Sore hari Edison sudah kembali ke rumahnya. Ia langsung mencari gadis yang di rindukan nya. "Nyonya Nana , apakah anda melihat Selena ?"
"Ada di belakang Tuan, bersama pegawai lain!"
Jack langsung pergi ke sana tanpa mendengar ucapan lain dari nyonya Nana. "Selena kau pulang!" ucap Edison membuat para pegawai langsung berdiri melihat sang Tuan muda memasuki area para pegawai sebelum nya ia belum pernah ke sana.
"Apakah anda memerlukan sesuatu Tuan?" jawab Selena.
Namun Edison langsung mendekat dan menyentuh pipi gadis itu. "Kenapa pipimu merah? apakah kamu jatuh?"
Selena menggeleng, sedangkan Edison kini menyentuh pipinya.
"Siapa yang melakukan ini?" teriakan Edison membuat semua orang ketakutan.
"Jawab siapa?" ulang Edison.
"Nona Mia Tuan!" jawab satu orang lainnya.
Edison menggertak meja dan langsung berjalan keluar dari sana, Selena sudah membujuknya untuk tidak marah-marah namun tenaga lelaki itu sangat kuat.
"Mia, keluar!" teriak Edison di ruang tamu, ia bahkan tidak ingin membuka kamar gadis itu walau ia berhak karena itu rumahnya.
"Kenapa Edison kamu berteriak, ucap Mia dari balik pintu yang kini ia rekatkan lagi.
"Kenapa kamu menampar pipi Selena?"
Mia langsung memerah, ia sangat marah karena Edison marah padanya hanya karena Selena.
"Aku memberikan nya pelajaran, agar dia tidak terlalu melekat padamu dan agar tau diri!"
"Jangan pernah menyentuh kekasihku lagi, siapapun yang menyakiti nya aku pastikan kalian keluar dari rumah ini!" ucap Edison.
Kata kata kekasih yang di tekankan Edison, membuat semua orang terperangah! Bahkan Selena sekalipun.
"Kekasihmu? apakah aku tidak salah dengar!" Mia memastikan.
"Apakah aku harus membuktikan nya!" jawab Edison.
"Ayo ke atas sayang, aku lelah! Kita obati pipimu di atas!" ucap Edison, ia meraih tangan Selena dan berjalan bersama menuju kamarnya.
Mia mengepalkan tangannya, rasa marah dan malu membuatnya mematung. Nyonya Nana mendekati Mia ! "Nona Sarah, lebih baik kita tidak menggangu Tuan muda! Dia lebih sensitif dibandingkan biasanya."
"Darimana asal wanita itu Nyonya Nana?"
"Dia adalah adik Devan!" jawab nyonya Nana
"Devan?" awalnya Mia hanya mengulang nama yang disebutkan Nyonya Nana namun ia terperanjat dan menatap wanita paruh baya itu.
"Devan, apakah dia adik lelaki itu Nyonya?"
Nyonya Nana mengangguk pelan, kaki Mia hampir goyah karena kehilangan keseimbangan, pantas saja ia merasa ada sesuatu yang familiar di wajah gadis itu, ia sangat mirip dengan Devan.
"Devan, mengapa adikmu harus masuk ke lingkaran kita! Mengapa Edison!" lirih Mia.
Kini gadis itu merasa malu marah dan bingung. Ia tahu betul bagaimana Edison membicarakan Selena yang amat dia sayangi sebagaimana gadis itu hanya tinggal dengannya tanpa seorang ibu.
"Apakah ini sakit?" tanya Edison, dengan cekatan ia menyentuh pipi Selena dan mengompres nya dengan air es.
"Ini sudah membaik, aku tidak merasakan sakit lagi!"
"Kamu harus menghindari gadis itu, aku takut dia akan melakukan hal lain padamu!"
"Aku melihat kecemburuan mu saat mengatakan ini!"
"Cemburu?"
"Kamu cemburu karena dia menyentuh pipiku?"
"Dia menampar mu Selena, sedangkan aku!" Kecupan meluncur di pipi Selena dengan lembut.
"Hei-hei nakal sekali!" ucap Selena.
Namun mata mereka bertemu, entah mengapa Edison tidak bisa menahan diri begitu menatap gadis itu. Kini Selena terbuai dengan sendirinya, mereka menyatukan diri tanpa paksaan. Edison juga melakukan nya dengan lebih lembut, ciuman dan kecupan ia berikan pada gadis itu sebagaimana mestinya, sangat banyak dan tak terhingga. Mereka benar benar tidak keluar dari kamar sampai pagi.
Bahkan Selena menyempatkan diri mandi bersama di jagucci itu, jagucci yang dulu pernah ia lakukan juga disana, kini dengan penuh tawa dan busa dimana-mana, Edison tersenyum di depannya dengan indah dengan senyuman yang berbeda bahkan tertawa lebar.
"Apakah kamu bahagia?" tanya Selena.
Edison tersenyum simpul sekarang, ia tidak tahu perasaan seperti apa yang di rasakan nya sekarang! Semenjak kehadiran Selena hidupnya lebih tenang dan bahagia.
"Aku melihat senyuman indah di bibir mu jika kamu tertawa!"
"Baiklah aku akan selalu seperti ini!" Edison mulai menyirami Selena dan mereka saling usil di dalam jagucci itu.
Mereka semakin dekat semakin harinya, Edison juga tak berhenti membahagiakan gadis itu.
Selena melintasi Mia yang sedang duduk menatap sebuah kayu di hadapannya, awalnya ia tidak mau menegur, namun ini sudah lebih dari satu bulan mereka tidak bertegur sapa.
"Nona Mia !" panggil Selena ! Membuat gadis itu menengok ke sumber suara.
"Ada apa?" jawabnya lirih.
"Aku tahu kamu mungkin kecewa padaku, aku ingin meminta maaf atas ini!"
"Tidak apa-apa Selena, tapi mengapa harus kamu mengapa harus adik Devan!" Suara itu kini diam membeku, tatapannya kini bergenang air mata.
"Mia, apakah kamu masih mencintai Edison?"
Mia menggeleng, "Aku masih mencintai Devan!"
Ucapan Mia membuat Selena terdiam, apakah gadis di depannya mengenali Kakaknya. "Apa kamu tahu Kakak ku?" tanya Selena penasaran karena Mia terus berucap tentang Devan.
"Ya, dia lelaki tampan dan penuh perhatian, tetapi dia menjadikan aku sebagai dunianya, begitupun aku! Tapi sekarang aku kehilangan duniaku."
Ucapan Mia terpenggal, nyeri di dadanya sudah hampir menggerogoti sampai ke dalam ketika mengenang tentang Devan.
"Apakah dia juga mencintaimu? mengapa kalian berpisah?" tanya Selena.
"Sangat, aku tahu dia sangat mencintai ku! Begitu aku tahu kamu adalah adiknya aku sangat merasa bersalah telah melukaimu! Dia sangat antusias saat menceritakan tentangmu, maafkan aku Selena!" Mia memegang tangan gadis itu.
Nyonya Nana melihat ke arah kedua wanita itu, ia takut sesuatu akan dikatakan Mia pada Selena . Ia langsung bergegas menghampiri mereka. "Selena , bisakah kamu langsung membersihkan ruangan Tuan Edison!"
"Aku sudah membersihkan nya nyonya Nana!" jawab Selena .
"Bersihkan lagi, dan berikan pengharum ruangan!"
Selena tidak mau memperpanjang masalah, ia pamit pada Mia.
Begitu Selena pergi, Nyonya Nana menghampiri Mia . "Nona saya harap jangan memberitahu dia apapun, biarkan saja tuan Edison yang melakukannya.''
"Apakah menurutmu dia akan mengatakan yang sebenarnya? apakah nyonya Nana juga tidak paham berkuasa apa Edison sekarang? mereka bukan tandingan orang seperti aku dan Selena, apa Nyonya lupa bagaimana dia membunuh Devan?"
"Itu adalah kesalahanmu mengenal lelaki polos itu, hingga dia harus menyerahkan nyawanya."
"Ya, aku yang bodoh ini adalah kesalahanku! Dia membebaskan ku dari rumah terkutuk ini, namun aku kehilangan duniaku saat itu juga" kini linangan air mata memenuhi pelupuk mata Mia.
"Lalu mengapa anda kembali ke rumah terkutuk yang anda sebutkan?"
"Aku akan membalas dendam ku, bukankah hidup Edison terlalu baik-baik saja saat dia sudah menghancurkan kehidupan orang lain?''
"Apa maksudmu nona Mia ?"
"Nyonya Nana, gadis itu harus tahu bahwa Edison membunuh Kakak nya! Aku mendengar dari Jhon dia disini menggadaikan dirinya agar Edison membantu nya mencari Devan, namun sekaya apapun Edison, apa dia bisa membangunkan orang mati?" kini Mia menangis dengan menutup wajah dengan kedua tangannya.