Chereads / Jadi Pengacau Dunia Gadis Penyihir / Chapter 34 - Bab 34. Rena Hani

Chapter 34 - Bab 34. Rena Hani

Ada yang aneh di dunia ini. 'Jam ini, kenapa bisa ada?'

'Dan kenapa yang bisa melihat ini hanya kami para wanita?'

'Pasti ada maksud di balik ini!'

'Mencari... Itulah yang kulakukan berhari-hari.'

'Tapi tak ada satupun yang masuk ke dalam pikiranku.'

'Kepalaku seakan menolak informasi itu.'

'Kenapa, ya? Ini seharusnya bukanlah hal yang sulit.'

'Tapi kenapa, satupun tak bisa kucari...'

'... Alasan itu.'

Gadis itu terus mencari tanpa henti. Dia pantang menyerah untuk mencari jawaban itu. Meskipun setiap hari dia hanya menemukan omong kosong. Dia tidak pernah berhenti. Baginya kata menyerah hanyalah omong kosong.

'Rena, apa yang kau cari?'

'Bukan apa-apa... Cuman buku saja.'

Gadis itu tidak boleh mengatakannya. Apa yang dia cari saat ini sebaiknya dia sembunyikan saja. Dari gelagat para Valkyrie dan Justiciar, dia menilai kalau mereka berdua seperti disegel. Jadi kemungkinan kalau dewi itu akan marah sangatlah tinggi.

'Tumben sekali kau baca buku?' Ucap temannya sambil melihati tumpukan buku yang di bawa gadis itu.

'Dan kamu, Tania. Apa yang kamu lakukan juga di tempat ini? Gak banget kamu ada di sini!'

'Kenapa, ya Aku di sini? Mungkin cuman suka aja deh.'

'Suka aja? Gak jelas banget sih...'

'Lah, terus kamu ngapa?'

'Kok tanya balik?!'

Sedikit keretakan muncul di antara mereka. Tapi karena yang namanya sahabat, hal seperti ini adalah hal yang lumrah bagi mereka.

'Hahaha, kau lucu, ya? Tenang aja, aku ke sini cuman mau pinjem novel buat tugas.'

'Nah gitu ding, kalo kamu dari tadi terus terang kan jadi enak...'

'Terus, kenapa kau?'

Mendengar pertanyaan itu, gadis itu terdiam. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan. Kebohongan akan menjadi satu-satunya yang bisa dia lakukan saat ini.

'Coba tebak siapa yang kelasnya diajar Pak Wardoyo?'

Mendengar itu, temannya langsung menatap pucat gadis itu. Dia seperti sudah paham apa yang dilakukam guru itu untuk mengajar para muridnya.

'Ah... Jadi Pak itu, ya?' Temannya memberi tatapan bersimpati. 'Dulu saat diajar itu orang, ngerinya bukan ampun. Sampai-sampai satu kelas kayak patung saking takutnya!'

'Eh, gitu, ya?' Gadis itu ketakutan bukan main saat dengar pengalaman temannya itu.

'Tenanglah, jika Rena ada masalah. Panggil saja Tania! Aku pasti akan datang untuk membantu!'

'Payah sekali...'

'Sudahlah, aku sudah tidak punya lebih lama waktu. Novel ini harus kuselesaikan dan kubuat ringkasannya! Dada!'

'Da..!' Gadis itu melambai ke arah temannya yang semakin putih itu.

'Sekarang saatnya kembali ke tujuan utama!'

Sekitar 3 jam terus membaca buku. Gadis itu akhirnya menemukan apa yang dicari, nama Apate akhirnya dia temukan.

'Ini dia yang kucari. Langkah awal pemberontakanku akhirnya dimulai!'

'Semua kekejamanmu akan terbongkar! Cepat atau lambat, aku harus segera memusnahkannya...'

Kalimat itu terdengar berani dan bodoh di saat yang bersamaan. Berani karena dia mencoba menyelamatkan dunia secara benar. Bodoh karena dia mencoba melawan orang yang memberinya kekuatan.

------

Saat melawan Jormungandr. Di tengah-tengah pertigaan jalan.

GUBRAK!

Tubuh Tania terpental jauh oleh kibasan ekor ular itu.

'Tania!' gadis itu berteriak ke arah temannya itu.

Ada perasaan aneh saat ini. Di dalam dirinya, dia seperti ingin menghardik dan menghancurkan ular itu. Emosi gadis itu menggebu-gebu. Matanya yang biasanya melas langsung dibuka lebar.

'Sialan kau!' Dengan mengarahkan tombak(spear)nya ke arah monster itu. Gadis itu melakukan charge attack.

Dia berharap hanya dengan tombak kecil itu, dia bisa mengalahkannya dengan gampang.

Namun...

KRAK!

Hanya dengan hantaman kepala ular itu. Gadis itu terpaksa menggunakan tombaknya sebagai penjanggal dagu monster itu.

Jika dia tidak segera pindah dari sana dengan meninggalkan tombaknya. Dia akan menjadi penyet dan tak berbentuk.

'Kenapa aku semakin melemah? Bukannya kekuatan kegelapanku seharusnya berfungsi untuk saat-saat ini?'

BUM!

Dagu ular itu menghantam jalan dan menghancurkan tombak yang gadis itu gunakan.

Kini tidak ada yang bisa membantunya. Dia hanya punya satu opsi, kabur.

Tapi dengan memilih opsi itu, gadis itu berarti menunjukkan bahwa dia bukanlah apa-apa tanpa dewi itu.

'Aku bukan seperti itu! Aku bukan seperti itu! Aku bukan seperti itu!' Dia menolak keras dewi itu.

'Kau menolaknya, kan? Dewi penipu itu, lalu kenapa kau tidak bergabung denganku saja... Ke pemilik aslimu?' Sebuah suara entah darimana didengar gadis itu.

Mata gadis itu terus menjelajahi sekitar. Namun tak ada satupun yang dia dapat.

Tapi ini bukanlah waktu yang tepat untuk mencemaskan itu.

Karena....

'ZARK FLAMEZ BREAZTH!'

Jormungandr yang berada di belakangnya membuka lebar mulutnya.

'Sial!'

Gadis itu terpaksa kabur.

BAK BAK BAK!

Langkahnya terlihat begitu panik.

Di saat itu juga, hal itu terjadi lagi.

'Kau mau kekuatan yang bukan dari dewi itu, kan?'

'Jika kau mau, aku bisa memberikannya kembali.'

'Tapi syaratnya, kau harus mengorbankan temanmu itu padaku!'

Bisikan itu terus menghasut gadis itu yang terus berlari.

'Tidak! Tidak mau!' Dia menolak sambil berlari.

Tapi sejauh apapun gadis itu pergi. Bisikan itu terus menemani kupingnya yang kesepian.

'Ayolah, bukannya kau ingin segera menyelesaikannya?'

'Cuman butuh satu tumbal saja.'

'Dan kau akan kuberi kekuatan kegelapan yang pernah kuberikan pada kalian sebelumnya.'

Tawaran yanh diberikan oleh dengungan suara itu terdengar menakutkan, tapi di saat yang bersamaan. Tawaran itu jugalah sangat menggiurkan.

'Aku bisa menyelamatkan mereka, bukan?' Gadis itu berhenti berlari.

'Ya, selagi kau korbankan temanmu itu! Maka aku bisa memperbarui kontrak dan membantumu untuk menyingkirkan dewi itu!' Godaan dari suara itu semakin menggiurkan.

Gadis itu seakan berjalan sendiri ke arah temannya yang tak sadarkan diri itu. Pelan tapi pasti, dia akan ada di depannya.

'Sebagai pembukaan saja, ambillah ini! Gunakan ini untuk menusuk temanmu itu!'

Suara itu memberikan sebuah tombak(lance) pada gadis itu.

Tangannya langsung menggenggam kuat ujung daru tombak barunya itu.

'Lakukanlah! Demi kedamaian duniamu!'

Bagaikan memegang kendali penuh. Sang gadis mengikuti semua perkataan suara misterius itu.

Tombaknya dia arahkan ke depan jantung temannya yang pingsan dan tak berdaya itu dengan hanya menggunakan satu tangan.

'Demi kedamaian dunia!' (Rena)

SRAT!

CRAT!

Tombak itu menembus tubuh malang temannya tepat pada bagian jantungnya.

Tak lama setelah itu...

Sebuah gelombang es mengalir dengan mengitari tombak hitam itu. Gelombang itu terus memutari tombak yang masih menancap itu sampai ke dalam bagian jantung yang berlubang itu.

Sesuatu akan terjadi pada temannya itu.

'Dengan begini, kejayaanku juga akan dimulai!' Tubuh tak bernyawa temannya berbicara dengan misterius. Bagaikan puas dengan tubuh itu, kedua mata gadis itu melihati tangan dan kakinya secara seksama.

Rena menatapi tak percaya apa yang sedang dia lihat. Temannya kini sudah tidak ada. Dia sekarang sudah digantikan oleh orang lain. Dan bahkan entitas yang mengambil alih tubuhnya saat ini adalah entitas yang sangat berbahya.

'Kau... Suara misterius itu?'

'Ya, aku adalah dia. Nama asliku adalah Dewi-'

Sayangnya sesuatu yang mengacau pembicaraan mereka datang.

'Rena?'

Kejadian tidak terduga berlangsung. Hannah yang merupakan salah satu Justiciar menangkap basah Rena yang menusuk tubuh Tania.

Ketidakpercayaannya semakin bertambah setelah melihat bahwa temannya yang tertusuk itu sudah tidak bernyawa.

'Kenapa Hannah?' Kini Farida juga datang dan melihat itu.

Namun dia langsung terdiam dan membelalakan matanya karena tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Wajahnya semakin gelap, dan gelap.

Dan tiba-tiba...

'Rena? Kau!!!!!' Wajah Farida langsung terbakar.

Puluhan bahkan ratusan rantai muncul dan melesat ke arah pembunuh itu.

Segala jenis simpul rantai mencoba menangkap Rena. Namun tak ada satupun yang berhasil. Kecepatan Rena melebih kecepatan rantai pengunci milik Farida. Setiap kali rantai itu mau mengeratnya seperti tali lasso, Rena dapat dengan mudah terbang menghindar dengan sangat cepat.

Sihir kegelapan yang diberikan dewi itu benar-benar berbeda.

Segala jenis serangan dan sihir bisa dia keluarkan hanya dengan kuasa kegelapan ini.

GUBRAK!

Namun itu tak bertahan lama.

Jormungandr masih belum dikalahkan. Dia masih bertarung dan menyerang siapapun yang ia lihat. Kebrutalannya sampai membuat kedua belah pihak itu terpisah.

'Gyah!' (Rena)

'Lewat sini!' (Tania?)

Sebuah badan membawanya terbang dan menjauh dari mereka. Dia bisa selamat berkat bantuan dewi ini. Tapi bila dia bertemu faksi itu lagi, mungkin dia tidak akan selamat.

Beberapa menit setelah mereka berlari. Mereka singgah di atap gedung sambil melihati bekas tempat mereka bertarung dari ketinggian. Dengan sambil memastikan tidak ada yang mengejar, mereka menatap satu sama lain.

'Jadi, apa rencanamu?'

'Mengalahkan dewi itu! Dia sudah merampas banyak bawahanku tanpa mereka menyadarinya. Dan kau yang berada di sini adalah satu-satunya bawahan utamaku saat ini.' Dewi itu mengatakan sambil membuat sebuah tubuh palsu.

'Lalu, apa yang kau buat?'

'Tubuh palsu, temanmu jelas butuh mayatnya, kan?'

'Ha, sebaiknya tidak usah saja...' Rena menatapi tak paham.

'Baiklah... Mayat ini akan kubuang.... Kembali ke topik... Lakukanlah sesukamu dengan kekuatan itu, tapi ingat! Jangan sampai termakan amarah, bila tidak kegelapan itu yang akan memakanmu!'

'Ha...?' Semakin bingung.

'Aku punya sedikit urusan di sini. Pergilah, bersenang-senanglah! Cari sesuatu yang menarik!'

'Aku hanya diam saja?'

'Ya, karena yang kalian lakukan hanyalah memperkeruh suasana.'

Apa yang Rena cari akhirnya terjawab. Selama ini yang ia lakukan salah. Mengotori tangan yang sudah kotor bukanlah masalah lagi baginya.

Dia sudah bukanlah manusia, dia adalah iblis. Dengan anggapan itu, Rena berkeliling setiap kali Time Fracture berlangsung.

Mencari sesuatu yang menarik tapi tak ada sama sekali. Dia hanya menemui para Valkyrie dan Justiciar yang bertarung layaknya orang bodoh.

Namun suatu hari, matanya menangkap sebuah keanehan. Salah satu Valkyrie bertindak tidak seharusnya.

Hari berikutnya, salah satu Justiciar juga melakukannya. Dan terlebih lagi, Justiciar yang berperilaku aneh itu adalah Hannah.

'Ada yang menarik...' Akhirnya setelah beberapa mencari.

Dia mendapat sesuatu untuk diceritakan pada Dewi yang memakai tubuh Tania itu.