Di sisi lain hutan, terdapat banyak sekali orang bandit yang menodongkan senjata tajam pada seorang kakek tua yang membawa gerobak kuda yang merupakan pedagang sendirian.
"Hoi, serahkan barangmu"
"Apa susah nya menyerahkan barangmu"
"Cepat, berikan semuanya kakek tua!!" Mereka mulai mengancam dengan wajah berani mereka.
"Tolong, paling tidak lepaskan aku" Kakek itu hanya bisa mengangkat tangan nya tak bisa melawan mereka.
Sementara itu Geru dan So-in ada di semak semak melihat mereka. "Para bandit" Kata So-in.
"Bandit? (Aku tak tahu tempat yang dekat kota petualang itu memiliki penjahat seperti mereka, oh tentu saja... Mereka mungkin pelaku dalam perdagangan siluman)"
"Para bandit itu memang suka merampas barang, jumlah mereka lebih dari 50 orang jika di kumpulkan, mungkin mereka yang menghadang manusia itu hanya berjumlah beberapa tapi mereka terlihat banyak" Kata So-in.
"Kalau begitu kita lawan"
"Master, apa master serius? Kita harus mengambil bantuan, jika para bandit itu tahu kita yang membuat masalah maka mereka juga akan meneror kita" Tatap So-in dengan panik.
"Ya kita tinggal cari sarang mereka dan habisi mereka kan, amankan kakek tua itu, aku akan melawan mereka" Kata Geru, lalu ia keluar dari semak semak membuat semua bandit itu menoleh padanya.
"Hoi, siapa kau" Tanya mereka.
"Yo, aku orang yang akan menghabisi kalian" Kata Geru dengan senyum percaya dirinya.
"Jangan ikut campur di sini" Mereka menatap kesal.
"Aku tidak akan ikut campur kecuali kalian melepaskan orang tua itu"
"Oh, kau ingin mati rupanya" Mereka langsung berjalan ke depan Geru meninggalkan kakek itu, dia menghela napas lega lalu melihat So-in dari semak semak. So-in memberi isyarat pada kakek itu untuk mendekat lalu dia mendekat mengikuti So-in untuk ke tempat yang aman.
"Hoi, kau tidak akan lari kan" Tatap mereka dengan mengerikan pada Geru.
"Yah, aku tidak akan lari kok" Geru menatap santai. Lalu mereka mulai menyerang bersamaan akan mengerti Geru. Geru dengan mudah menghindar dan menjauh dari mereka. "Hahaha, bermain dengan kalian akan sangat mudah pasti" Kata Geru, ia langsung mengambil rantai di pinggangnya.
"Rantai kecil? Kau mau main main dengan kami hahaha" Mereka malah menertawakan nya.
Tapi Geru tersenyum kecil dan langsung melempar ujung rantai kecil itu, dengan cepat, rantai yang kecil itu menjadi rantai besar dan berat yang bisa di pegang oleh tangan manusia. Di saat semua bandit itu tertawa menertawakan Geru tadi dengan rantai kecilnya, mereka tak tahu dan belum melihat bahwa rantai itu membesar dan sekarang memukul mereka semua seperti pion boling. "Akhhh" Mereka langsung terpental ke segala arah. Rantai itu juga kemudian menarik mereka satu persatu dan langsung mengikat mereka semua.
"Lepaskan aku!!" Mereka berteriak, sebagian ada yang pingsan karena terpental tadi.
"Kalian akan mengganggu orang orang di sini, padahal kalian bisa mencari uang dengan menjadi petualang. Benar benar sangat aneh" Kata Geru dengan tatapan serius.
"Huh petualang? Kau pikir kami bukan mantan petualang? Mendapatkan kerja itu benar benar sangat sulit. Jika bukan karena 3 orang kasta atas itu yang menolak dan mengeluarkan kami menjadi petualang, kami terpaksa harus duduk di jalanan melihat petualang lama itu yang akan terus menjadi petualang yang kaya akan uang dari usaha mereka membunuh siluman, inilah sebab nya kami menjadi bandit" Kata satu dari mereka yang bernada tinggi.
"Apa maksud mu? Apa 3 orang yang kau maksud adalah, Pemilik markas peresmian kartu Work Fandation?"
"Hmp... Jadi kau juga mengerti soal itu, mereka bertiga sangatlah sombong, petualang baru seperti kita yang merupakan mantan yang akan melamar menjadi petualang tak bisa bekerja di Work Fandation karena kami tidak mendapatkan kartu perizinan, seharusnya peraturan yang lama tak usah di ubah, mereka hanya akan menilai buruk pada skil kami"
"(Jadi 3 orang itu telah menolak dan tidak memberi izin pada orang orang baru yang akan masuk ke dalam Work Fandation, tentu saja itu akan membuat konflik yang besar)" pikir Geru dengan serius.
"Hoi kau dengar, lepaskan kami!" Teriak orang itu.
"Tidak akan, tunjukan aku tempat sarang kalian dulu, aku tahu jumlah kalian ada lebih dari 50 orang"
"Hahaha meskipun kau menangkap kami melalui markas kami, kau juga akan di hadapkan siluman besar yang kami pelihara dalam kurungan"
"(Hah? Siluman di pelihara?) Aku tak percaya itu, tunjukan padaku... Atau kalian tidak akan aku bebaskan" Geru menjadi mengancam.
"Cih di belakang bukit itu, ada dua celah bukit yang disana dijadikan markas kami. Aku harap kau keluar mati oleh siluman di sana" Kata Orang itu.
"Mendoakan aku buruk huh, aku tak jadi melepaskan"
"Apa!! Bajingan!! Beraninya kau!! Lepaskan kami!!!"
"Tidak akan, kalian akan langsung aku kirim ke penjaga kota HAGA di susul teman kalian yang akan aku tangkap nanti"
"Sialan!!" Orang itu menjadi kesal.
--
"Aku benar benar berterima kasih padamu anak muda" Tatap Kakek tadi menatap Geru yang ada di hadapan nya dan di sampingnya So-in.
"Ini baik baik saja, hanya membantu saja" Balas Geru.
". . . Ini tetap sebuah pertolongan yang membuat ku sangat bersyukur. Terimalah ini" Kakek tua itu memberikan sesuatu yang di terima tangan Geru dengan bingung. Itu adalah cincin perak yang cantik.
Geru bahkan masih terdiam bingung. "E... Ini... Apa maksudnya?"
"Itu sebenarnya adalah cincin yang akan aku berikan pada istri ku, tapi dia meninggal dan aku sama sekali belum memberikan nya, jadi untuk mu saja... Berikan cincin itu pada pasangan mu nanti, sampai jumpa" Kakek tua itu lalu berjalan pergi.
Geru terdiam menatap cincin itu lalu mengantongi nya. "Akan aku berikan..."
So-in yang melihat itu menjadi terdiam. "(Master.... Diberikan cincin yang kelak ia berikan pada pasangan nya... Aku... Aku ingin sekali dia memakaikan ku cincin itu... Tapi, mau bagaimana lagi, aku tidak cocok untuk nya...)" Ia tampak khawatir, sepertinya dia memiliki sebuah rasa perasaan pada Geru.
"Baiklah, ayo ke markas para orang orang tadi" Kata Geru, lalu So-in tersadar dan berjalan mengikutinya.
Sesampainya di tempat markas para bandit tadi, Geru dan So-in melihat dari semak semak dan melihat ada orang yang berjaga di sana. Benar kata orang tadi, ada dua celah bukit yang dijadikan mereka gua sebagai markas.
"Master, di dalam sana pasti masih ada banyak orang" Kata So-in.
"Itu tidak masalah, kita bisa melawan mereka, mereka hanya manusia... Gunakan saja kekuatan siluman mu"
"Master, jika kita menggunakan kekuatan kita, mereka akan tahu aura kita sebenarnya dan akan langsung mengadu ke orang HAGA"
"Oh benar juga, aku lupa, lalu bagaimana caranya?" Tatap Geru.
". . . Begini saja, aku akan berubah menjadi tubuh besar ku di sini, dengan begitu mereka tidak akan tahu bentuk saat aku menjadi manusia" Kata So-in.
"Itu ide yang bagus manis, berubahlah sekarang" Tatap Geru.
Seketika dari semak semak itu muncul asap perubahan membuat penjaga gua itu menoleh dan terkejut berat melihat monster besar berbentuk bison.
"Hoi, cepat bawa semua orang di dalam ke sini" Kata salah satu dari mereka. Lalu satu dari mereka itu pun masuk memberitahu orang di sana dengan begitu semua bandit itu keluar dengan senjata mereka.
"Kalahkan monster itu!!" Teriak mereka yang akan berlari menyerang, tapi tiba tiba rantai panjang dan besar itu melesat di depan mereka dan langsung melingkari mereka, seketika itu juga mereka terikat berputar. "Sialan, apa ini!!" Mereka semua mencoba melepas nya tapi rantai itu terlalu kuat.
Lalu monster besar itu mengaum keras dan langsung berlari pergi dari mereka.
"Sialan... Monster itu pergi" Mereka semua kecewa dan marah.
Lalu datang Geru mendekat. "Wah, sangat keren... Aku mendapat banyak hari ini" Kata Geru. "Siapa kau?!" Mereka langsung berteriak kesal.
"Aku yang akan menangkap kalian pastinya, karena kalian sudah sangat mudah di tangkap, tentunya bersama partner ku" Kata Geru.
Lalu So-in datang dari semak semak membuat mereka menoleh dan seketika langsung terkesan. "Wah.... Gadis manis tuh..." Mereka mulai memasang wajah mesum.
Geru yang melihat itu menjadi kesal lalu menggalang pandangan mereka dengan berdiri di depan So-in. "Sudah cukup melihat nya, Kalian benar benar payah..." Ia menatap mengejek.
"Apa kau bilang!! Kau sialan!! Memang nya kau ingin apa di sini?!!" Mereka mulai kesal.
"Ehem, aku ingin tahu apa yang ada di dalam markas kalian ini" Geru menatap ke gua itu.
"Haha, ada siluman level 7 di sana, kau tidak akan bisa menghabisinya" Tawa mereka.
"Oh baiklah, beri aku waktu, tunggu aku hingga aku kembali keluar, jika aku keluar berarti aku menang tapi jika aku tidak keluar anggap saja aku lemah" Kata Geru.
"Setuju" Balas mereka.
"(Manusia memang lebih suka melihat orang lain gagal)" Geru tampak kesal, lalu dia akan berbalik pergi, tapi siapa sangka So-in tiba tiba menahan tangan nya membuatnya menoleh.
Dia memegang tangan besar Geru dengan kedua tangan kecilnya. "Master..." Ia menatap memohon.
"Hahah ada apa itu? Seperti peliharaan saja... Manggil master.... Hahaha...." Mereka tertawa.
"Diam!!!" Geru mendadak berteriak begitu membuat mereka benar benar terdiam kaku.
So-in pun juga terpaku mendengar itu. "(Ini.... Pertama kalinya aku mendengar Master menggunakan nada yang sungguh sangat tegas...)"
Lalu Geru menatap ke So-in. "Manis, tunggu saja aku di sini... Jika mereka mengatakan sesuatu padamu, jangan sesekalipun membuka telinga, hanya tunggu aku di sini saja, jika mereka mencoba melarikan diri, langsung susul aku ke dalam, mengerti" Geru menatap.
So-in terdiam sebentar hingga akhirnya dia mengangguk. "Master... Cepat kembali" Tatapnya dengan wajah manis.
Lalu Geru berjalan pergi. Setelah dia berjalan masuk ke Gua itu. Para bandit itu mendadak tertawa. "Hahaha.... Paling dia bakal tepar.... Kita menghadapi siluman itu saja membuat banyak korban anggota" Kata mereka.
Seketika So-in terkejut dan langsung khawatir pada Geru. "(Master, aku mohon keluar dengan tanpa luka.....)"