Chereads / Jadi Pengacau Dunia Gadis Penyihir / Chapter 57 - Bab 18. Perang Pikiran tapi Bo'ong

Chapter 57 - Bab 18. Perang Pikiran tapi Bo'ong

Pertempuran otak di antara mereka berdua dimulai, baik Randy maupun Rina sudah bersiap menjawab setiap pertanyaan yang akan dilontarkan oleh satu sama lain.

"Kalau begitu, karena ini adalah ideku, maka biarkan aku yang pertama kali bertanya pada kakak..." Randy menggebuk dadanya sambil memasang senyuman yang menghina.

"Oh, tentu saja... Kak Rina gak keberatan dengan ini... Tanyakan pada kakak apapun, yang pasti masih berhubungan dengan pelajaran kelas sma, okeh?" 

Caranya menutup-nutupi kekuatannya bukanlah sesuatu yang bisa dipandang sebelah mata. Dia cukup pintar dengan berpura-pura mengatakan itu agar pertantaan yang diberikan Randy tidak keluar jalur.

"Baiklah, bila begitu, aku mulai pertanyaan pertama... Siapa kapten yang dibunuh oleh Untung Surapati?"

Randy memulai dengan pertanyaan mudah terlebih dahulu.

Dia terlihat sedang berpikir, tapi dibalik tindakannya itu, terdapat hal mencurigakan dibaliknya.

Namun, Randy dengan segera mencegah apa yang akan dilakukan wanita itu.

"Dispel..." Dengan berbisik, dia mencegah sihir apapun yang akan dia keluarkan.

Terlihat, ekspresi wanita itu sedikit berubah terkejut, namun dengan cepat dia mengembalikan wajahnya ke semula.

"Ah… Untung Surapati, ya? Bila tidak salah, namanya adalah Kapten Taks? Mungkin…"

Cara bicaranya menjadi ragu, tapi jawabannya terlihat tidah miss.

"Ehm… Kakak benar... Dia mengalahkan Tack."

Tidak disangka, rupanya Rina masih bisa menjawab pertanyaan mudah tanpa harus diberi petunjuk sama sekali. Selanjutnya Randy pasti akan mencoba meningkatkan tingkat kesulitannya.

Ini bukan masalah kebaikan, ini adalah masalah hidup…

"Baiklah, karena sekarang Randy sudah… Sekarang adalah giliran kakak yang bertanya." Dia bersiap memasang senyumnya yang polos, kedua telapaknya saling menyentuh dan menutupu senyumnya itu, matanya tertutup untuk menambahkan nilai kepolosannya itu.

"Tanyakan apa saja soal pelajaran, aku pasti akan bisa menjawabnya!" Keoptimisan Randy benar-benar termpampang di senyumannya.

Tapi, di dalam dirinya, dia punya ketakutan, dimana dia berharap kalau Rina tidak akan bertanya soal pelajaran yang menjadi kelemahannya.

Alasan dia memberi soal yang berhubungan dengan sejarah umum adalah agar Rina mengikuti prosedur pertanyaan dan akan menanyakan hal yang tidak berhubungan dengan sesuatu yang dia benci.

"Pertanyaan kakak adalah..." Dia menyiapkan sebuah kertas, lalu menulis sesuatu di atasnya.

Setelah selesai, dia memperlihatkan kepada Randy dua kalimat sama dengan cara penulisan yang berbeda. Ini adalah pertanyaan soal Ejaan Yang Dibenarkan, terlihat mudah namun sangat menjebak.

Namun, itu bukan masalahnya saat ini, yang menjadi ancaman adalah... Kalimat itu ada dalam konteks apa? Jika konteksnya saja beda, cara penulisannya juga pasti akan berbeda dari seharusnya.

***

Di depan Randy saat ini, ada Rina yang sedang memegang kertas bertuliskan 'Aku Sayang Randy yang Imut' dan 'AKU SAYANG RANDY YANG IMUT'.

"Kira-kira... Mana yang benar, ya? Aku yakin Randy pasti tahu..." ucapnya sambil menyeringai.

"Tunggu, ini dalam konteks apa?"

Randy mencoba bertanya, pertanyaan ini bila dalam membicarakan sebuah judul cerita, maka keduanya adalah benar. Jadi Randy sudah memastikan kalau konteks judul sebuah karangan cerita adalah salah.

"Coba tebak saja..."

Tidak ada clue yang diberikan oleh Rina.

"Bukankah itu artinya yang kakak tanyakan saat ini tidak ada hubungannya dengan pelajaran?!"

Mungkin saja ini jebakan, tidak mungkin Rina tiba-tiba melanggar ketentuan yang sudah dibuat.

"Tenanglah, ini masih dalam konteks pelajaran sma, terlebih lagi dalam bahasa(tersenyum menggoda)..."

"Hah? Apa maksudnya?! Aku tidak paham sama sekali!"

Kepala Randy langsung mengeluarkan asap, dia kebingan dan tak paham dengan maksud dari dua kalimat yang ada di kertas itu.

"Mau nyerah?"

Menyerah adalah pilihan yang para pengecut, Randy tidak akan mau masuk ke dalam sana.

"Tidak, ini masih belum berakhir, biarkan aku terus berpikir!"

Tapi sejauh manapun Randy berpikir, tak ada satupun bola lampu yang keluar dari kepalanya. Yang ada hanyalah asap yang semakin tebal dan suara mesin yang mulai rusak karena sarang laba-laba dan karatan.

"Huh... Aku nyerah deh..." ucap Randy dengan berat hati.

"Hehehe... akhirnya kau menyerah juga."

Wanita itu memperlihatkan kalau dirinya sangat mencurigakan dan tidak bisa dipercaya. Ini jelas jebakan yang sudah di tanam oleh wanita itu.

Bahkan tanpa sihir sama sekali, wanita ini tetap bisa melakukan tugasnya tanpa harus bergantung pada sihir.

"Jawabannya adalah..." Momen kebenaran semakin dekat. "YANG BAWAH!"

"Heh?! Kenapa bisa begitu?"

"Karena yang bawah dieja dengan berteriak, seperti yang biasa kulakukan, bukan?"

"Tunggu, bukankah harusnya ada tanda seunya?!"

"Ada kok..."

Ada? Tapi Randy tidak melihat, namun dengan seketika...

Dia salah besar, tanda seru itu ada di akhir kalimat.

"Lihatlah!" Rina menunjuk ke sebuah garis yang berukuran hanya seperempat dari tulisan 'AKU SAYANG RANDY YANG IMUT'.

Tepat di garis itu, terlihat jelas kalau garis itu membentuk sebuah tanda seru yang sangat tipis.

"Kak Rina main curang!"

"Tidak curang, kan tidak ada dalam peraturan main kalau kita tidak boleh mengecoh lawanmu... Ehe." Rina menjulurkan lidahnya.

"Gyah...!"

Randy kecolongan, dia lengah kalau Rina akan mencari kesempatan dalam kesempitan, sesempit apapun celah itu, dia pasti bisa akan bisa menerobosnya.

"Hore, Kak Rina dapat 2 poin! Bersiap-siaplah Randy! Kau pasti akan kujadikan-" (Randy memotong)

"Baik, baik, jika itu yang Kak Rina mainkan, maka aku juga tidak akan menahan diri."

Dengan memperlihatkan kepalan tangannya, Randy menerima tantangan untuk menjebak pelayan itu.

"Coba saja, Kak Rina sudah sangat berpengalaman, lo..."

Senyumannya terus menggoda iman laki-laki itu.

Terkadang Randy tersirat, kenapa dia selalu dikelilingi wanita-wanita aneh di sekitarnya.

"Pertanyaan kedua, jelaskan padaku, bagaimana menurutmu tentang pandangan sosial orang-orang di negara kita?"

"Oh, pertanyaan sosial, ya?" Dia tertawa menggoda dan menyeringai. "Aku menganggap masyarakat kita ini tidak terlalu mementingka sesuatu yang disebut dengan perbedaan, itu adalah hal yang normal, kau berjualan denagn berpakaian aneh sekalipun, mereka tidak akan mengkucilkanmu, asalkan kamu tidak melakukan sesuatu yang nyeleneh dan merusak moral, maka mastarakat akan menerimamu."

Pandangan yang berada di antara bijak dan sinis. Jawaban itu menunjukkan sedikit pengaruh sosial masyarakat, namun apa yang Randy pikirkan tidak terlalu mengena terhadap apa yang wanita itu pikirkan. Pikirannya saat ini lebih bertuju pada sesuatu yang mengarah ke arah sesuatu yang agak ringan, bukan sesuatu yang sedalam dipikirkan Rina.

Randy terkadang merasa kalau apa yang pelayan pikirkan tentang kehidupan hanyalah sebuah kegelapan dan ketamakan manusia.

"Berhubung kakak sudah menang tiga kali, maka ini saatnya kamu tunduk pada kakak!"

Rina tiba-tiba memutuskan seenaknya.

"Hey, bukankah kita baru saja mulai?"

"Iya, tapikan sudah cukup gelap sekarang, jadi pasti Time Fracture akan tiba sebentar lagi..."

Randy seketika tersontak, dia masih belum terbiasa dengan fakta bahwa kedua bibinya adalah seorang penyihir dunia tersembunyi.

"Eh, begitu, ya..."

"Jadi sekarang, saatnya kamu..."

Apa yang akan wanita itu inginkan pada laki-laki muda itu?