Chereads / My Sugar Baby / Chapter 7 - Sebagian Masalah

Chapter 7 - Sebagian Masalah

"Bagaimana dengan sekolahmu saat berada di Indonesia, Sayang?"

Angel mengerucutkan bibirnya saat dia mendengarkan pertanyaan yang dilontarkan oleh sang ayah di seberang sana melalui panggilan teleponnya.

"Uhm ... Lumayan menyenangkan dan aku sudah mendapatkan beberapa teman," jawab Angel dengan begitu santai

Angel bisa mendengarkan helaan nafas ayahnya di seberang sana yang terdengar sedikit kesal dan juga terdengar sedikit marah.

"Ayah jangan terlalu khawatir dengan temanku saat ini. Ayah sendiri tahu kalau di Indonesia itu terlalu minim akan kasus pelecehan seperti yang ada di negara kita, kan?" kata Angel dengan nada suara meyakinkan dan mengingatkan kepada sang ayah.

"I know, Baby. But ... You know what I mean. Tidak ada satupun negara yang tidak memiliki warga yang di mana warga itu tidak memiliki pemikiran jahat untuk melakukan tindak kekerasan seksual."

"Ayah hanya khawatir dengan keadaan kamu, Baby. Awal mulanya kamu juga berpikiran positif terhadap teman-temanmu semasa di Amerika waktu itu, kan? Tapi pada akhirnya mereka hanya munafik dan ingin menjebak kamu karena kepolosan kamu, kan?"

"..."

Angel terdiam di tempatnya dan tidak bergerak sedikitpun saat mendengarkan kalimat panjang dari sang ayah. Sebuah kalimat yang memang benar adanya dan Angel tidak dapat mengelak dari kalimat fakta itu.

Angel tahu kalau kesalahan terbesarnya adalah langsung percaya terhadap orang asing dan tidak menaruh sedikitpun rasa curiga.

"Ayah ... Tolong dengarkan kata Angel dan ayah jangan langsung memutuskan secara sepihak tentang sifat seseorang," kata Angel dengan sangat lembut kepada sang ayah dan meminta agar ayahnya memberikan dia kesempatan untuk berbicara.

"What?! Apalagi yang ingin ayah dengarkan dari penjelasan kamu, Sayang?! Semuanya sudah jelas kalau kamu memang dilahirkan sangat polos seperti ibumu!" tegas sang ayah dengan sedikit kesal kepada anaknya itu.

"Ayah ... Tolong dengarkan dan jangan pernah memotong ucapanku dulu, Ayah. Aku hanya butuh waktu untuk mengeluarkan semua pendapatku dan semua kesimpulan yang aku dapat setelah aku tinggal di sini selama beberapa minggu tanpa kehadiran ayah dan ibu!" pinta Angel dan kali ini suaranya terdengar cukup tegas agar ayahnya itu bisa tahu dan mengerti tentang keinginannya.

Sang ayah menghembuskan nafas dengan cukup panjang di seberang sana dan berdehem singkat untuk memberikan kesempatan kepada sang anak agar mengatakan semua apa yang ingin dia katakan.

"Terima kasih karena sudah ingin memberikan kesempatan agar aku bisa bicara kepada ayah," kata Angel dengan lembut sambil tersenyum lembut walaupun ayahnya tidak melihat wajah atau senyumannya.

"Untuk saat ini Angel memang sedang berusaha untuk memilih teman yang memang kelihatan baik yang tulus. Angel berusaha sekuat tenaga untuk mencari teman yang tulus bersama Angel dan tidak ingin memanfaatkan Angel seperti teman-teman Angel yang ada di sana ..." ucap Angel dengan begitu lirih dan juga begitu pelan karena dia kembali mengingat kejadian yang hampir membuatnya trauma akan yang namanya pertemanan.

Memangnya, siapa yang tidak akan trauma bila kalian menganggap bahwa manusia itu adalah teman atau bahkan kalian menganggapnya lebih dari sekedar teman. Tapi, pada akhirnya kalian ternyata hanya dimanfaatkan dan ingin dijebak untuk menjadi sekedar pemuas nafsu belaka atau lebih tepatnya dikhianati hanya untuk mendapatkan segepok uang untuk berfoya-foya dan meminum beberapa botol minuman keras merk termahal di dunia.

"Aku tidak akan langsung percaya pada temanku yang ada di sini, Ayah. Aku tidak akan bodoh seperti apa yang aku lakukan saat memilih teman di sana, Ayah," kata Angel dengan sangat lembut dan juga begitu ringan yang mengalahkan bagaimana ringannya sebuah kapas.

"Kali ini aku mendapatkan teman yang lumayan banyak di sekolah ini. Mereka terlihat sangat baik dan juga mereka terlihat membela aku di depan orang-orang yang ingin menghinaku atau melakukan hal yang macam-macam kepadaku, Ayah," ucap Angel dengan lembut kepada ayahnya.

"Percuma kamu berkata seperti itu, Sayang. Bernard dan teman-temannya yang lain juga berkata seperti itu, kan? Rose juga bahkan berkata seperti itu saat kamu sedang dihina dan juga hampir diperlakukan hal yang tidak senonoh oleh Charlie, kan?" kata Ayah Angel dengan begitu datar dan juga begitu malas

"Pada akhirnya terjadi sebuah plot twist, kan? Di mana teman-teman kamu yang kamu banggakan itu ternyata bekerja sama dengan Charlie agar Charlie bisa mengambil benda berharga di dalam kehidupan kamu," kata ayah Angel meremehkan.

"Jangan terlalu berpikiran baik terhadap seseorang. Ada baiknya kalau kamu diam saja dan hidup individu daripada harus berkelompok seperti hal-hal yang telah berlalu. Ayah tidak mau kalau kejadian yang tidak kita harapkan kembali terjadi lagi di dalam kehidupan kamu, Sayang," kata sang ayah dengan begitu lembut dan penuh akan permohonan agar anaknya mendengarkan apa yang dia katakan.

Angel tersenyum tipis saat mendengarkan ucapan ayahnya karena dia tahu kalau maksud ayahnya itu baik untuk melindungi dirinya.

Tapi, pada hakekatnya kalau manusia itu makhluk sosial yang pasti tidak bisa hidup sendiri dan juga membutuhkan orang lain. Mana mungkin Angel memilih untuk hidup individu dan tidak peduli dengan anggota kelompok yang ada di lingkungan sekitarnya.

"Lebih baik ayah fokus bekerja saja dan tenang saja karena Angel akan jaga diri Angel dengan sangat baik. aku tidak akan menyerahkan semua kepercayaanku pada orang lain begitu saja, Ayah," ucap Angel dengan lembut dan hal itu membuat ayahnya hanya bisa menghembuskan nafas untuk yang kesekian kalinya dengan sangat kasar.

"Ayah jangan terlalu fokus untuk mengatur bagaimana jalannya hidup aku untuk saat ini. Apa Ayah tidak ingin berpikir untuk memulai sesuatu dari hal yang paling sepele terlebih dahulu?"

"..."

"Kasih sayang Ayah untuk aku dan banyaknya waktu Ayah untuk aku dibandingkan peluang bisnis dan pekerjaan ayah. Ayah lebih mementingkan itu sebelumnya daripada pergaulan Angel, kan? Ayah baru begitu peduli setelah Ayah melihat dengan kedua mata Ayah bagaimana anak satu-satu ayah hampir dilecehkan di tempat umum," ucap Angel dengan nada suara yang terdengar begitu datar.

"Maaf, Sayang. Ayah-"

"Angel tidak bisa untuk memulai perdebatan yang lebih panjang lagi dengan ayah. Biarkan saja semuanya berlalu dan biarkan saja itu menjadi pembelajaran untuk ayah agar Ayah menjadi Ayah yang lebih baik," kata Angel setelah dia memotong ucapan ayahnya dengan cepat dan tidak peduli dengan alasan apa yang akan keluar dari mulut ayahnya.

"Ayah jangan lupa istirahat dan jangan terlalu fokus dengan pekerjaan ayah. Angel ingin tidur karena di sini sudah larut malam. Selamat tinggal ayah dan jangan lupa bahagia dengan ibu," kata Angel dengan lembut.

Angel dengan cepat menonaktifkan ponselnya setelah dia mengatakan kalimat itu kepada ayahnya, lalu dia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur sambil menangis dan berteriak seperti orang stres saja.

Trauma itu datang lagi dan rasa sakit hati itu langsung tiba-tiba menyerangnya lagi.