Chereads / My Sugar Baby / Chapter 6 - Alasan

Chapter 6 - Alasan

"Di mana cincin itu?"

Xander mengalihkan pandangannya dengan cepat saat mendengarkan suara seorang gadis mungil tiba-tiba mengalun pada kedua telinganya.

Xander tersenyum tipis sambil menatap lambat-lambat kedua bola mata indah milik Angel, lalu dia menjatuhkan pandangannya untuk menatap ke arah telapak tangannya yang terbuka.

Angel mengikuti arah pandangan mata Xander, lalu dia tersenyum dengan begitu lebar saat melihat kalau ternyata di atas telapak tangan pria bermata tajam itu ada sebuah cincin permata yang pastinya miliknya.

Angel dengan cepat bergerak untuk mengambil cincin kesayangannya itu, tetapi pergerakannya itu sangat lambat seperti sibuk setelah dia melihat bagaimana lincahnya pergerakan seorang Xander Hwang untuk menyimpan cincin itu ke dalam kantong celananya.

Angel mengangkat pandangannya dengan cepat sambil menatap Xander dengan tatapan yang penuh kekesalan dan juga tatapan tajam.

"Apa maksud kamu main simpan cincin aku?! Kembalikan cincinku sekarang juga!" kesal Angel yang berteriak dengan begitu keras sambil mengulurkan tangannya seperti seorang anak kecil yang meminta permen kepada orang dewasa.

"Cincin Disneyland memang sangat bagus dipakai oleh anak taman kanak-kanak sepertimu," kata Xander.

Angel membulatkan matanya dengan lebar saat mendengarkan ucapan Xander.

"Ada baiknya kalau aku menyimpan cincin ini saja. Anak yang masih sekolah SMP seperti kamu tidak boleh memegang cincin dengan permata mahal," kata Xander.

"Tidak usah bersikap dan berlagak kalau cincin itu adalah punyamu!" sinis Angel.

Xander. Tersenyum tipis dan tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Angel, lalu dia membalikkan badannya dan berniat untuk meninggalkan Angel sendiri di sana.

Angel yang melihat itu dengan cepat berlari untuk menghadang jalan Xander karena tak mau kalau cincin kesayangannya itu jatuh di tangan orang yang salah.

"Kembalikan cincinku atau aku akan melaporkan kejahatan kamu kepada polisi!" ancam Angel.

"Bahkan polisi lebih takut kepadaku dibandingkan pada presidennya. Bilang saja karena aku tidak peduli," jawab Xander

Xander melanjutkan langkah kakinya dengan santai setelah dia mengatakan kalimat itu kepada Angel, lalu tidak lupa dia dengan sengaja menyenggol pundak Angel dengan cukup keras sehingga membuat gadis itu hampir terjatuh.

"Yakh! Sudah tahu yang bersalah di sini itu kamu dan kamu masih sempat saja bilang seperti itu kepadaku?! Kembalikan cincinku sekarang atau aku akan menangis keras di sini sambil berteriak kalau kamu melakukan tindak kriminal kepadaku!" ancam Angel untuk yang kesekian kalinya karena sepertinya membawa nama polisi tidak akan membuat pria bermata tajam itu gentar dan ketakutan.

Xander yang mendengarkan itu langsung tersenyum tipis karena dia merasa sedikit lucu dengan kalimat gadis polos itu, tetapi dia sama sekali tidak menghentikan langkahnya untuk terus berjalan menjauh.

Angel dengan cepat menjatuhkan dirinya di atas lantai dan tidak lama dia menangis dengan begitu keras sambil meraung-raung.

Xander yang mendengarkan itu langsung kaget bukan main dan buru-buru dia membalikkan badannya untuk melihat alasan gadis mungil itu menangis tanpa jelas.

Xander memandang kesal ke arah Angel karena Angel terlalu pandai bermain drama dan mungkin dia bisa melampaui akting para artis Bollywood di luar negeri.

"Bagaimana bisa anak itu bermain drama dan langsung mengeluarkan air matanya? Aku heran," gumam Xander tidak percaya sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Yakh! Apa yang kamu lakukan terhadap sahabatku, Paman?!" tanya Jordania yang baru datang dengan nada suara yang begitu keras dan kesal.

"Lihat saja kalau dia sudah mendorong ku saat aku meminta cincinku. Dia sengaja mendorong aku dengan cukup keras hingga aku terjatuh di atas lantai. Lalu, pamanmu tidak bertanggung jawab dan pergi begitu saja sambil membawa cincinku yang ada di kantong celananya," adu Angel dengan penuh drama dan tidak lupa dia menunjuk ke arah kantong celana Xander yang berisikan cincinnya itu.

"CK! Aku tahu kalau kau sangat suka bila banyak wanita yang suka menggerogotimu seperti bangkai yang disuka ulat. Tapi, setidaknya jangan selalu menargetkan temanku untuk menjadi wanita murahanmu, Paman!" sinis Jordania dengan begitu marah sambil menatap sang Paman dengan tatapan yang begitu sinis.

"Temanmu terlalu manipulatif dan terlalu berharap kalau kehidupan nyatanya seperti drama Korea. Dia hanya berbohong dan ingin mengelabui kalian agar kalian lebih menyukainya," jawab Xander.

"Mana mungkin dia mudah menangis kalau memang kamu tidak melakukan hal yang buruk kepadanya?! Angel tidak akan melakukan hal yang negatif karena dia itu gadis yang polos dan baik!" seru Anya yang berusaha untuk membela Angel karena yakin kalau sahabatnya tidak akan melakukan hal seperti itu.

"Yang memiliki sifat dan baik hati lah yang menjadi incaran banyak iblis untuk berbohong. Wajahnya memang terlihat polos, tetapi sifat aslinya itu benar-benar begitu manipulatif dan membuat semua orang mengikuti apa yang dia inginkan," ucap Xander.

Xander merogoh kantung celananya dan tidak lupa dia melemparkan cincin milik Angel tepat di depan gadis mungil itu dengan sedikit malas.

Angel dengan buru-buru mengambil cincinnya dan tidak lupa dia bersyukur kepada Tuhan karena cincinnya itu tidak jatuh di tangan yang salah.

"Belajarlah untuk memahami sifat seseorang lebih dalam dan jangan hanya memandang dari sekilas saja. Hidup tidak selamanya selalu menggunakan sifat asli karena ada yang suka berkamuflase 2 wajah," jelas Xander.

Xander langsung pergi begitu saja setelah dia mengatakan kalimat itu kepada Jordania dan teman-temannya, sedangkan Jordania dengan cepat menghampiri Angel dan membantu gadis itu agar berdiri cepat.

"Apa kamu tidak di unboxing oleh Paman Jordan?" tanya Clara dengan begitu heboh dan tidak lupa dia berusaha untuk memeriksa sesuatu dibalik rok yang digunakan oleh Angel.

"Uhm ... Hampir saja dia membuka keperawananku kalau saja aku tidak membela diri dan menahan diri. Dia benar-benar sangat agresif di saat aku sedang berusaha untuk tidak melakukan perlawanan," bohong Angel yang mengarang bicara agar sahabatnya itu bisa tahu kalau apa yang dia katakan itu serius dan malah percaya.

"Paman Jordania benar-benar sangat menakutkan. Wajahnya yang tampan itu bisa membuat banyak gadis-gadis yang akan masuk ke dalam perangkapnya. Aku akan memberikan piala yang begitu besar untuk gadis yang bisa bertahan dengan paman Jordania. Dari pertemuan pertama memang sudah kutebak kalau Paman Jordania itu adalah pria yang sangat kasar," jelas Angel sambil menatap teman-temannya itu dengan tatapan yang begitu serius.

"Pamanku tidak akan bersikap seperti itu kalau saja wanita sialan itu tidak meninggalkan pamanku seperti orang gila semasa waktu tinggal di Cina. Aku akan membuatmu wanita murahan itu kalau aku bertemu dengannya!" Sinis Jordania sambil mengepalkan kedua tangannya dengan cukup kuat di bawah sana karena merasa sangat emosi.