Lalu ada yang masuk ke butik itu, rupanya Kanna. "Oh, halo" Dia menyapa Hannyo yang membalas melemparkan tatapan tajam.
"Dimana Mizuki?" Tanya Kanna.
". . . Dia ada di dalam, dan bisa aku meminta bantuan padamu" Tatap Hannyo.
Seketika Kanna benar benar berwajah merah terkesan. "Tentu, tentu, apapun itu... (Ya ampun, suara nya benar benar sungguh sangat menawan.... Suara berat dan juga begitu tenang.... Awhh....)"
"Aku akan pergi, tolong jaga dia..." Kata Hannyo yang langsung berjalan pergi membuat Kanna terdiam.
". . . (Baiklah, apapun untuk mu, malaikat....)"
Hannyo berjalan jalan melihat kota yang luas dan banyak orang itu. "(Di sini kota ABCA.... Sebenarnya ini adalah salah satu kota tanpa pemimpin karena kota di wilayah ini di pegang oleh kuasa tak tertentu. Jadi pemimpin kota ini menetap di kota yang lebih besar namun masih tetap memegang kendali kota ini.
Aku tidak yakin hal itu akan membuat kota ini benar benar aman. Kota tanpa peraturan dari pemimpin langsung akan malah membuat kota ini memiliki kriminalitas tanpa batas apalagi serangan dari siluman luar sana)" Pikir Hannyo dengan serius.
Tapi tiba tiba semua orang berteriak dan berlarian dari arah sebaliknya. Mereka berlari panik ke arah Hannyo dan melewatinya untuk ke tempat aman.
Di depan sepertinya ada sesuatu yang membuat mereka ketakutan. Hannyo terdiam lalu kembali berjalan perlahan.
"Ah... Tolong!!" Seorang perempuan berteriak ketakutan di genggam oleh siluman besar berbentuk musang yang mengerikan.
"Hm... Nampak sangat enak" Kata siluman itu akan memakan perempuan tak berdaya tersebut. "Tidak jangan makan aku kumohon.... Siapapun tolong!!"
Saat akan masuk ke dalam mulut siluman itu yang besar tiba tiba tangan siluman itu berhenti bergerak membuatnya terkaku berhenti memakan perempuan itu yang sudah hampir ujung di mulutnya.
"Ada apa ini... " Siluman itu melihat ke tangan nya, rupanya ada bayangan hitam menahan tangan nya dan bayangan itu mengarah pada Hannyo yang ada di depannya. "(Ini.... Sihir kutukan!!!)" Siluman itu langsung terkejut sendiri melihat Hannyo yang hanya diam saja berdiri datar di depannya.
"Siapa kau... Kenapa punya sihir kutukan?!" Siluman itu menatap menantang.
"Pertama turunkan dia dulu" Kata Hannyo seketika tangan siluman itu bergerak sendiri turun di gerakkan oleh tali bayangan Hannyo.
"A... Apa yang kau, kauu.. Lakukan... Ehei..... " Siluman itu terkejut tangan nya sendiri menurunkan dan melepaskan wanita itu ke bawah.
"Ah... " Wanita itu terjatuh dengan lemas. Lalu ada orang yang menolongnya dan membawanya melarikan diri.
"Kau sialan!!!" Siluman musang itu berteriak keras dan seketika tali bayangan Hannyo yang menahan lengan siluman itu putus begitu saja membuat Hannyo sedikit terkejut.
"Kemarilah dan jadi makananku saja!!" Dia akan menyerang dengan mengayunkan lengan nya tapi tak di sangka sangka Hannyo menghilang dari bawah membuatnya terdiam bingung.
Ia melihat sekitar mencari dan mendengar suara dari atas. Rupanya Hannyo ada di atas atap tempat dan seketika melompat menyerang siluman itu dengan mengibaskan satu pedang di tangan kanannya.
"(Itu.... Pedang kutukan!!!! Dia iblis....) Tunggu.... Aku mohon ampuni aku!!" Siluman itu berteriak memohon sebelum Hannyo sampai di tempatnya dan akan menebasnya.
Siluman itu memohon karena dia tahu bahwa Hannyo adalah iblis terkuat dan dia tahu jika dia dibunuh oleh iblis tingkat tinggi maka rohnya tak akan bisa kembali lagi dan akan menetap selamanya di neraka.
Tapi terlambat, Hannyo sudah mengayunkan pedangnya dan mendarat begitu saja dengan tubuh siluman itu yang menjadi abu menghilang begitu saja.
Seketika pedang yang ada di tangan Hannyo juga menghilang menjauh menjadi bayangan hitam.
Lalu semua otang yang tadi menyaksikan hal itu menjadi terus menatap ke Hannyo. "Siapa orang itu? Dia mengalahkan siluman itu dengan sangat mudah..."
"Apa dia seorang petualang?" Mereka mulai bergosip dan membicarakan nya.
Hannyo melihat sekitar dan terdiam. "(Siluman tadi... Tidak membawa pecahan Kimo... Aku sia sia membunuhnya)" Dia kembali berjalan pergi begitu saja.
"He..... Hei... Tunggu, Tuan" Seseorang mengejar dan memanggilnya membuat Hannyo berhenti berjalan dan menoleh ke belakang sedikit. Rupanya perempuan yang hampir jadi korban tadi.
"Tuan.... Aku benar benar berterima kasih padamu" Tatap nya dengan manis. Hannyo hanya terdiam dan mengangguk begitu saja.
"Anu... Bisa aku tahu namamu?" Perempuan itu masih menahan lenganya.
"Aku tidak bisa memberitahumu" Balas Hannyo seketika dia berjalan pergi membuat perempuan itu terdiam di tempat.
Sementara itu Mizuki keluar dari tempat berganti pakaian. Kanna yang di luar menoleh dan seketika terkesan. "Waw.... Mizuki... Kau benar benar sangat manis" Tatap nya.
"Eh, kak Kanna? Hehe makasih kakak Kanna, ngomong ngomong dimana kakak?"
"Itulah yang mau aku tanyakan, mungkin dia sedang pergi berjalan jalan, soalnya dia ingin aku menunggu mu... Apa kau juga mau berjalan jalan?" Kanna mengulur tangan lalu Mizuki mengangguk dan menerima uluran tangan nya.
"Sampai jumpa, datang lagi!!" Kata pemilik butik yang tampak nya begitu senang.
-
"Ngomong ngomong apa kakak pengguna sihir, berapa umur kakak saat dapat gelar sihir?" Tanya Mizuki sambil berjalan di samping Kanna.
"Hm.... Aku mendapat gelar itu di umur 15 tahun dan sekarang aku berumur 20 tahun, sudah 5 tahun aku berlatih mengembangkan sihir ku hingga aku benar benar berkembang"
"Wah keren.... " Mizuki menjadi terpesona.
"Bagaimana denganmu Mizuki, apa kau juga mau menjadi sepertiku, sepertinya umurmu juga sudah cukup untuk mengikuti seleksi"
"Aku ingin, tapi aku tak tahu caranya dan aku benar benar takut tak bisa mengendalikan apapun nantinya" Kata Mizuki.
"Aku bisa mengajarimu masuk ke seleksi"
"Hah... Bagaimana caranya?"
"2 hari lagi akan ada ujian seleksi bagi anak anak berumur 15 tahun, kau bisa ikut di sana" Tatap Kanna.
"Dia tidak akan ikut" Tiba tiba seseorang menyela membuat mereka berdua menoleh dan rupanya itu Hannyo.
"Kakak... Apa maksudmu aku tidak akan ikut?" Mizuki menatap.
"Jika kau ikut seleksi itu, kau akan menetap di sini hingga umurmu 20 tahun, kau bilang kau ingin ke kerajaan naga bukan, aku bisa mengantarmu mulai dari sekarang"
"Kerajaan naga, tunggu kau tidak bercanda kan?" Kanna menyela dengan panik. "Tempat itu sangat jauh, butuh 50 tahun untuk ke sana!"
"Karena itulah aku membawanya"
"Memangnya kau pernah ke sana" Kanna mulai tidak mempercayai Hannyo.
"Kakak Kanna.... Kakak sebenarnya sudah ke sana" Mizuki membalas membuat Kanna terdiam.
"Itu berarti umurmu... Tapi bagaimana bisa wajahmu.... Tak terlihat seperti om om... Ataupun... Kepala tiga"
"Itu karena kakak... Umhp... " Mizuki akan membalas tapi mendadak Hannyo mendekap mulutnya dan menutupinya dengan tangannya.
"Kita pergi... Terima kasih bantuanmu" Tatap Hannyo yang dingin pada Kanna lalu berjalan pergi membawa Mizuki. Kanna terdiam tak percaya.
"(Sebenarnya... Siapa mereka?)"
"Kakak apa maksudmu... Kenapa aku tidak boleh ikut seleksi itu?"
"Kau akan ikut siapa jika kau mau ikut seleksi itu?"
"Aku... Akan ikut... Kakak Kanna... "
"Ya jika dia memang mendampingimu, bagaimana jika dia bertugas. Karena jika kau ikut seleksi itu, kau akan di masukan akademi hingga umurmu 17 tahun setelah itu kau akan bekerja untuk kota ABCA hingga umurmu benar benar 20 tahun. 20 tahun ke atas kau akan bekerja di luar kota untuk menjadi pengembangan sihir. Ingat Mizuki, sekali masuk seleksi kau tidak akan bisa keluar dari pekerjaan yang akan menghabiskan umurmu"
"Tapi jika aku ikut kakak bukankah aku nanti juga belum tentu ke kerajaan naga? Apa kakak juga bisa mengajariku" Tatap Mizuki. Lalu Hannyo terdiam.
"Dengar Mizuki... Meskipun aku membiarkan mu masuk seleksi... Kau akan di tangkap"
"Kenapa?"
"Apa kau lupa kau adalah Kenigh" Kata hannyo seketika Mizuki terdiam kaku.
"(Be.... Benar juga.... Aku telah di tandai iblis... Mereka akan menganggap ku anak kutukan...)" Dia gemetar lalu perlahan menghela napas.
"Maaf kan aku kakak, mungkin memang benar aku harus menggunakan umurku dengan sebaik mungkin... Karena itulah aku akan ikut kakak" Kata Mizuki. Lalu Hannyo mengelus kepala atas Mizuki.
"Tetaplah bersama ku. (Karena kau adalah manusia pertama yang sama sekali tidak takut pada iblis sepertiku)"
Di saat itu juga, Mizuki merasakan sensasi yang sangat hangat di sana. "(Ini... Pertama kalinya.... Aku di perlakukan seperti ini oleh seseorang yang bahkan terlihat sangat sempurn....)" Ia berwajah terkesan sekaligus haru.
Tapi di sisi lain, Kanna tampak masih di tempatnya. "(Kira kira siapa ya mereka... Kenapa sungguh sangat aneh sekali, tapi lelaki nya sungguh sangat tampan seperti malaikat saja....)" Ia tampak masih tepesona.
Tapi ada yang menyapa. "Kanna" Seoranh pria paruh baya membuat Kanna menoleh.
"Ada apa?"
"Kau sudah lihat yang tadi, seorang lelaki pengelana telah kemari dan menyelamatkan kita semua dari siluman yang datang, seharusnya dia jadi penjaga saja di sini... Gaya bertarung nya benar benar seperti tingkat atas, begitu tenang"
"Hah, yang benar saja, pada saat siluman datang, dimana para teman teman sihir ku?"
"Mereka datang terlambat, mereka datang saat semua sudah di bereskan oleh pengelana itu"
"Apa?! Bagaimana bisa hanya seorang pengelana dapat mengalahkan siluman?! Sebutkan curi ciri pengelana itu!!" Kanna lansung menatap panik.
"Hm.... Dari orang orang bilang, tubuh nya dominan pria, memakai mantel hitam, rambut hitam dan juga sebagian wanita mengatakan dia tampan"
". . . Hitam? Mantel hitam? Hah.... Jangan jangan orang tadi, jadi sebenarnya dia itu kuat...?!!"
"Kau mengenal nya Kanna?" Pria itu menatap bingung.
"Iya, aku tadi yang menolong nya... Aku tidak menyangka, aduh.... Aku ingin bertemu dengan nya tapi pastinya dia sudah jauh..." Kanna benar benar memasang wajah menyesal.
"Wah kau benar benar parah, padahal itu kesempatan emas untuk mengangkat lelaki pengelana itu menjadi pengaman kota dengan gaji tinggi"
". . . Sepertinya tidak mungkin dia akan mau" Tatap Kanna.
"Eh, kenapa?"
"Karena, mungkin dia bukan sebagai pengawal, namun yang di kawal dulunya... Aku bisa melihat aura dalam tubuh nya... Mungkin sekarang dia akan berpetualang...."