Chereads / Jadi Pengacau Dunia Gadis Penyihir / Chapter 35 - Bab 35. Transformasi

Chapter 35 - Bab 35. Transformasi

"Farida!" Hannah memanggil ketuanya itu.

Para Valkyrie dan Justiciar yang berada di satu grup memanglah pemandangan aneh. Namun ini hanya kali ini saja. Mereka punya ancaman yang sama dan tak ada yang beruntung bila mereka bertarung sendiri-sendiri .

Saat ditemukan, Farida sedang terduduk di atas hamparan sawah dengan mendangak ke atas. Dia menatapi diam sesuatu yang di atas.

"Kenapa kau, Farida?!" Celicia langsung bertanya selepas mendarat.

Justiciar itu tidak menjawab sedikitpun, dia masih menatapi sesuatu yang di atas tanpa bisa mendengar yang lainnya.

"Apa yang dia lihat?" Ira mencoba melihat apa yang Farida lihat.

Saat mendangak ke atas, sebuah tubuh terlihat mematung di udara. Badannya diselimuti kegelapan. Kepalanya mengeluarkan asap hitam layaknya kebaran.

"Dia itu Rena, 'kan?" (Hannah)

"Tentu saja, siapa lagi yang punya tombak hitam seperti itu selain dia!" (Windy)

"Dia seperti kesakitan..." (Naura)

"Apakah sesuatu yang buruk akan terjadi padanya?" (Dian)

"Entahlah, untuk saat ini ayo kita cek!" Celicia mencoba memimpin.

Namun sepertinya ada yang menentang ini.

"Bukankah lebih baik hanya beberapa orang saja?" Hannah adalah orangnya.

"Kenapa?" Celicia menatap bingung.

"Jika kemungkinan buruk itu benar, dia mungkin akan menyerang dengan sesuatu." Hannah menatap serius pemimpin para Valkyrie itu. "Jika hal itu terjadi, para pengguna sihir perlindungan tidak akan sanggup melindungi kalian semua!"

"Terdengar masuk akal, kalau begitu. Biarkan aku dan kau saja yang melihat. Farida sepertinya masih syok dan tak bisa bergerak."

Dengan begitu, Celicia dan Hannah meninggalkan kerumunannya dan pergi ke arah Rena yang mengapung diam di udara.

Melihat mayat hancur. Itu adalah apa yang pertama kali mereka pikirkan.

"Matanya mana?!" Hannah ketakutan karena jijik.

"Tenanglah Hannah! Ini hanya sebagian kecil dari sihir!"

"Heh, benarkah?"

Dengan kecepatan tanggapan Celicia, Hannah kembali bertindak normal. Kini yang harus mereka lakukan adalah mengeceknya.

Kedua gadis itu memegangi kepala dan zirah, apapun yang bisa disentuh dari Rena untuk mencoba dianalisis.

"Tubuhnya seperti mengalami kelebihan muatan!" (Celicia)

"Ya, tapi sihir yang dia pakai seperti tidak memiliki rumus yang sama seperti yang kita punya." (Hannah)

Pernyataan Hannah membuat Celicia terkejut. Dari semua yang dia pikirkan. Dia tidak menyangka kalau kesimpulan akan berakhir sampai titik itu.

"Tidak sama? Apakah itu artinya sihir yang ia pakai bukanlah berasal dari dewi itu?!"

Sesuatu harus Celicia pastikan. Dia tidak boleh sedikitpun teledor. Apa yang baru saja dia dengar adalah sesuatu yang diluar nalarnya.

"Takutnya, itu memang benar! Dia menggunakan sihir yang bukan dari dewi itu." Hannah bermandikan keringat saat mengatakan itu.

"Jika apa yang kau katakan itu benar, maka Rena seharusnya tidak akan terpengaruh oleh penyegelan sihir dari Dian."

Celicia mencoba berkesperimen. Dia harus mencobanya apakah itu benar atau tidak.

"Dian, kesinilah!" Dia mencoba memanggil pembelot itu.

"Apa?" Ucapnya sambil terbang ke arah Celicia.

"Gunakan penyegelan sihir padanya!" Ucap Celicia sambil menunjuk ke arah kepala Rena.

"Gih, menjijikkan!" Dian tak tahan melihat wajah Rena. "Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat!"

"Magic Seal!"

Sebuah lingkaran muncul dan Rena berada di dalamnya. Bila semua yang didiskusikan tadi salah. Maka asap yang mengepul keluar akan berhenti karena sihir itu.

Namun...

"Apa, tidak berefek sama sekali?!" Dian melihati bingung tubuh Rena.

Asap di kepalanya masih keluar. Kekuatan sihir gadis itu juga tidak terlihat tertahan oleh Magic Seal milik Dian.

"Ternyata asumsi kita benar." Celicia memegangi dagunya.

"Asumsi apa?" Dian yang baru datang jelas tidak paham maksudnya.

"Asumsi kalau Rena bukanlah Justiciar yang diutus dewi itu, Dewi Apate," dengan tanggap, Hannah menjelaskan apa yang terjadi pada Dian.

Dia langsung masuk dalam kebingungan dan berada di mode berpikir. Meskipun dia tidak pernah menggunakan kepalanya untuk berpikir, tapi bila ada sesuatu yang genting. Setidaknya sekali saja dia mau memakainya.

'Jika tidak salah, itu adalah Dewi yang kami lawan, 'kan?' Saat memikirkan itu, kedua mata Dian dan Hannah saling bertemu.

Hannah mengangguk sebagai petunjuk kalau apa yang Dian pikirkan adalah benar.

Tapi dipikirannya masih ada sesuatu yang lain. 'Bagaimana mereka mendapatkan sihir kalau begitu?' Yang dimaksud mereka adalah Rena dan Randy.

'Siapa yang memberi mereka sihir? Di sisi Randy, dia mendapatkan sihir yang bahkan melebihi kekuatan normal. Namun dia tidak bisa menggunakannya dengan benar. Sedangkan di sisi Rena, dia mendapatkan kekuatan sihir yang kuat tapi membutuhkan bayaran, dan apa yang kulihat sekarang adalah bayarannya.'

Dian tidak mengetahui apa-apa soal Randy. Yang dia tahu laki-laki itu ingin mengumpulkan para monster untuk kembali disebarkan. Tapi kenapa latar belakangnya melakukan itu, dia tidak tahu.

----

Tak lama setelah berpikir panjang. Asap hitam yang mengepul dari kepala Rena akhirnya berhenti.

"Berhenti?!" Mereka semua jelas menatap kaget hal itu.

Namun itu bukanlah satu-satunya sumber kekagetan mereka. Dari gelagat gerak tubuh tak bermata itu. Dia memberi isyarat kalau masih ada bahaya yang akan datang.

"Sesuatu yang buruk akan datang! Semuanya mundur!" (Celicia)

Tiga orang yang di udara itu terbang mundurk ke kumpulan mereka. Saat mendarat, mata mereka memperlihatkan kalau bahaya yang mengerikan akan segera muncul.

"Apa yang terjadi?!" Ira bertanya pada mereka yang baru saja mendarat.

Namun tanpa sempat menjawab pertanyaan itu, Celicia langsung mengambil ancang-ancang dan mengeluarkan beberapa sihirnya.

"Semuanya! Bersiap untuk bertarung!" Teriakan Celicia membuat seluruh gadis di sana terkejut.

Namun karena terbiasa, mereka langsung mengikuti perintah Ketua Valkyrie itu meskipun mereka Justiciar sekalipun.

Ini bukanlah saatnya melihat faksi ataupun derajat. Sesuatu yang buruk akan menghampiri mereka. Kerja sama adalah apa yang harus mereka lakukan saat ini.

Tubuh Rena yang berada di udara terus bergerak seperti merasakan kesakitan. Ada perasaan ingin menolong di antara mereka. Namun tidak bisa, karena gadis itu sudah dalam status waspada.

GRAK!

Sebuah sayap keluar dari punggung Rena. Zirah yang ia pakai menjadi lebih keras bahkan terlihay terbuat dari tulang sebuah monster. Tombak yang ia pakai menjadi lebih panjang dari sebelumnya. Bola es dan bola api yang bewarna hitam juga mengitari tombak itu.

Setelah transformasi berhasil. Rena mengangkat tombaknya ke atas. "For Humanity!"

Sebuah lingkaran sihir muncur di sekitarannya dengan menghadap ke atas. Bila seperti itu, itu artinya dia akan memanggil sebuah makhluk.

"For Humanity!"

Beberapa makhluk panggilan muncul dari lingkaran sihir itu dan mengatakan itu terus-menerus. Bila dilihat-lihat, mereka seperti pasukan zirah lengkap di perang salib. Helm yang berbentuk seperti panci adalah ciri khas yang bisa dilihat saat ini.

"For Humanity! For Humanity! For Humanity!" Mereka terus mengatakan itu sambil menyiapkan senjatanya.

"Tunggu, itukan?!" Farida kembali dari shock-nya, namun kembali dibuat melihat sesuatu yang diluar dugaan lagi.

"Sebuah Shotgun?!" Ira menyelesaikan kalimat Farida yang kelihatan setengah-setengah.

Puluhan pasukan salib dengan bersenjatakan shotgun kini sedang membidik mereka. Bila menggunakan perisai milik Ira dan Naura sekalipun, itu tidak akan bisa ditahan.

"Apakah ini akhir dari kita?!" Salah satu Justiciar berteriak ketakutan.

Itu adalah reaksi normal. Apa yang mereka hadapi adalah sesuatu yang diluar dugaan.

Mereka harus menghadapi Rena yang sudah bertransformasi. Dan keadaan diperparah dengan puluhan pasukan salib yang menggunakan shotgun itu.

----

Di sisi lain

---

"Apa itu?!" Randy melihati dari kejauhan para pasukan salib itu.

Namun yang memberi tanggapan histeris adalah makhluk yang berada di dalam tubuh pemuda itu.

"Tidak salah lagi, ini adalah sihir dari Dewi yang mengurungku! Dewi Dahlia!" Ketakutan menyelimuti raja iblis itu.