Chereads / DEFINISION LOVE / Chapter 11 - Chapter 11 DL

Chapter 11 - Chapter 11 DL

Pengobatan dan latihan yang selalu ia tekuni membuatnya bugar lebih cepat di banding dugaan.

Satu bulan berlalu! Kini Edison sudah bisa berjalan dengan baik tanpa bantuan sama sekali. Selena yang memang memiliki pekerjaan khusus melayani Edison kini sudah terbiasa dan melayani dengan sempurna, Edison bahkan tidak pernah mengeluh sekalipun.

Pagi yang sejuk membuat Edison sangat bersemangat memulai hari. Dia sudah siap dengan stelan jas yang membentuk tubuhnya. Menapaki anak tangga di ikuti Selena di belakangnya.

Kedua insan itu sih seperti keluarga, beberapa kali mereka bercanda di tangga sebelum akhirnya tiba di lantai satu.

"Tuan, ada tamu di ruang tamu!'' ucap Nyonya Nana.

"Siapa?" Edison melihat jam di pergelangan tangannya, menyadari ini masih sangat lagi untuk seseorang bertamu.

Dia berjalan ke ruang tamu, sedangkan Selena ke meja makan untuk menata makanan Edison.

Gestur tubuh Edison yang mendukung begitu enak di pandang walau dari jarak jauh, tatapannya fokus pada tamu yang di maksud Nyonya Nana

Seorang perempuan dengan rambut yang sedikit ikal dan panjang, membelakangi Edison Langkahnya semakin dekat.

Mendengar suara mendekat, perempuan itu bangun dari duduknya dan berduri kemudian berbalik.

Edison langsung menghentikan langkahnya begitu ia melihat siapa perempuan itu.

"Edison?" ucapnya.

Edison mematung, tatapannya berkaca-kaca namun menyiratkan kekecewaan yang mendalam.

"Bagaimana kabarmu?" perempuan dengan rambut pirang yang bergelombang langsung melontarkan pertanyaan.

"Kenapa kamu disini?" suara Edison benar-benar halus tidak seperti biasanya.

"Aku sudah memikirkan apa yang kamu ucapkan, sekarang aku mau kembali kesini!"

Edison membelalakkan matanya, perempuan yang ia tunggu sedari tiga tahun lalu kini datang di hadapannya.

"Tuan sarapannya sudah siap!" Selena datang dari belakang Edison untuk memberitahu bahwa makanan sudah siap.

Perempuan itu melihat pada Selena yang memanggil Edison dengan nada bicara ringan tidak seperti pelayan lain, Mia tahu betul Edison selalu berprilaku seenaknya jika tidak da yang menghormatinya! Namun Selena di kecuali kan dari daptar itu.

"Aku akan makan sebentar lagi, aku ada tamu!" Edison menjawab tanpa melihat ke arah Selena , ia hanya mengangguk.

Selena pun mengerti dan sekilas matanya bertemu dengan Mia.

"Mengapa kamu ingin kembali? apakah kamu berpikir sesuatu?" tanya Edison?.

"Aku tidak tahu harus pergi Kemana Edison, aku tahu aku sangat salah karena mengkhianati kamu dulu."

Mendengar ucapan Mia , Edison berusaha menahan emosinya. Bayang-bayang nya kembali menyergap.

"Aku akan bekerja hari ini, jangan bicara apapun di rumah ini, jika kamu melakukannya aku akan mengusir mu dengan tidak hormat. Kamu lebih baik menjaga ucapan mu disini."

Edison berlalu meninggalkan Mia . Perempuan itu memandang Edison dengan seksama, ia tidak percaya lelaki yang pernah menjadikannya ratu itu kini sudah berubah sangat banyak, bahkan gertakannya membuat ia berbicara lebih sadis lagi.

Menerima perlakuan seperti itu, Mia menahan diri dan kembali duduk di ruang tamu. Selena dengan senang hati menjamu Edison makan, namun tidak seperti biasanya. Edison tidak tersenyum sedikitpun.

Lelaki itu hanya makan sedikit kemudian menghampiri Nyonya Nana , mereka berbicara jauh dari semua orang. "Nyonya, saya harap nyonya memperhatikan Mia! Jangan sampai ia berbicara dengan Selena , nyonya tahu bukan apa alasannya?"

Nyonya Nana langsung paham apa yang di ucapkan Edison

Edison pun pergi tanpa melihat ke arah Mia maupun Selena yang kini berdiri menatap keberangkatannya.

Mia benar-benar merasakannya, perubahan pada Edison.

"Hi, siapa namamu?" tanya Mia

"Selena Nona!" jawab Selena

"Apakah Tuan Edison punya kekasih?"

Pertanyaan yang dilontarkan Mia , cukup mengagetkan bagi Selena . Namun dengan pelan gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Tapi aku merasa dia bukan Edison yang dulu," lirih di depan Selena, seketika gadis itu menoleh ia merasa Mia sangat dekat dengan Edison karena itulah dia berbicara seperti itu.

"Apakah dia yang menemani Edison sedari dulu atau dia adalah kekasihnya, tapi mengapa dia bertanya" Selena bertanya-tanya dalam hati seraya mengagumi kecantikan Mia

Tiba-tiba nyonya Nana langsung menghampiri mereka. "Nona Mia, jika kamu perlu sesuatu bisa berbicara dengan saya. Nona Selena hanya bekerja untuk Tuan Edison."

"Jadi apakah Selena sudah lama bekerja di sini, aku baru melihatnya sekarang,"

"Dia melayani Tuan Edison beberapa bulan terakhir ini Nona Mia" jelas Nana

Mia hampir kaget lagi, ia tahu betul Edison tidak suka urusan pribadi nya di campuri orang lain, bahkan untuk keperluan nya saja ia harus di urus oleh Nyonya Nana, Tetapi mendengar Edison mempekerjakan seorang gadis untuk mengurus keperluannya membuat ia terperangah.

"Baiklah kalau begitu nyonya Nana , saya izin untuk membersihkan kamar Tuan Edison." ucap Selena.

Nyonya Nana pun mengangguk pelan, sembari menatap kepergian gadis itu menapaki anak tangga menuju kamar utama.

"Nyonya, apakah dia juga membereskan kamar utama?" tanya Mia.

Nyonya Nana mengangguk. "Semua keperluan Tuan Edison dia yang urus, dari pagi sampai sore termasuk makanan."

"Edison sungguh berubah dari tiga tahun lalu, dia bahkan terdengar berbicara lebih halus kepada seluruh pegawai."

"Nona bisa menempati kamar lantai satu untuk tamu!" Nyonya Nana mengatakan titah dari Edison untuk menempatkan Mia di lantai satu.

"Kenapa tidak di kamar biasa? tempat yang biasa aku gunakan?" jawab Mia, begitu mendengar ucapan nyonya Nana tentang kamar yang akan di tempati nya.

"Maaf Nona, tapi kamar itu di pakai oleh nona Selena agar dekat dengan tuan Edison ketika dia membutuhkan sesuatu!"

"Kamar atas dipakai oleh seorang pelayan?" Mia semakin tidak mengerti apa yang terjadi.

"Begitulah tuan Edison memperintah kan nya Nona!"

"Aku dengar Edison selalu mengajak banyak wanita, apakah dia salah satunya pemuas nafsu Edison?" Mia penasaran.

Nyonya Nana menggelang. Ia tak ingin bicara lebih banyak.

Mia tidak bisa berbuat banyak, walau ia berharap akan menempati kamar lantai atas.

Mia masuk ke kamar lantai satu, dimana kamar itu juga sangat luas dan tertata rapih. Semua perlengkapan di sana mewah hampir sebanding dengan kamar yang di tempati Selena, Namun mendengar seorang gadis berada di area kamar Edison membuat gemuruh kecil di hati Mia.

Karena lelah nya perjalanan, membuat Mia akhirnya tertidur di kamar yang dengan kesal ia masuki itu. Membawa semua gerutunya begitu saja.

Malam sudah tiba, Edison baru saja memasuki rumahnya. Mia berdiri begitu melihat pintu utama terbuka. Ia memakai baju super seksi yang langsung membuat Edison memalingkan wajahnya begitu melihat perempuan itu.

"Edison apa kamu lelah?" tanya Mia, ia berjalan dengan langkah bak super model dengan baju di atas lutut dengan belahan baju super seksi.

Selena turun dari lantai dua menggunakan piyama tidur model kimono. Rambut yang terurai legam itu mengembang begitu ia berjalan, "Tuan, mau mandi sekarang? saya sudah menyiapkan air panasnya."

Edison mengangguk dan segera naik ke lantai dua. Sementara Selena menyapa Jhon yang membawakan tas berkas milik Edison. "Tuan Jhon , biar aku yang membawanya ke atas." pinta nya sembari mengambil tas yang di julurkan Jhon dari tangannya.

"Apakah kamu sudah makan?" tanya Jhon.

Mia juga menatap pada Jhon, ia juga melihat perubahan dari lelaki yang ia kenal sangat dingin itu.

"Sudah, Tuan sudah makan?" tanya Selena balik.

"Aku akan makan sebentar lagi, Edison sangat sibuk hari ini jadi kami tidak sempat makan."

"Oh begitu, baiklah aku akan menyiapkan makan untuk Tuan Edison , saya permisi dulu Tuan Jhon , Nona Mia " Selena segera berlari menyusul Selena ke atas.

Mia menyilang kan kedua tangannya. "Jhon , kamu banyak berubah!" Mia menjulurkan tangannya pada Jhon.

Jhon hanya melihatnya saja, ia diam dan enggan menerima. "Aku harap kamu tidak membuat keributan seperti sebelumnya." Jhon berbalik hendak melangkahkan kakinya.

"Apa maksudmu keributan?"

Pertanyaan Mia membuat Jhon menghentikan langkahnya dan mengambil nafas panjang. "Benar, bukan keributan! tetapi bencana." lanjut Jhon , kemudian ia pergi keluar dari rumah.

Mendengar itu Mia hampir berkaca-kaca dan mengepalkan kedua tangannya. Ia tahu betul Devan adalah teman baik Jhon dan mereka satu kampung, melihat Edison membunuhnya membuat Jhon bahkan membenci Mia sampai sekarang. Menurut Jhon, Devan terlalu polos untuk dijadikan korban atas keegoisan Mia.