Chereads / Jadi Pengacau Dunia Gadis Penyihir / Chapter 58 - Bab 19. Asal Usul DNA dan RNA

Chapter 58 - Bab 19. Asal Usul DNA dan RNA

"Aku ingin kau membunuh Dina!"

Randy seketika terdiam dan membeku di atas kasurnya, dia di antara tidak menyangka dan bingung dengan permintaan tiba-tiba ini.

Terlebih lagi, permintaan ini adalah untuk membunuh orang yang merupakan kakak kandungnya sendiri, dan juga adik dari ibu Randy.

"Apa maksudmu?!"

Randy membesarkan suaranya, dia bagaikan disambar geledek dan langsung kalang kabut.

"Kenapa kau tiba-tiba meminta dirku untuk menghabisi orang yang kau sebut gwarghh-"

Tepat saat Randy mau menyebut nama wanita itu, kepala pistol berbentuk dessert eagle masuk ke dalam mulut laki-laki itu.

"Tenanglah, kau tidak akan bisa memberi tahu ini pada siapapun, terlebih lagi jika kau mati!"

BONK!

Time Fracture terjadi, dan semua pencahayaan di rumahnya mati. Dunia kembali dihiasi dengan merahnya langit dan terangnya bulan.

"Aku katakan sekali lagi, aku minta kau bunuh kakakku! Dia harus dimusnahkan agar orang-orang itu bisa mencapai kesempurnaan yang mereka inginkan."

Orang-orang itu? Randy tidak mengerti dengan maksud dari bibinya.

Bukankah yang anak buangan di sini adalah Rina, bukannya Dina. Lalu kenapa orang-orang itu lebih memilih untik menghilangkan Dina ketimbanh Rina?

Randy memikirkan sesuatu yang janggal dalam setiap perkataan bibinya ini.

Namun, sayangnya dia saat ini tidak bisa apa-apa karena sebuah pistol akan menembak sampai menembus tenggorokannya bila dia berani melawan.

'Gawat, Time Fracture sudah berlangsung dan elu malah dalam kondisi yang sangat bermasalah seperti ini...'

Dalor yang berada di dalam diri Randy akhirnya menampakkan suaranya pada laki-laki itu.

Tapi, meskipun Rina yang sebelumnya tahu keberadaan Randy yang merupakan penyihir sepertinya masih tidak tahu soal Dalor sama sekali.

'Bacot kau... Aku ada dalam keadaan hidup dan mati, nih!'

'Slow ae, cukup pake dispel dan senjata yang sedang kau emut itu akan hilang!'

'Hah?! Hilang?! Bukankah itu senjata betulan?!'

Secara notabene, senjata dari dunia nyata tidak mungkin bisa terpengaruh oleh sihir.

'Masak elu kagak sadar kalau itu senjata sihir?!'

'Sihir?!'

'Coba rasakan teksturnya...'

'Entah kenapa yang kau katakan malah membuatku terasa aneh...'

Benar, yang Dalor katakan malah membuat Randy terlihat seperti orang yang suka homo.

'Oh, maafkan aku bos! Tapi, yang pasti pakelah itu *dispel*, gue jamin lu bakal langsung selamat!'

'Serah wes!'

Atas saran itu, mulut Randy yang masih ngemut kepala pistol itu perlahan mencoba mengeluarkan sihirnya.

'dwispwel...'

Bleshhh!

Pistol itu lenyap dan membuat Rina kehilangan alat untuk memberikan ancaman pada keponakannya itu.

"Heh..." Randy tersenyum menyeringai pada wanita itu, dia dengan mudah melepaskan ancaman yang ada di depannya. "Lihatlah, bi! Aku tidak selemah itu..."

Namun...

CTAK!

Sebuah pistol berjenis sama kembali dikeluarkan oleh Rina, dan kali ini dia menodong kepala laki-laki itu.

Wajahnya yang seram masih terpasang tanpa mengubahnya sedikipun.

"Eh... Apakah aku harus melenyapkannya lagi?"

"Tidak, kau tidak akan bisa... Karena ini sungguhan."

"Eh..."

"Tadi, saat quiz, kau menggunakan sihir yang sama untuk menghalau sihir kembali ke masa laluku, bukan?"

Oh, dia menyadarinya.

"Jadi aku segera mencoba membodihimu sedikit setelah mengetahui ini."

Jadi habis Randy yang mempermainkan Rina, sekarang giliran Rina yang mempermainkan Randy.

Tapi tetap saja, apa yang terjadi sekarang bukanlah sebuah permainan atau candaan.

Dia jelas tidak akan segan-segan menarik pelatuk bila Randy berani-berani menolak permintaannya.

Apakah itu benar-benar asli, Dalor biasanya akan tahu jawaban yang akan dicari Randy saat ini.

'Dalor!' Randy memohon pada iblis itu. 'Apakah itu sungguhan?!'

'Eh, sebenarnya itu memang sungguhan, tidak ada aliran mana di dalam senjatanya, jadi bisa gue pastikan kalau itu memang beneran senjata...'

Ah, Dalor sudah bertitah, dan itu adalah hal yang tidak menyenangkan.

Randy harus memikirkan sesuatu, bila tidak dia akan terpaksa untuk mengikuti kemauan wanita itu atau sebuah peluru akan menembus otaknya.

'Randy, meskipun informasi ini kurang berguna buat lu saat ini, tapi setidaknya gue mau nyampain ini... Mereka, Dina dan Rina, bukanlah penyihir dari bawahan para dewi... Melainkan ciptaan manusia!'

'Ha?! Apa maksudmu mereka bukanlah penyihir seperti J dan V! Apakah itu artinya kita sekaeang cuman melihat sebuah makhluk buatan dari eksperimen manusia?!'

'Ya, kurang lebih begitu! Masalahnya, gue saat ini gak bisa mendeteksi dari dewi mana mereka berdua mendapatkan kekuatan sihir mereka.'

Sebuah manusia yang berasal dari eksperimen manusia, dan bisa berada di Time Fracture dan menciptakan senjata sihir yang lebih modern ketimbang para J dan V.

Misteri malah semakin banyak dan sulit untuk dipecahkan secara bersamaan. Mereka terpaksa harus memecahkan misteri-misteri ini satu persatu.

Tapi, bila yang Dalor katakan adalah benar, maka orang-orang yang bekerja di lab eksperimen tempat mereka berdua lahir seharusnya bisa melihat Time Fracture.

Apakah selama ini mereka mengontrol dan melihat setiap pergerakan para J dan V dari belakang?

Mungkin saja, tidak ada yang tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi sekarang.

'Lalu, Dalor... DNA dan RNA siapa yang dipakai oleh kedua bibiku? Kenapa mereka berdua bisa terlahir?'

'Kita simpen itu nanti saja, kita kudu bebas dari sergapan di cewek dulu!'

'Kau benar! Dia adalah masalah besar saat ini!'

Randy kembali ke dunianya dan langsung disambut dengan kepala pistol yang menodong tepat di depan matanya.

Jika saja pelatuknya ditekan, entah bagaimana kepala Randy akan jadinya.

Randy mencoba melirik kebagian leher wanita itu, seperti yang disangka, wanita itu tidak punya kalung seperti penyihir-penyihir lainnya. Dia benar-benar adalah makhluk eksperimen.

"Death Blow!"

PRANK!

Tubuh Randy tiba-tiba mengempes dan terlempar ke luar rumah dengan melewati jendela di rumahnya seperti balon yang bocor.

Gubrak!

Tubuh Randy langsung menghantam halamam rumahnya yang sudah tertutupi oleh semen sehingga pendaratan laki-laki itu menjadi sangatlah buruk.

"Lain kali, aku lebih baik menggunakan sayap ketimbang harus meledakkan diri dan terpental seperti ini..." Ucap Randy dengan kepala yang menancap ke dasar semen.

Tapi Randy tidak boleh berlama-lama dalam posisi bodoh itu, karena dia merasakan ada sesuatu yang akan datang.

Dia langsung secara paksa melepas kepalanya yang menancap di semen dan menghindar dengan salto ke depan.

Dor!

Tepat setelah dia menghindar, sebuah tembakan dibunyikan ke arahnya.

Tembakan itu berasal dari kamarnya yang jendelanya sudah berlubang karena hantaman keras darinya.

Di dalam kamar itu, terdapat sebuah siluet bayangan yang menodongkan pistol ke arahnya. Siluet itu memiliki rambut kepang di depan bahu yang berbentuk seperti rumus RNA.

"Tch, kau tidak akan bisa kabur... Randy Aditya!"

Kejar-kejaran akan dimulai antara laki-laki itu dengan bibinya.