"Yo gadis.... Kau sangat manis, sangat langka sekali bertemu gadis yang manis" Tatap nya. Hal itu membuat mata So-in melebar, ia bahkan bersembunyi di balik baju Geru dan begitu ketakutan.
Geru yang merasa bajunya tertarik menjadi menoleh dan melihat So-in ketakutan. "Manis, kau kenapa?"
"Yo, apa dia kakak mu atau ayah mu hahaha" Pria itu menggunakan nada sombongnya. Hal itu membuat Geru menoleh dengan tatapan seriusnya, lalu mengatakan sesuatu. "Hei, kau ini sedang bicara dengan siapa? Sudah jelas dia di dekat ku, dan sudah jelas tidak perlu mengganggunya" Dia menatap serius.
"Hoi, apa apaan tatapan mu itu, kau mau ngajak berkelahi?" Tatap Pria itu juga, kini mereka saling melemparkan tatapan tajam. Semua orang juga mulai melihat mereka dari meja mereka masing masing. Geru masih menatap serius pria itu yang mulai menantangnya.
"Kenapa? Kau mengajak berkelahi?" Pria itu masih menantang.
Lalu Geru mengubah tatapan nya menjadi santai dan ramah. "Oh tentu saja tidak, aku tidak mengajakmu untuk berkelahi kok bang, hanya saja kau yang duluan membuatku ingin menggigit pita tertawa mu itu" Kata Geru dengan nada santai namun perkataan yang mengejek.
Seketika semua orang terkejut apalagi Seo yang sekarang terbengong. Disusul banyak yang bergosip. "Kau dengar itu, dia benar benar sudah berani menantang apalagi perkataan nya benar benar seperti mengejek"
"Kau benar, dia benar benar begitu sombong, paling cuma cecenguk kecil"
"Kau benar, mungkin dia akan menangis nanti hahaha" Mereka sebagian menertawakan Geru.
Tapi Geru tak menghiraukan nya dengan tatapan yang datar.
"Kau gadis manis, lebih baik kau bersamaku dari pada sama lelaki yang terlalu percaya diri ini" Tatap pria penantang itu yang sekarang menatap pada So-in. "Aku tidak mau..." Balas So-in dengan nada masih takut.
"Oh ayolah, jangan bersikap dingin begitu, kau mungkin lebih suka sama lelaki seperti ini, lelaki yang terlalu percaya diri, aku bisa lebih percaya diri darinya, lagi pula kekuatan nya sama sekali tak terlihat di sini" Kata pria itu masih merendahkan Geru.
"Aku tidak akan mau!!" Teriak So-in yang langsung memberontak.
"Haha, itu baru gadis ku" Geru mengelus kepala So-in.
"Cih, memang nya dia itu apa?! Bukankah dia hanya lelaki lemah!! Bersama orang lemah hanya membuat mu buruk saja!"
"Master tidak lemah!!! Dia sangat kuat!" Teriak kembali So-in membuat Geru memasang senyuman sombong pada pria itu.
"Cih, baiklah, kau keras kepala gadis" Pria itu mulai kesal, lalu ia duduk di meja bulat dan mempersiapkan tangan nya untuk melakukan panco. "Jika kau memang kuat, tunjukan padaku dan semua orang di sini, tawaran nya adalah gadis itu" Kata pria itu.
"Hah, master, jangan lakukan" So-in menahan tangan Geru.
"Ahahah ada apa gadis, kau takut!? Bukankah kau sendiri bilang bahwa master mu itu kuat... Sudah terlihat sekali lemah" Tambah pria itu yang semakin mengejek.
"Jangan khawatir" Balas Geru pada So-in lalu ia duduk di depan pria itu dan mereka memegang tangan untuk melakukan panco.
"Mari kita lihat, siapa yang kuat sebenarnya, ingat, taruhan nya adalah gadis itu, jika aku menang, aku akan mengambil gadis itu" Kata pria itu.
"Boleh boleh saja..." Geru hanya membalas dengan wajah santai. Lalu dorong dorongan tangan dimulai.
Tapi wajah Geru dari tadi biasa saja sementara pria itu memasang wajah agak terus mendorong.
"(Sialan.... Kenapa tangan nya tidak berubah dari dorongan satu inci pun?!!)"
Geru menatap sombong, lalu ia mengatakan sesuatu. "Jika aku menang, aku boleh menghajar mu!" Ia langsung mendorong tangan pria itu membuatnya jatuh, bukan hanya kalah, tapi dia mendapatkan balasan yakni hingga terdorong ke bawah, meja itu pun juga terbelah di tangan nya.
"Akhh… Ekh" Ia menjadi tak berdaya di sana. Lalu Geru berdiri dan tersenyum kecil. "Terima kasih atas tawaran yang membuatku menang itu" Kata Geru
Semuanya menjadi tercengang. "Apa yang terjadi?!"
"Kenapa dia kuat sekali?!"
"Apa dia sungguhan?"
"Jadi kita salah menilai nya?"
"Akhh sialan!!!" Tiba tiba pria itu memberontak dan langsung berdiri. "Kau benar benar sialan!! Berani beraninya kau melakukan ini padaku huh!!!" Dia akan memukul Geru.
"Master!!" So-in menatap terkejut.
Tapi Geru menahan tangan nya itu. Tepatnya kepalan tangan pria itu yang siap memukul tadi.
"Kau terlalu banyak bicara, dasar orang percaya diri..." Tatap Geru seketika menjatuhkan pria itu membuatnya jatuh duduk tak percaya.
"Gila... Dia benar benar membalas ejekan tadi"
"Iya, benar, sungguh sangat di ulti..."
"Jika aku jadi pria itu, aku akan sangat malu" Mereka mulai membicarakan pria itu membuatnya kesal.
"Akhh sialan.... Semuanya sama saja..... Hei kau.... Awas saja.... Aku akan mengalahkan mu dan mendapatkan gadis itu.... Dasar sialan..." Tatapnya dengan kesal pada Geru lalu berjalan pergi.
"Tuan Geru" Panggil Seo yang mendekat. "Maafkan aku, dia memang suka membuat keributan" Ia langsung menundukkan badan. "(Astaga, aku benar benar sungguh tidak tahu bahwa dia benar benar mengalahkan nya...)"
"Tak apa, bagaimana dengan surat nya?" Geru mengulur tangan.
"Ah ini, anda tinggal ke sana dan mendapatkan perizinan, tapi setahu ku... Di sana--
"Ya.... Tidak perlu di ulangi kata kata mu, nanti kamu capek... Kalau begitu aku dan So-in pergi dulu" Kata Geru lalu Seo mengangguk. Setelah itu Geru dan So-in berjalan pergi. Mereka akan ke tempat markas Beast Hunter untuk mendapatkan surat perizinan.
"(Sebenarnya siapa Tuan Geru ini, dia benar benar kuat sampai menghancurkan meja ini)" Pikir Seo dengan bingung. Ia masih ingin tahu siapa Geru sebenarnya dan So-in. "(Gadis itu juga sepertinya agak aneh, dia tak sama seperti Tuan Geru, itu artinya dia bukan siapa siapanya Tuan Geru, awalnya aku Pikir dia adalah adiknya atau tidak putrinya Tuan Geru, tapi aku masih belum tahu dia siapa...)"
Di sisi lain, Geru dan So-in sudah sampai di tempat markas Beast Hunter, tempat itu seperti rumah besar yang sama seperti Work Fandation. "Apakah ini tempanya?" Geru terdiam bingung sambil melihat tempat itu dari kertas yang ia bawa.
"Ini memang benar tempatnya master, di sini tertulis blok khusus Beast Hunter" So-in menunjuk nama tempat itu.
"Hm… Sepertinya memang begitu, apa kita langsung masuk saja?"
"Hei!" Tiba tiba ada yang memanggil mereka membuat mereka terkejut akan suara yang mendadak itu lalu menoleh, rupanya seorang pria dengan pakaian penjaga. "Permisi, apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya pria itu kepada mereka
"Oh kami yang di sini ingin masuk ke tempat ini bertemu dengan 3 Beast Hunter untuk melakukan suatu urusan, apa mereka ada di dalam?" Tanya Geru.
"Hanya ada Tuan Zaky di dalam, dua orang lain tengah pergi menjalankan tugas, mungkin anda bisa pergi sebentar lalu kemari pada sore hari. Biasanya mereka berkumpul di tempat mereka pada sore hari jadi nda bisa langsung menemui mereka" Kata pria itu.
"Oh begitu yah, (Sore hari mungkin terlalu lama…..) Ngomong ngomong apa kau penjaga di sini?" Tanya Geru.
"Ya, aku penjaga di sini"
"Kalau begitu, aku ingin sedikit bertanya, apa ada banyak orang asing yang pernah kemari sebelumnya?"
". . . Dulu sangat banyak yang datang kemari, tapi semakin lama semakin sedikit yang datang kemari, mungkin karena perlakuan Beast Hunter pada mereka" Balas penjaga itu lalu Geru terdiam.
"(Rupanya benar, memangnya seberapa menyakitkannya mulut para Beast Hunter ini, awas saja, aku akan lebih pedas dari pada mulut mereka)" Pikir Geru lalu ia dan So-in berjalan pergi.
"Master, Apa kita tak jadi ke sana?" Tanya So-in saat berada di jalanan kota HAGA.
"Sepertinya nanti sore saja, kita butuh 3 orang Beast Hunter itu untuk membuat perizinan.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" So-in menatap.
"Hm, mungkin kita akan mencari sesuatu yang berguna bagi tempat ini. Dan juga menguntungkan untuk kita" Tambah Geru.
". . . Seperti menangkap hewan buruan?"
"Tidak, tidak, bukan itu, tapi yang lebih mudah sekali…." Kata Geru sambil berpikir lalu So-in juga menjadi bingung.
"Ah aku tahu, tempatnya pasti tak jauh dari sini.. Ayo So-in" Ajak Geru. So-in agak bingung lalu ia memutuskan untuk mengikuti Geru keluar kota.
Setelah beberapa lama, mereka berhenti di sebuah padang rumput. Bukan rumput biasa, melainkan rumput herbal. "Eh?" So-in menjadi bingung.
"Lihat, ini pekerjaan yang mudah, hanya perlu mencabut tanaman herbal ini" Kata Geru.
"Um... Master, bisa aku ajukan pertanyaan?" Tatap So-in lalu Geru menatap.
"Um.... Bukankah kau yang terkuat, kenapa kau harus terendahkan oleh dirimu sendiri hanya karena mencabut rumput ini?" Tatap So-in.
"Apa maksud mu? Justru kita harus melakukan hal ini, tidak baik menunjukan kekuatan terlalu berlebihan, jadi ikuti saja alurnya maka perlahan kita akan dikenal" Kata Geru.
Lalu So-in kembali terdiam. "(Aku benar benar terkesan dengan sikap sabar master, dia rela tak menunjukan kekuatan nya)" Lalu ia ikut mencabut rumput herbal itu di padang rumput itu.
"Master, aku ingin mengatakan sesuatu lagi" So-in menatap dengan wajah polos namun manis dimana Geru.
"Yeah, ajukan saja tanpa adanya kata formal"
"Yang tadi itu, master benar benar hebat..."
"Hahaha.... Terima kasih, kau tahu aku hebat dari awal kenapa ragu sekali tadi?" Geru menatap.
Seketika So-in terdiam dengan wajah yang tiba tiba memerah. "Karena.... Aku tak mau berpisah dengan master"
Di saat itu juga Geru terkejut dan dia hampir salah tingkah hanya karena gadis Rokg. "Ehem... Ya... Aku akan menjaga mu... Jadi... Sebaiknya kita lanjutkan"
Setelah beberapa lama, mereka selesai. "Fuh selesai dah...." Geru menghela napas lega.
Ia lalu duduk di sana dengan santai sementara So-in masih mencabut rumput di dekatnya.
"Setelah ini kita akan kembali ke kota" Kata Geru, tapi tiba tiba saja ia merasakan sesuatu yang di dengar oleh telinga tajam nya. Hal itu membuatnya berdiri dan So-in yang melihat itu menjadi bingung
"Master, ada apa?"
"Aku mendengar sesuatu, seperti sebuah teriakan minta tolong"