Chereads / Jadi Pengacau Dunia Gadis Penyihir / Chapter 60 - Bab 21. Keteguhan Hati sang Ketua OSIS

Chapter 60 - Bab 21. Keteguhan Hati sang Ketua OSIS

Randy sedang berada di situasi yang sangat genting, dimana dia harus membuat sebuah pilihan.

Antara kemanusiaan atau misi.

"Kenapa kau ingin menghancurkannya? Bukannya waktu itu kau ingin merampasnya dariku?"

Randy masih memiliki tanda tanya besar pada apa yang terjadi sekarang, terlebih lagi dengan Rina yang sedang menodong pistol dan mencengkram kuat dua kunci yang dia dapat dari tubuh randy entah kapan itu terjadi.

Tapi semua yang Randy lakukan adalah sia-sia.

Rina tidak segera menjawab pertanyaan itu, apalagi menurunkan todongan pistolnya.

Dia seperti ingin segera mengakhiri ini semua dan menyelesaikan misinya.

'Misi?!'

Kata misi tiba-tiba bersandar di kepala laki-laki yang sedang kebingungan itu.

'Pasti ada sesuatu yang menyebabkan hal ini terjadi, dan itu pasti ada hubungannya dengan misi.'

Kesimpulan yang dibuat oleh Randy sendiri membuatnya semakin lega, namun tetap saja, itu semua hanya kesimpulan pribadi, bukan sebuah fakta, namun setidaknya itu tetap bisa meregangkan ketegangan di tubuh Randy saat ini.

"Cepat!" Rina tiba-tiba mengagetkan laki-laki itu yang sedang dalak dunia mimpi. "Habisi dia, atau kau akan tahu konsekuensinya..."

Dengan senyuman menyeringai terpampang dimukanya, dia dengan optimis mencengkrami kedua kunci yang merupakan benda yang paling dibutuhkan oleh laki-laki itu.

"Cepat lakukan!"

Dengan ancaman darinya, Randy terpaksa berbalik dan menghadap ke arah pohon itu, lebih tepatnya menatap ke arah wanita yang terikat di sana.

'Kenapa dia tak kunjung sadar? Apakah ada hal lain sehingga Dina menjadi seperti ini?'

Hal ini menimbulkan tanda tanya.

Tapi tetap saja, itu bukan masalahnya saat ini. Yang jadi masalah besar yang harus segera dia atasi adalah memilih jawaban yang tepat atas pilihannya saat ini.

Dengan berat hati, Randy memanggil busurnya dan dibidik ke arah bibinya itu.

"Maafkan aku, bi... Tapi aku punya misi yang harus kuselesaikan, jadi aku terpaksa me-(terpotong oleh sebuah kehadiran yang mengejutkan)

***

SLASH!

Sebuah pedang bewarna biru khas yang biasa dipakai oleh para valkyrie itu berhasil membelah busur iblis milik Randy menjadi dua.

Randy yang bersiap melesatkan anak panah pada saudaranya sendiri itu sekarang malah terdiam dan mempaku di tempatnya berdiri.

Dia perlahan menoleh ke belakang, tepat dimana orang itu berhenti setelah terjun ke bawah dan membelah busurnya itu.

Rambut panjangnya yang diikat seperti kuda itu berterbangan seperti setelah melawan hukum angin, pakaiannya yang ketat memperlihatkan kalau perutnya terengas-engas.

Dengan masih berpose sehabis menebas, Celicia menoleh ke arah laki-laki itu dan tersenyum. "Sepertinya aku datang di saat yang tepat, ya?"

Senyuman yang jarang diperlihatkan pada siapapun di sekolah itu, Randy menjadi yang pertama kali melihatnya.

"Eh? Kenapa kau di sini, Celicia?"

Meskipun kedatangannya yang keren, tetap saja Randy masih kurang paham dengan apa yang terjadi.

Belum lagi, kemarahan di wajahnya saat tadi pagi masih menghantui di ingatannya.

"Oh, tenang saja..." Kedua matanya tertutup penuh keyakinan. "... Aku sudah memikirkan ini semua, dan aku akan memilih jalan ini!"

---

Flashback

---

Celicia kembali ke rumahnya dengan wajah yang cukup untuk bikin para pelayan tidak berani menatap gadis itu secara langsung.

BRAK!

Pintu kamarnya dihantam dengan keras untuk mengekspresikan kemarahannya.

Para pelayan yang berada di luar kamar hanya bisa terdiam seperti patung, namun mereka sebenarnya terlihat dengan jelas kalau mereka sedang menahan keteguhan diri mereka agar tidak roboh dan takut pada apa yang terjadi saat ini.

"Apa yang membuat tuan putri marah seperti ini?"

"Entahlah, mungkin ada urusannya dengan bisni?"

"Mana mungkin itu, jelas sesuatu yang lebih personal?

"Masalah cinta?"

Ketiga pelayan itu memegangi dagu mereka masing-masing sambil menatapi refleksi wajah mereka di lantai.

Beberapa detik kemudian, kepala mereka menggeleng-geleng menandakan kalau argumen itu ditolak mentah-mentah.

"Tidak, tidak, itu tidak mungkin..." (Ke tiga pelayan itu)

Di sisi lain, di dalam kamar Celicia.

Dia memukul-mukul dinding kamarnya dengan tatapan yang tajam dan membunuh.

Buk, buk, buk!

"Sial! Sial! Sial!"

Dia masih belum bisa menerimanya.

"Kenapa dia beneran sih?!"

buk, buk, buk!

Yang dia maksud adalah tentang prasangka Windy pada laki-laki itu, dan bukan hanya itu, fakta bahwa Randy mengendalikan Ira juga membuatnya shock.

"Apakah Randy benar-benar melakukan itu?"

Buk... buk... buk...

Pukulannya semakin melambat.

Dia kembali teringat pada beberapa pernyataan Ira sebelumnya, jika apa yang Randy lakukan tidak ada hubungannya dengan sesuatu yang jahat.

"Membebaskan para valkyrie dan justiciar dari pengaruh dewi jahat?"

Apa yang dia katakan terdengar seperti kekanak-kanakan, bahkan terdengar seperti dongeng anak-anak di lemarinya. Cerita dengan plot sederhana namun sangat membekas di kepalanya.

Celicia kembali merenungkan apa yang sedang ia pikirkan sekarang soal laki-laki itu, dia sudah berbuat hal yang membuat malu dirinya dan orang lain di publik.

"Hagh(menghela nafas)..." Tapi tidak ada satupun yang masuk dalam otaknya yang sempurna itu." Apa yang kupikirkan?"

Dia menatapi pakaiannya yang terlihat seperti band metal, pakaian serba hitam dan robek-robek yang dihiasi dengan aksesoris rantai dan tengkorak.

"Inikah yang disebut kebebasan padaku?" Ucapnya sambil memegangi kerah bajunya.

Apakah yang terjadi padanya sekarang adalah atas kehendaknya sendiri, atau karena pengaruh sebuah sihir yang mengendalikannya.

Namun pilihan kedua adalah alasan paling konyol bila itu benar-benar terjadi padanya, dia adalah pemimpin para valkyrie. Terkena sihir pengendali dengan mudah adalah hal paling memalukan baginya.

"Tunggu, saat melawan Copycat, aku juga berakhir mengenaskan..."

Kejadian itu kembali teringat di memorinya.

Semua yang terjadi sebelum-sebelumya, seperti melawan monster bersama, berperang melawan justiciar, dan bertarung melawan Rena, apakah itu semua adalah kebohongan baginya?

Atau suatu hal yang lain?

Entah kenapa, tapi dalam dirinya, dia masih belum bisa melepas ingatan itu dengan mudah.

Saat mengingat-ingat kenangan itu, dia malah berpikir kalau apa yang dia lakukan saat itu terasa seperti bukan dirinya, melainkan ingatan orang laij yang bukan darinya.

Buk!

Sebuah buku tiba-tiba jatuh dari lemari.

Buku itu seakan meminta untuk dibaca di saat kebimbangan gadis itu.

"Buku ini..."

Buku yang Celicia pegang adalah buku yang sama seperti yang dia baca tadi malam. Tepat saat Time Fracture yang terjadi di saat bukan waktunya.

Buku yang bercerita tentang seseorang yang berjalan menaiki tangga dan menghadapi berbagai cobaan hanya untuk mencapai ujungnya.

Tanpa pikir-pikir panjang, Celicia langsung membuka dan membalik-balik lembarannya dengan cepat, dan sampai pada ujung halaman terakhir, tepatnya pada halaman terakhir, dimana cerita harusnya memperlihatkan ending dari buku itu.

Saat membaca bagiak terakhir itu, Celicia membalak lebar, dia sepertinya sudah tahu tujuan asli dari laki-laki itu.

"Jadi begitu ya tujuanmu? Aku harap, aku bisa membantumu..." Dia terkekeh di kamarnya sambil menjatuhkan diri di kasurnya. "... Semoga saja, endingmu berbeda dari yang ada di buku..." Namun kini tangis menghantarkan kata-kata dari gadis itu.

Apa akhir dari buku itu sampai membuatnya mennagis?

----

Flashback end

----

Celicia mengambil ancang-ancang dengan mengangkat pedangnya seperti bersiap memutar pedang itu secara vertikal.

"Seperti yang kuduga, Dina punya saudara yang bermasalah..." Sambil tersenyum ke arah Rina, Celicia mengisi energinya sampai membuatnya kebal terhadap segala gertakan.

"Randy, tidak perlu takut soal kunci itu, atau pistol yang wanita itu bawa, aku akan mengakhiri ini dengan segera!"

Sebuah keberanian dan kesombongan yang disatukan, terlihat seperti kemenangan yang pasti tapi terlihat buruk.

Entah apa narasi ini katakan.

"Ngomong-ngomong, soal kunci palsu yang kau berikan pada Ira, aku sudah menukarnya dengan yang ada di tangan Rina!"

Pernyataan Celicia tiba-tiba membuat Rina dan Randy bergetar.

"Sejak kapan?"

Rina mengecek kunci Jormungandr itu, namun tepat saat dia mengalihkan pandangannya.

"Vile Swing!"

SCRATCH!

Lengan wanita itu tersayat oleh serangan mendadak Celicia.