Chereads / My Sugar Baby / Chapter 9 - Awalnya Seperti Itu

Chapter 9 - Awalnya Seperti Itu

"Kenapa?"

"..."

"Kenapa?"

"..."

Cinta langsung mengalihkan pandangannya dengan cepat untuk menatap Angel karena sudah dua kali dia bertanya dan Angel tidak pernah menjawab pertanyaannya.

"Kenapa kau diam membisu seperti itu?" tanya Cinta sambil mengangkat alisnya dengan sedikit tinggi.

"Aku ... Aku tidak tahu ..." jawab Angel seperti orang linglung dan tidak tahu arah.

Cinta menghela napas dengan cukup kuat.

"Kau tampak sangat berusaha untuk menghindar dari kami," kata Cinta dengan nada suara yang terdengar sedikit kecewa.

"Apa yang terjadi sampai kamu bersikap seperti itu?" tanya Cinta.

"..."

Cinta duduk di atas penyangga tangga dengan pelan.

"Dari awal kamu sudah tampak mulai mencurigakan seperti ini ..." Cinta menggantung ucapannya, lalu matanya dengan serius menatap Angel.

"Bagaimana dengan akhirnya kalau kita sudah begitu akrab?" lanjutnya.

Angel langsung menatap Cinta dengan tetapan yang sulit untuk diartikan dan berakhir dia menatap Cinta dengan tatapan yang kebingungan.

"Salah satu teman kita dulu juga bersikap sama seperti apa yang kamu lakukan, Angel. Bersikap tampak terlihat mencurigakan di awal dan ternyata pada akhirnya dia menghianati kami berempat," kata Cinta.

"Jadi ... Ka ... Kamu menganggap kalau aku bersikap seperti ini berarti akan menjadi penghianat di akhir nanti?" tanya Angel menyimpulkan dengan nada suara yang terdengar sedikit tidak percaya.

Cinta yang mendengarkan itu langsung tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya tanpa ada rasa ragu.

"Mana mungkin aku berkhianat di belakang kalian berempat? Kamu tahu sendiri kalau kalian berempat adalah orang yang ingin menerima aku untuk menjadi teman kalian. Untuk apa aku berkhianat selagi aku bertemu dengan orang lain?" tanya Angel dengan nada suara yang sedikit membentak karena tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Cinta.

"I know kalau kamu akan berbicara seperti ini dan membela diri agar kamu tetap terlihat bagus di mata kami. Tapi, pandangan seseorang bisa saja berubah setelah melihat sikap seseorang dalam beberapa hari ini, kan?"

"..."

Angel terdiam dan tidak ada niat sedikitpun untuk menjawab pertanyaan itu.

Cinta kembali menghembuskan nafas dengan cukup panjang, lalu dia berdiri dari posisi duduknya dan menggerakkan kedua tangannya untuk memegang pundak Angel dan mencengkeramnya dengan sedikit kuat.

"Kalau memang kamu merasa ragu untuk masuk ke dalam circle pertemanan kita, setidaknya kamu jangan bersikap mencurigakan seperti ini di depan kita."

"Kamu bisa pergi begitu saja dan tidak usah untuk menerima ajakan pertemanan kita kalau memang kamu merasa curiga dan kamu merasa ada yang tidak beres dengan pertemanan kami."

"Karena kami butuh dengan teman yang benar-benar percaya dengan kami dan tidak akan merasa tersinggung atau terganggu dengan kehadiran kami di dalam hidupnya."

"..."

Kedua bola mata Angel langsung memerah saat dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh Cinta.

Angel perlahan mulai tampak terlihat berkaca-kaca dan beberapa detik berikutnya air matanya langsung terjatuh.

"Apa kamu mengira kalau kami seburuk dengan sahabatmu yang ada di luar negeri sana?" tanya Cinta.

"Kamu sangat tahu sekali kalau di sini seks atau pelecehan seksual itu adalah hal yang benar-benar memalukan dan harus dilaporkan ke pihak hukum. Bagaimana bisa kami ingin melakukan seperti itu? Negara kamu dan di sini berbeda karena kami benar-benar malu untuk melakukan hal seperti itu. Akan menjadi hal yang buruk kalau kami melakukan penjebakan seperti itu," kata Cinta memperingati.

Angel menarik nafasnya dengan cukup dalam, lalu menggerakkan mulutnya seakan-akan ingin menjawab apa yang dikatakan oleh gadis yang ada di depannya. Tapi, Cinta dengan cepat memotong ucapannya kalau dia ingin pergi sekarang karena takut bila Jordania mencurigainya.

Angel menatap kepergian Cinta dengan tatapan yang begitu nanar dan kedua bola matanya masih tetap mengalirkan air mata dengan sangat deras.

Angel bersandar pada dinding sambil memejamkan matanya secara perlahan dan berusaha untuk tetap berpikiran positif tentang teman barunya ini.

"Mana mungkin aku berteman dengan kamu?! Kami tidak butuh dengan teman yang polos karena teman yang polos itu hanya bisa kami manfaatkan untuk membantu kami mendapatkan uang."

"Mau kamu membayar kami berapa juta dollar, kamu tetap akan kami peralatan untuk memperoleh hasil dari memuaskan semua pria yang ada di sini. Uang lebih penting dibandingkan teman yang polos seperti kamu."

"Ah ... Aku sangat iri dengan gadis beruntung seperti kamu. Memiliki keluarga yang begitu harmonis. Harta yang sangat banyak dan berlipat ganda karena memiliki ayah dan ibu yang bekerja keras dan terkenal di negara ini. Ah ... Satu lagi! Banyak pria yang ingin berbondong-bondong untuk dijadikan kekasih olehmu. Aku benar-benar sangat iri saat bertemu dengan gadis polos yang sangat sempurna seperti kamu."

"Kamu kira kami berteman dengan begitu tulus untuk memiliki sahabat sepertimu? Tidak! Kami hanya ingin merusakmu karena kami semua iri dengan apa yang kamu punya itu! kehidupanmu benar-benar sangat sempurna dan tidak sama seperti kehidupan kami yang begitu berantakan dan hancur!"

Angel menggelengkan kepalanya dengan cepat saat ingatannya kembali mengingat masa di mana dia hampir saja dilecehkan dan dia dikhianati oleh sahabatnya sewaktu dia masih berada di Amerika.

Ya, memangnya siapa yang tidak merasa iri dengan seorang Angel Nicholette? Memiliki keluarga yang pekerjaannya diinginkan oleh semua orang tua. Harta yang begitu banyak dan mungkin saja tidak ada habisnya hingga 7 turunan. Lalu, semua primadona pria yang ada di kampus selalu mengejarnya dan memohon serta mengemis agar Angel ingin menerimanya sebagai kekasihnya.

Ya, begitu bahagia semua pandangan orang terhadap Angel dan tidak tahu saja kalau Angel sedang menanggung rasa sedih yang begitu berat disebabkan oleh orang tuanya.

Kebahagiaan yang dilihat oleh semua orang tidak dapat membuat Angel merasa bahagia. Angel butuh kasih sayang orang tua dan Angel butuh semua perhatian orang tuanya yang mungkin hidupnya hanya dibuat untuk bekerja dan terus bekerja tanpa peduli dengan anak tunggalnya.

"Maaf ... Ampun ... Tolong ...."

Bibir Angel bergetar dengan begitu kuat dan tidak lupa dia menutup matanya dengan sangat erat sambil mengalirkan air mata.

Angel mencengkeram rok yang dia gunakan dan detik berikutnya dia terduduk dengan begitu lemas di atas lantai sambil sesak nafas dan memegang dadanya.

"Hei! Apa yang terjadi?!

Angel hanya mengangkat perlahan kepalanya dan samar-samar menatap pria yang baru saja bertanya kepadanya.

Beberapa detik berikutnya, Angel langsung terbaring di atas lantai dan tidak sadarkan diri setelah dia berusaha untuk tahu siapa pria itu.

"Angel!"

Setelah meneriakkan nama murid pindahan itu dengan cukup keras, pria itu dengan cepat berlari dan menggendong Angel untuk membawa Angel ke ruang kesehatan sekolah.

Dia kaget karena ini adalah pertama kalinya dia melihat seseorang seperti ini. Memejamkan mata sambil menangis dan berakhir tidak sadarkan diri.