Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 38 - Chapter 38 Geru Bakeneko

Chapter 38 - Chapter 38 Geru Bakeneko

Geru masuk ke gua itu dan melihat sebuah sel kayu yang sangat gelap dan sangat besar di sana. Ia menatap melihat sekitar dan berdiri tepat di sana. 

"(Harusnya ini adalah kandang siluman Ievel 7 itu)" Ia mencoba melihat di dalam agak jauh, tapi tak terlihat apapun karena terlalu gelap.

"Cih, pakai cara ini saja" Geru melempar ujung rantainya hingga menembus pagar kayu itu dan menghancurkan kandang itu dengan mudah.

Tiba tiba saja, muncul dua monster siluman Ievel 7, bentuk mereka mengerikan.

Geru terdiam agak sedikit terpelongoh. "Fuh.... Lebih besar dari yang kukira" Kata Dia lalu segera melompat menghindar ketika satu monster itu akan menyerangnya.

Dengan segera rantai Geru melingkari mereka yang hanya bisa mengaum. Seketika rantai itu akan segera mengikat mereka, tapi tak di sangka sangka, mereka bisa mengindari nya dan malah menyerang Geru yang sedang di udara, di saat itu juga Geru terkejut dan tak bisa menghindari serangan itu, alhasil ia langsung terlempar di dinding gua itu. "Sial.... (Inikah salah satu kelebihan level7?)" Pikirnya, segera melepaskan diri dari dinding gua itu dan langsung melempar rantainya lagi, ujung rantainya kemudian mengikat tangan satu monster itu. Ia menarik tangan monster itu dengan sekuat tenaga dan terlihat seperti saling tarik menarik.

Satu monster lain nya akan maju menyerang Geru, Geru menghindar dengan melompat. "(Sialan, ini terlalu sulit)" Ia mulai kesulitan dan di saat itu juga ia berubah menjadi setengah iblis. Dengan ekor dan kuping nya yang muncul.

Seketika rantainya muncul dari ekor ekornya yang terdapat sekali banyak tindik rantai, ekor tindik rantainya itu memunculkan banyak rantai yang langsung mengikat setiap tubuh monster itu.

Setelah itu ia menarik semua rantai pengikat dalam satu jalur. Dua monster itu tampak kesulitan bergerak.

"Baiklah, ini mungkin saat nya.... Aku akan membunuh kalian" Kata Geru, ia menarik rantainya dengan cepat. Seketika rantai yang mengikat dua monster itu menjadi mengeluarkan benda tajam di setiap rantai membuat semua monster itu terluka dan mereka sama sama mengaum.

Sementara itu di luar, orang orang itu masih terikat di pohon. "Aku yakin dia mati" Kata mereka.

"Kau benar, sebaiknya kita cepat melepaskan diri, kita di ikat memakai tali jadi mungkin akan mudah lepas" Tambah mereka. Ketika salah satu dari mereka akan mengeluarkan benda tajam, ada tangan kecil yang mengambilnya langsung dari sakunya membuat mereka terkejut dan menoleh. Tampak So-in di sana dengan tatapan kosong nya mengambil benda tajam itu.

"Seorang gadis tadi?"

"Kenapa kau mengambil itu?!"

"Hei gadis, berikan benda tadi, lepaskan kami saja, kami akan memberi kejutan nantinya lo" Tawar mereka. Tapi So-in bukanlah gadis umur 4 tahun. Ia mengabaikan mereka dan berdiri di depan gua.

"Apa yang dia lakukan?"

"Hei gadis, monster itu akan keluar dan akan menginjak mu karena orang yang di dalam itu tak bisa menaklukan nya" Kata mereka dari belakang.

"(Aku yakin master bisa menangani nya)" Pikir So-in, ia lalu duduk di sana dan berpose menunggu seperti gadis kucing.

"Dia bertindak aneh" Mereka hanya menilai So-in aneh, tapi karena dia imut, mereka juga bakal terus menganggap nya manis. 

Tapi tak lama kemudian mereka tercengang ketika Geru keluar dengan selamat, di kedua tangan nya membawa batu kristal yang pastinya ia dapat dari tubuh kedua monster tadi yang artinya dia telah mengalahkan mereka.

"Yo manis, kau menungguku" Tatap Geru dengan ramah.

"Master, selamat kembali, aku tahu kau pasti bisa" Kata So-in dengan senang lalu langsung mendekat memegang tangan Geru. "Master.... Aku senang master selamat"

"Yap... Aku bisa melakukan nya" Tambah Geru lalu ia memberikan batu kristal itu pada So-in dan mendekat ke mereka yang masih tercengang.

"Mustahil, monster monster itu harusnya bisa membunuhmu"

"Kita sudah lama ingin menjinakkan nya untuk kita bunuh dan di ambil kristal nya, kenapa kau bisa semudah itu, mereka mudah mengamuk?!"

"Aku tidak percaya ini"

"Bagaimana bisa...." Mereka benar benar masih memasang wajah tak percaya. 

"Ye yah apapun perkataan kalian itu tetaplah kalian harus masuk ke penjara" Kata Geru. Seketika mereka semua kecewa.

--

"Astaga, apakah ini benar?!" Kata Seo dengan sangat terkejut pada Geru. "Anda membawa banyak bandit dan juga baru kristal jiwa milik monster siluman level 7?! Benar benar hebat" Kata Seo dengan memujinya.

"Hehe bukan masalah besar, mereka cepat menyerah itu saja" Kata Geru.

"Tetap saja anda hebat dalam melakukan hal itu... Sebaiknya anda segera meminta surat peresmian nya, soal kristal tadi, ini imbalan untuk anda" Seo memberikan sekantung koin perak.

"Banyak sekali!" Geru terkejut.

"Ya, siluman level ini sangat sulit bagi anda yang masih belum dikatakan pemula"

"Hm.... Sebaiknya aku segera mendapatkan kartu peresmian itu" Pikir Geru. "Kalau begitu, kami pergi dulu" Tatap nya lalu Seo mengangguk. "Hati hati di jalan"

--

"Master, apa sekantung koin perak memang banyak jumlahnya?" Tanya So-in saat keluar dari Work Fandation.

"Ya, begitulah, bagi manusia, koin ini memang sangatlah berharga.... Dan juga, hari sudah mulai malam, mari kita membeli barang keperluan dan menyewa tempat inap" Kata Geru lalu So-in mengangguk.

Sesampainya di tempat inap, ada wanita tua yang menunggu di penyewaan, dia menyambut ketika Geru sampai. "Selamat datang tuan"

". . . (Singkat sekali penyambutan nya?) Aku ingin memesan dua.... (Tunggu, jika aku pesan dua kamar, So-in akan sendirian, dia juga tidak akan bisa menjaga diri.... Tak apa kan jika aku sekamar dengan gadis?) Uh.... Satu kamar" Kata Geru.

"Baiklah, satu kamar, sebelumnya siapa gadis ini tuan?"

"Dia..... Dia adikku" Balas Geru. Lalu pelayan itu menjadi mengerti, tetapi So-in yang mendengar itu menjadi terkejut dan agak berwajah merah. 

"(Master..... Baru saja mengatakan aku adiknya? Itu membuat jantungku berdegup)" Pikirnya. Lalu ia melihat Geru mengulur tangan membuatnya menengadah menatap Geru. "Ayo So-in, manisku" Kata Geru.

"Ah..... Ya" So-in menerimanya dan mengikuti wanita itu yang mengantar mereka ke kamar yang akan di pesan.

"Baiklah, ini tempat anda, selamat menikmati" Kata wanita itu, lalu ia berjalan pergi.

So-in menjadi masuk duluan dan terkejut melihat bahwa di ruangan itu hanya ada satu kasur saja, kasur putih yang lebar.

"Um.... Master" Tatap nya. Geru hanya memasang wajah nya melihat So-in. "Ada apa manis?"

"Kenapa hanya ada satu ranjang?"

"Oh benar juga, kau pasti akan keberatan jika tidur berdua dengan ku"

"(Tidur berdua!!) Aku ingin!!" So-in langsung menyela membuat suasana menjadi diam.

"Ma.... Maksud ku, aku tidak keberatan sama sekali"

"Oh baguslah, sekarang sudah malam, kau ingin tidur atau mandi dulu?"

"Mandi.... Master, biarkan aku menggosok punggung mu"

"Apa?!" Geru menjadi terkejut.

"Ah... Maaf kan aku master, aku sangat tidak sopan"

Lalu Geru terdiam. "So-in, apa kau sudah di ajarkan seperti ini?"

". . . Ibu ku mengajarkan nya padaku, tapi ayah lebih mengajarkan ku menjadi pemburu terhebat, tapi sepertinya ide ayah terlalu sulit untukku, biarkan aku menghibur anda master"

". . ." Geru hanya terdiam tidak nyaman.

"Master, apa master tidak mau.... Bukankah pekerjaan Rogk adalah menemani tubuh dan menghibur orang secara hangat?" Tatap So-in.

". . . Bukan begitu, tapi... Sebelumnya aku tak pernah melakukan ini, aku yakin kau juga begitu, belum pernah melakukan hal ini" Kata Geru seketika So-in yang mendengar itu menjadi terkejut.

"Master, apa master serius?" So-in menatap terkejut. 

"Haha, yah begitulah, iblis sepertiku tak memiliki nafsu yang kuat, aku tak pernah tertarik melakukannya, aku hanya ingin bersenang senang dengan kekuatan ku bukan tubuh ku" Balas Geru. 

"Tapi paling tidak biarkan aku yang pertama" 

"Apa maksud mu?!"

"Kenapa master terkejut dari tadi, ini tidak seperti kita melakukan seks kan?"

"Apa??? (Dia mengucap kata itu) So-in manisku, aku tidak bisa" 

"Jika master menolak, aku tidak akan ikut master, aku akan menyerahkan diriku sebagai pelacur Rogk dan semua orang bisa menyentuhku selain master!!" Teriak So-in seperti wanita keras kepala. 

"Ba.... Baiklah, tapi bisa kata kata itu di balik" 

"Aku akan membalik nya saat master mengatakan mau mandi dengan ku" 

"Haiz baiklah, aku akan mengizinkan mu mandi dan menggosok punggungku" Kata Geru dengan pasrah. 

Seketika So-in menatap senang. "Aku akan melakukan nya, hanya untuk Master...."

Hingga saat di kamar mandi pribadi. So-in sudah menunggu berdiri di samping bak mandi air panas dengan handuk yang ia pakai, handuk yang mepet dan kecil. "(Ini memang bukan pertama kalinya aku memakai handuk ini, tapi ini pertama kalinya aku akan memberikan tubuh ku pada Master....)" Ia berwajah merah sendiri. 

Ia lalu melihat di pintu kamar mandi terus menunggu Geru masuk. 

"(Dimana master?)" Ia menunggu hingga harus duduk di samping bak mandi menunggu Geru benar benar lama masuk. 

Tapi tak lama kemudian, pintu terbuka membuat So-in tersenyum senang dan seketika pipi nya memerah melihat Geru telanjang hanya memakai handuk menutupi pinggang nya. 

"Maaf lama" Kata Geru, ia tersenyum pepsodent itu. 

". . . U.... Um.... U" So-in malah menjadi gagap. Ia melihat dada dan perut Geru, otot tangan nya benar benar terlihat. 

"So-in?" Geru menatap bingung. 

"E.... Ah aku.... E.... Master, e.... Anu. ... E... Si.. Silahkan duduk master" So-in menunjuk kursi kayu kecil di bawah. 

"Oh, baiklah" Balas Geru, ia duduk membelakangi So-in. 

"(Ini pertama kalinya aku melihat seseorang seperti master telanjang, kenapa master terlihat sangat sempurna?)" Pikir So-in, ia berdiri di belakang Geru sambil memegang pundak belakang Geru dengan lembut. 

"So-in? Aku tidak merasakan ada gosokan di punggungku" Kata Geru dengan wajah bingung. 

"E ah maaf" So-in menjadi tersadar, ia lalu mengambil sabun dan mulai menggosok punggung Geru. 

Di tengah hal itu, suasana hanya menjadi diam. 

"(Um.. Aku ingin mengobrol dengan master) Master, apa kau juga tidak pernah melakukan hubungan intim sebelumnya?" Tanya So-in membuat Geru terdiam kaku.