Chereads / My Sugar Baby / Chapter 4 - Pesan Jordania

Chapter 4 - Pesan Jordania

"Wajahmu tampak terlihat begitu kaget," kata Cinta sambil tertawa terbahak-bahak.

"Bukannya orang Amerika seperti kamu itu sudah sering mendapati banyak orang yang melakukan seks bebas, kan? Untuk apa kamu sampai kaget seperti baru pertama kali melihat saja?" tanya Cinta.

Angel menggelengkan kepalanya dengan pelan sebagai jawaban, lalu dia menundukkan kepalanya dengan cepat sambil menggigit bibir bawahnya yang sekarang tengah bergetar.

Jordania yang melihat kalau ada hal yang terlihat disembunyikan oleh Angel langsung mengangkat dagu gadis itu dengan menggunakan jari telunjuk tangan kanannya.

"Kau tampak terlihat begitu ketakutan, Angel. Apa yang membuat kamu tiba-tiba takut seperti ini?" tanya Jordania dengan penasaran sambil mengangkat alias kanannya dengan cukup tinggi.

Angel tidak berkata apa-apa selain hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, lalu dia menghembuskan nafas dengan cukup panjang.

"Apa kamu punya trauma tentang seks?" tanya Jordania mengintimidasi dengan begitu serius.

Angel kembali menunjukkan kepalanya, lalu perlahan dia mengangguk dengan pelan.

"Sudah kuduga kalau gerak-gerik kamu setelah mendengar kata seks ternyata memang punya alasan," kata Jordania dengan begitu lembut dan nada suaranya tidak lagi mengintimidasi seperti sebelumnya.

"Kenapa kau tiba-tiba trauma akan hal itu, Ngel?! Apa ada sesuatu yang pernah terjadi denganmu sampai kau trauma seperti ini?!" tanya Clara.

"A ... Aku waktu itu hampir diperkosa oleh teman-temanku sewaktu aku masih tinggal di Amerika," jawab Angel pelan dan berhasil membuat keempat sahabatnya itu langsung membulatkan mata mereka dengan begitu lebar.

Anya dengan cepat memeluk Angel dan membuat gadis itu langsung menatapnya dengan tatapan yang tampak terlihat berkaca-kaca.

"I feel you karena aku juga pernah berada di posisi kamu," kata Anya.

Angel menatap temannya itu dengan tatapan kaget dan dia hanya mendapatkan senyuman manis dari Anya.

"It's okay dan semuanya bakalan baik-baik aja. Kamu cukup melawan rasa trauma mu itu dan cukup berjaga-jaga agar tidak ada orang yang melecehkan mu. Semakin kamu larut di dalam trauma masa lalu kamu yang kelam itu. Maka, kamu akan semakin sulit untuk keluar dari zona ketakutanmu. Cobalah belajar untuk melupakan masa lalumu itu dan belajar menjadi orang yang kuat," kata Anya.

Angel tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya dengan lembut.

"Terima kasih karena sudah mau mengerti keadaanku," kata Angel dengan lembut dan mendapatkan tanda setuju dari keempat temannya.

"Ayo kita ke ruang kerja pamanku!" ajak Jordania karena memang niat awalnya seperti itu kalau sang Paman menggunakan private room yang akan dia gunakan untuk menyewa wanita.

"Aku angkat tangan kalau harus ikut ide gila mu itu, Jordan! Kamu tahu sendiri kalau pamanmu itu seperti orang kesetanan kalau ada seseorang yang berusaha untuk masuk ke dalam ruang kerjanya. Kau tahu sendiri kalau dia paling benci dengan yang namanya orang yang kurang ajar!" kata Cinta.

"Ini namanya bukan kurang ajar. Ini namanya one poin same. Dia sudah memakai private room kita untuk membuat hal yang kotor di sana. Dan artinya, tidak apa-apa juga kalau kita gunakan ruang kerjanya untuk menikmati beberapa botol alkohol!" jawab Jordania dengan begitu antusias.

"Aku sepemikiran dengan apa yang dipikirkan oleh Jordan. Ayo ke ruang kerja pamannya. Terserah kita mau dimarahi atau tidak. Intinya, Jordan yang akan jadi tumbal kita nantinya," kata Clara dengan begitu antusias.

Jordania yang mendengarkan itu hanya bisa memutar kedua bola matanya dengan begitu malas sambil menghembuskan nafas dengan cukup panjang.

"Untuk apa kita di ruangan orang yang tidak seharusnya kita tempati? itu ruangan orang dan seharusnya kita tidak boleh berada di sana," kata Angel menolak karena dia takut kalau misalnya nanti ada barang yang hilang di dalam ruangan itu.

"Kalau kau tidak ingin ke ruang kerja pamanku, berarti kau hanya ingin berdiri di sini?!" tanya Jordania dan mendapatkan anggukan polos dari Angel.

"Berdiri untuk apa?! Kamu berdiri untuk menunggu agar pamanku bisa datang ke sini?! Terlalu gila kalau pamanku datang dengan cepat tanpa mengeluarkan cairan spermanya berkali-kali!" kata Jordania dengan santai dan tidak memfilter ucapannya.

Clara, Cinta dan Anya langsung tertawa terbahak-bahak saat mendengarkan ucapan Jordania. Lain halnya dengan Angel yang hanya bisa menganga dengan begitu lebar saat mendengarkan ucapan temannya yang langsung di gas tanpa ada rem sedikitpun.

"Ayo sekarang kita pergi ke ruang kerja pamanku. Aku sudah lelah sekali untuk terus berdiri seperti ini," kata Jordania lalu membalikkan badannya dan berniat untuk melangkah menuju ruang kerja pamannya yang sudah beberapa langkah lagi dia akan sampai.

"Siapa yang mengizinkan kamu untuk ke ruang kerjaku?"

Semua orang langsung membalikkan badan mereka ke sumber suara yang ternyata itu adalah paman Jordania.

Jordania langsung memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat melihat pamannya berdiri tak jauh dari posisinya dan juga temannya.

"Siapa suruh kamu menggunakan private room kami untuk melakukan seks dengan wanita murahanmu?! Setidaknya sewa lah kamar hotel agar terlihat mewah dan elegan!" sinis Jordania sambil menatap pamannya itu dengan begitu tajam.

"Cih!"

Bukannya membalas ucapan keponakannya dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang lembut dan kalimat yang memperingati, pria itu malah mendecih dan memutar kedua bola matanya dengan malas.

Kedua mata pria itu beralih untuk menatap tepat pada Angel dan membuat gadis itu dengan refleks menundukkan kepalanya.

Angel menggigit bibir bawahnya dengan cukup kuat dan tidak lupa bibirnya sedikit bergetar karena dia lumayan takut kalau mendengarkan kata 'Seks'.

"Cih! Kau dapat anak ayam dari mana lagi?" tanya pria itu dengan nada suara yang meremehkan dan kembali menatap ke arah Jordania.

"Jangan menganggap temanku sebagai anak ayam!" sinis Jordania dan hanya bisa membuat sang paman tersenyum tipis untuk menanggapinya.

"Well ... Dia akan berada di jabatan apa kalau boleh aku tahu?" tanyanya dengan tenang sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Angel mengangkat pandangannya dengan cepat sambil menatap paman Jordania dengan tatapan yang keheranan dan juga tidak lupa matanya mengedip berkali-kali.

Pria itu menatap Angel dengan tatapan yang begitu serius dan penuh intimidasi.

"Yang penting dia tidak akan menempati jabatan sebagai calon istrimu. Ingat pesanku sebelumnya!"

Pria itu langsung dengan cepat menatap keponakannya dengan tetapan yang terlihat bengis.

"Kau sudah berumur 35 tahun! Aku tidak akan membiarkan kamu untuk menikahi temanku! Dan aku juga tidak akan memberikan kamu kesempatan untuk menjadikan temanku ke dalam salah satu koleksi wanita murahanmu!" lanjut Jordania.

Jordania dengan cepat menarik pergelangan tangan Angel agar mengikuti dirinya, tetapi tiba-tiba saja temannya berteriak dengan begitu keras.

"Jaga temanmu dengan baik atau dia akan menjadi mangsa banyak lelaki yang bisa menebak kehidupannya. Temanmu terlalu polos untuk dunia yang begitu kejam!" teriaknya.

"Kau yang kejam, paman Xander!" jawab Jordania yang juga ikut berteriak keras.