis itu? Aku tadi melihat nya di Halaman belakang"
"Lupakan itu, dia tidak ada di sana" Geru langsung berlari keluar kamar dan ke halaman. Ia melihat sekitar dengan panik mencari So-in tapi sepertinya So-in tidak ada.
Lalu ia menemukan kertas yang jatuh ke kolam. Geru mendekat ke kolam ikan dan kertas basah itu di ambil oleh rantainya yang melayang menunjukan kertas itu pada Geru yang membacanya.
Kertas itu bertuliskan. "Bawa batu kristal ke gua Vina"
"Sialan!!" Teriak Geru yang kesal. Ia berjalan buru buru keluar dari penginapan, tapi ia di hadang oleh Tania yang langsung ada di luar penginapan.
"Tunggu! Kau ingin kemana? Kau terlihat penuh marah, jangan sampai semua orang di sini melihat bentuk iblis mu yang perlahan berubah hanya karena amarah" Tatap Tania.
"Cih, aku tak peduli, ikutlah dengan ku...." Kata Geru yang berlari melewatinya.
Tania terdiam, ia lalu juga mengikutinya.
Sampai di luar kota HAGA, Tania terengah entah. "He.... Hei.. Tunggu, tunggu dulu"
"Cepatlah" Geru menoleh ke belakang.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Katakan padaku?" Tatap Tania yang berjalan mendekat.
"Salah satu 3 pahlawan itu, dia menculik So-in, aku sama sekali tidak bisa membiarkan ini"
". . . Apa jangan jangan karena batu kristal nya?!"
"Yah, mungkin dia tahu bahwa aku telah menipunya, jika kau ingin ikut, bantulah aku membunuh nya"
"Tentu, kita akan mengalahkan nya kan?" Tatap Tania.
"Tak hanya itu, aku bilang aku akan membunuhnya" Balas Geru. Kini tatapan nya benar benar mengerikan membuat Tania terdiam kaku.
"Di... Dimana dia di culik?"
"Gua Vina, aku tahu tempatnya"
"Gua Vina? Bagaimana kau bisa tahu letak nya?" Tanya Tania yang ada di belakang nya.
"Aku tahu gua Vina, tempat itu sering di jadikan petualang mengambil tugas sulit, Seo sendiri yang mengatakan nya, tapi saat ini belum ada tugas yang mengatakan bahwa semua jenis petualang akan memasuki gua itu, karena gua itu terdapat bahaya besar yang tidak bisa di atasi oleh petualang peringkat tinggi sekalipun"
"Apa kau serius? Sudah jelas gua itu bahaya"
Sementara itu So-in membuka mata setelah pingsan, ia di ikat tergantung dan di sampingnya ada Zaky. "Haha hola, bagaimana tidur mu hm~" Tatap Zaky. Seketika So-in terkejut ketakutan. Ia bahkan takut ketika melihat Zaky.
"(Apa yang.... Apa yang terjadi... Kenapa aku ada di sini.... Dimana Master dan kenapa ada orang jahat ini... Aku sangat takut... Master... Dimana master....)" So-in benar benar gemetar ketakutan.
"Lihat, kau lah satu satunya yang bisa menjadi jaminan orang itu membawa batu kristal nya karena kau adalah gadis yang manis, haha sangat sangat manis" Zaky menyentuh dagu So-in yang gemetar.
"Lepaskan aku!!" Teriak So-in seketika ia menggigit tangan Zaky.
"Akhhhh, sialan.....!!" Zaky kesal dan menarik pedang nya akan membunuh So-in, tapi So-in benar benar lincah, dia menghindari pedang itu alhasil sayatan pedang itu mengenai tali yang mengikat tubuhnya.
Seketika ia terkejut dan terlepas dari tali itu. Ia bernapss cepat dengan jantung berdebar kencang. "(Apa aku mati.... Kenapa aku bisa mengindari kematian itu...)"
"Cih sial... Kau benar benar bukan gadis biasa!!" Zaky yang penuh amarah menjadi menarik rambut So-in untuk bangun, So-in menjadi kesakitan. Di saat itu juga, tanpa sengaja, kain yang menutupi tanduk kecil So-in menjadi terbuka dan jatuh ke bawah, seketika Zaky yang melihat itu menjadi terkejut.
"Kau!!! Tanduk kecil!!?? Kau Rogk!!" Ia menjadi menatap dengan mata besar nya itu.
So-in yang memegang tanduk nya menjadi melihat kain yang ada di bawah nya. Ia akan mengambilnya tapi....
"Kemarilah!!" Zaky akan menangkap nya, tapi So-in menghindarinya dan mulai berlari, ia bakan tak sempat mengambil kain itu.
"Hoi!!! Sialan!!" Zaky menjadi mengejarnya.
"(Master, aku mohon.... Maaf kan aku, aku menunjukan tanduk ku padanya)" So-in terus berlari dengan perasaan sedih. Ia benar benar tak tahu lari kemana, hanya ada batu batu tinggi dan siap muncul siluman yang akan bisa saja menyerang nya.
Tiba tiba saja ia tersandung dan terjatuh. "Akh!!" ia terluka pada kakinya yang membuat nya tak bisa bangun. Di saat itu juga Zaky datang dan menarik tanduk So-in membuat So-in terangkat. "Kau gadis sialan.. Tidak mau menurut dengan ku, sebaiknya aku pergi dari gua ini, aku akan membawa mu pergi... Akan kulupakan batu kristal itu dan lebih memilihmu, kudengar Rogk sepertimu sangatlah cantik ketika menjadi pelacur, sekarang aku juga tahu kenapa lelaki itu suka padamu" kata Zaky. Ia lalu menjilat bibir So-in yang terkejut tak bisa apa apa.
"Lepaskan aku" So-in mendorong nya membuat dia sendiri jatuh ke bawah.
"Cih, sebelumnya agar kau tidak memberontak, aku akan melukai kakimu agar kau tidak bisa lari dengan lincah lagi, awas saja jika kau bisa lari" Tambah Zaky, ia mengeluarkan pedang membuat pupil mata So-in membesar melihat itu.
Yang benar saja, Zaky menusuk paha kanan So-in. "Akhhh!!!" So-in terkejut kesakitan, darah terus mengalir di kakinya. Ia benar benar terkejut kesakitan, bagaimana tidak, itu karena sangat sakit, bahkan sampai banyak darah mengalir.
"Haha, bagus... Mari kita lihat apakah kau nanti bisa berjalan" Kata Zaky, ia lalu menggendong So-in yang lemas dan perlahan pingsan. "(Master.... Master..... Maafkan aku.... Aku tak bisa mengikuti mu lagi... Master....)"
Dia membawa So-in pergi dengan luka yang masih meneteskan darah.
Di sisi lain, Geru dan Tania sudah sampai di depan gua. "Ini tempat nya, lebih seperti gundukan batu yang saling menempel" Tatap Tania.
"Cepat masuk...." Geru langsung masuk duluan lalu Tania mengikutinya sambil berpikir serius.
"(Kudengar Gua ini digunakan untuk mencari siluman tingkat bawah hingga atas, tapi yang aku dengar, beberapa petualang tidak berani kemari karena yang tersisa hanyalah siluman tingkat atas....)" Pikirnya, lalu ia melihat Geru yang masih fokus mencari.
Geru melihat sekitar dan terkejut menemukan banyaknya tetesan darah di depan pintu.
"Itu darah So-in" Ia langsung berlari ke bagian sangat dalam.
"He... Hei tunggu" Tania mengikuti nya, tapi sebelum nya, Tania melihat ada bercak darah yang sedikit mengarah ke tempat lain, atau bisa jadi itu mengarah ke jalan lain, bukan jalan dari gua melainkan keluar dari gua yang tidak diketahui mereka.
Tapi karena ia tak tahu apa apa dan Geru sudah masuk, ia menjadi mengikuti Geru.