Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 29 - Chapter 29 Geru Bakeneko

Chapter 29 - Chapter 29 Geru Bakeneko

"Waw.... Bentuknya seperti tanduk Bison dan... Bulu yang melang meling biru itu... " Geru terkesan melihat sesuatu di segel pelindung yang hanya memperlihatkan monster secara sekilas. 

"Dia bentuk gabungan dari Rokg"

"Bentuk gabungan?" Geru langsung terkejut. 

"Ya, kau tahu Rokg bukan, mereka kebanyakan berbentuk loli tapi jika Rokg di gabungkan dengan kekuatan lain maka dia akan berbentuk mengerikan seperti ini, aku mendapatkan nya saat berburu dan berhasil menyegel nya dengan susah payah... Bukankah dia mengerikan" Kata Noya. Tapi Geru terdiam menatap serius mata monster itu. 

"Apa kau baik baik saja, kau mendengar ku kan?" Ney menatap bingung. 

"Hei... Bisa kau lepaskan saja dia" Kata Geru dengan tatapan serius. 

"Ha?!... Apa maksudmu bodoh, dia akan menghancurkan kota ini!!"

"Tapi apa dia awalnya menyerang kotamu?" Tanya Geru, seketika Noya terdiam. 

"Tidak bukan, kau tadi bilang kau menemukannya itu berarti kau tidak adil dalam menangkap makhluk ini"

"Me... Memangnya harus adil... Siluman tetaplah siluman dan monster tetaplah monster"

"Itu sebagian saja, jika memang makhluk itu bermaksud menyerang mu duluan kau boleh mengatakan itu tapi bagaimana jika makhluk itu hanya diam dan kau yang mengusik ketenangan nya?" 

"Memangnya kau tahu apa soal dia?!" Noya tetap keras kepala menyela nya dengan tegas. 

"Aku baru saja berbicara dengan nya" Kata Geru seketika Noya terkejut tak berkutik. 

Sebelum nya saat Geru menatap serius mata monster itu ada suara muncul. Suara lembut dan manis milik seorang gadis cilik. "Hiks.... Aku mohon tolong aku.... Aku sudah terjebak di sini selama ber tahun tahun... Mereka mengubur ku di sini dengan banyak nya hantu menggangguku.... " Kata suara itu dengan rintih.

"Dia mengatakan padaku untuk melepaskan nya" Kata Geru yang saat ini masih menatap Noya. 

"Tapi... Bagaimana kau bisa berbicara dengan monster ini?!"

"Karena aku bukanlah manusia"

"A... Apa katamu?!"

"Jika aku bilang pun kau tidak akan paham, aku hanya ingin kau melepaskan nya"

"Tidak akan, apa kau tahu kenapa aku tidak melepaskan makhluk ini.... Itu karena sebuah trauma besar.... Aku di serang oleh petualang yang rupanya siluman... Membuat kota ini penuh darah dengan menyerang mereka semua... Sampai saat ini aku masih mengerahkan semua orang ku untuk mencari siluman terkutuk itu!!!!"

"Baiklah, katakan padaku ciri cirinya seperti apa, aku akan membawanya kemari"

"Ha?.... Hahaha... Kau bodoh... Kau dari tadi berkata seperti itu memangnya kau lebih kuat dariku huh?"

"Aku sudah bilang padamu dari awal bukan... Aku bukan manusia" Kata Geru, dia menatap dingin lalu berjalan ke kaca segel itu.

"Apa yang mau kau lakukan?" Noya menatap bingung. Rupanya Geru berjalan menembus segel itu dan itu jelas membuat Noya benar benar terkejut.

"(Mu... Mustahil... Segel itu adalah segel terkuat kenapa dia bisa masuk begitu saja.... Aku... Aku harus waspada)" Dia mengambil tingkat sihir dari saku belakangnya, tapi ia terdiam ketika monster Rokg itu menatap Geru yang berdiri di bawah. Bukan nya menyerang dia malah menunduk menatap Geru.

"Lihat dia... Dia tak menyerang ku, dan dia baru saja mengatakan apa kau yang akan menyelamatkan ku"

"Kau bercanda kan.... Itu tidak mungkin.... Dia itu tetaplah monster yang mengerikan!!!"

"(Dia terus mengatakan kalimat itu... Itu akan membuat gadis cilik ini ketakutan)" Geru terdiam lalu ia memegang kepala Rokg itu dan berkata sesuatu.

"Bagaimana jika kau berubah di wujud mu untukku, aku tidak akan menyerang mu dengan wujud kecilmu itu"

"-Apa kau yakin....?" Suara itu muncul.

"Ya" Geru mengangguk. Seketika ada asap perubahan dan menutupi mereka berdua membuat Noya terdiam bingung kehilangan mereka. Saat asap itu hilang terlihat Geru memegang tangan seorang gadis yang sangat manis.

Noya menjadi terpelongoh melihatnya. "I... Itu?! Rokg?"

Geru berjalan menuntun gadis itu keluar dari segel dan mereka benar benar keluar. Terlihat bagaimana bingungnya gadis itu melihat dia bisa keluar dari segel.

"Ini... Ini menakjubkan... Terima kasih" Dia melompat memeluk Geru membuat Geru terkejut hampir jatuh.

"Haha... Sama sama manis" Dia juga menggendong gadis itu di pelukannya.

"Tu... Tunggu.... Apa ini... Aku baru saja bermimpi... Dia Rokg?.. (Tampangnya seperti Rokg dengan tanduk biru dan rambut biru itu. Dan dia... Sangat manis!!!)"

"Sekarang kau bisa percaya padaku bukan...?" Geru menatap.

Lalu Noya mengangguk cepat. "Y... Ya... Ya... Bi.. Bisa aku memeluknya juga"

"Tentu... Dia seperti boneka" Geru melepas gadis cilik itu dari tangan nya dan di berikan pada Noya tapi gadis itu tiba tiba menangis saat melihat Noya.

Hal itu membuat Noya terkaku tak percaya.

"Hiks.... Hua .... Huhu" Dia menangis membuat Geru panik.

"A... Ada apa!"

"Hiks.... Huhuhu" Gadis itu berbalik kembali memeluk Geru yang masih menggendong nya.

"Apa yang terjadi?!..... Dia... Menolak ku" Noya menjadi depresi.

"Sepertinya dia memang ketakutan padamu"

"Apa... Apa yang harus kulakukan... Tolonglah... Buat dia pengen peluk aku..." Noya menatap memelas.

"Baiklah.... Hei gadis manis... Bisa kau memeluk nya juga?" Geru menatap pada gadis itu.

"Aku... Sangat takut"

"Tak apa... Ini hanya sebentar kok" Geru mencoba meyakinkan nya sekali lagi hingga dia mengangguk pelan. Lalu Geru memberikan nya pada Noya yang langsung memeluknya. "Kya... Dia sangat lucu!!"

"Dia sama seperti Rokg lain"

"Tapi... Kenapa aku benar benar menganggap Rokg lucu sekarang?"

"Jika kau memang berpikir seperti itu, ubahlah peraturan kota ini" Kata Geru lalu Noya berpikir sejenak.

". . . Kenapa kau, berkata begitu?" Noya menatap. 

"Karena dari yang aku dengar, sepertinya di sini sangat aneh, tak apa jika siluman maupun makhluk lain datang karena pastinya, siluman ada yang baik dan ada yang jahat juga, tapi dalam hal ini, aura mereka terlihat, jadi kau bisa membedakan mana siluman baik dan mana siluman keji pastinya..." Kata Geru. 

"Kenapa kau bisa tahu hal itu? Dan kenapa kau menyarankan ku begitu?"

"Sebab, orang orang di sini meminta sebuah motif yang membuat mereka terhibur, apalagi di sini semakin sedikit yang nama nya wanita penghibur. Jika peraturan berubah, maka semuanya juga akan senang termasuk mendapatkan Bar Hangat, mereka bisa bersenang senang, siluman juga digunakan untuk m mbantu manusia yang bekerja di sini" Kata Geru sekali lagi. 

"Tapi, aku benar benar trauma, aku dulu pernah di serang siluman dan bahkan tak ada satupun yang bisa melindungi ku"

"Kalau begitu, rekrut siluman yang mau menjadi pelindung mu, jika dia memiliki sikap baik, seharusnya dia mau.... Dengan begitu, jka ada makhluk lain yang menyerang mu, dia yang menggunakan kekuatan siluman nya akan menang"

Mendengar itu, Noya benar benar terdiam.

"(Mungkin yang dia katakan benar....)"

2 hari kemudian peraturan kota menjadi berubah. 

"Sekarang aku sudah memutuskan, di sini peraturan akan bebas, semua makhluk bisa masuk dan kita akan membangun pertandingan hiburan di Colosseum. Tapi makhluk selain manusia di sini hanya di batasi. Di mana yang bisa masuk hanya tingkat terendah dan tetap menunjukan wujud palsu pada manusia nya, karena tak bisa menggunakan wujud aslinya, bar hangat bisa kembali di buka milik Varuna. Para Rokg akan senantiasa menghibur kalian di sana, Terima kasih" 

"Itu tadi pidato yang bagus Nona Kastil" Kata Geru dengan duduk di sofa dan gadis Rokg kemarin yang duduk di sampingnya memegang terus lengan Geru dengan manis sementara Noya duduk di sofa yang lain. 

"Yah... Itu juga pidato yang melelahkan" Tambahnya. 

Tapi tiba tiba ada yang berteriak memanggil Geru. 

"Geru!!!" Dia Varuna berlari dan berhenti tepat di hadapan nya. Seketika dia menundukkan badan pada Geru. "Geru - San... Terima kasih banyak, aku benar benar berhutang banyak padamu, sekali lagi aku benar benar berterima kasih, karena kau bar hangat menjadi terbuka"

"Tak apa... Kau mau jadi temanku kan" Geru menatap lalu Varuna tersenyum dan mengangguk. 

"Varuna, kau pemilik bar hangat kan... Untuk bekerja, kau mungkin bisa menjaga gerbang dulu melihat seberapa kuat makhluk yang datang dan kau bisa menjaga bar mu di malam hari dengan para Rokg yang akan datang"

"Ya, Terima kasih... " Varuna membalas tapi ia terdiam ketika melihat Rokg di samping Geru. 

"(Rokg... Itu manis) apa itu Rokg yang akan bekerja di bar hangat?" Tanya dia. 

"Oh tidak, dia akan ikut bersama Geru" Balas Noya.

"Ikut... Kemana?"

"Aku akan melanjutkan perjalananku, dari awal aku juga seorang tamu kan di sini atau bisa di sebut pendatang"

"Tapi.. Kenapa, bukankah seharusnya Rokg bekerja di bar hangat?" Varuna menatap bingung. 

"Anu... " Tiba tiba gadis itu berbicara membuat mereka menatap. 

"Aku bukan berasal dari keluarga terpilih, aku hidup di alam bebas, aku tak bisa bekerja di lingkungan manusia" Gadis itu membalas. 

"(Jadi karena itulah dia terus menempel pada Geru, sudah di lihat dia bukan manusia... Lalu dia apa?... Jika siluman pastinya Varuna bisa langsung membaca tapi Varuna tak tahu siapa Geru sebenarnya, aku juga semakin penasaran)" Pikir Noya dengan serius. Jadi di posisi ini, Noya belum tahu siapa itu Geru. 

"(Suaranya gadis itu bahkan juga imut....) Baiklah, Terima kasih atas waktunya, aku pergi dulu" Varuna kembali menundukkan badan lalu berjalan pergi. 

"Jadi intinya, apa Varuna melihat seberapa tingkatan makhluk yang datang kemari?"

"Ya, setiap kota memang seperti itu. Mereka akan punya setidaknya lebih dari satu manusia pembaca sepertinya karena dia juga memang di butuhkan di sini" Balas Noya sambil mengangguk pelan. 

"Ngomong ngomong kapan kau pergi?" Noya menatap. 

"Sekarang, aku hanya menunggu kau bertanya begitu" Geru berdiri. Lalu menoleh ke gadis Rokg itu. 

Lalu dia berlutut menatap mata gadis itu. "Manis... Bisa kau katakan namamu padaku agar aku bisa gampang memanggilmu"

". . . So-in" Balas gadis Rokg itu dengan manis. 

"So-in... Kau akan ikut denganku, aku akan mengantarmu ke rumah, dimana tempatmu manis?"

"Um... Kerajaan naga"