DUAR!
Semburan nafas api berhembus dari dalam mulut Jormungandr. Nafas itu melenyapkan siapa saja yang terkena api itu tanpa ampun.
Di samping ular raksasa itu, Randy bersama Dian sedang berdiri berdampingan. Tangan Dian dicengkram kuat oleh Randy. Hal itu dilakukan agar laki-laki itu bisa mengeluarkan makhluk ular itu.
Mengeluarkan Jormungandr sudah tidak semudah dulu. Semenjak dia sudah memiliki 2 monster yang bisa dia summon. Jumlah energi atau mana yang dimiliki Randy semakin menipis karena diisi oleh mereka.
"Meminjam energiku untuk mengeluarkan monster sebesar dan sedahsyat ini?! Kau benar-benar tega..." Dia menatapi bodoh ular dan tuannya itu.
"Mau bagaimana lagi, energiku semakin terkuras habis. Bukan hanya karena bertemu Rena, tapi juga karena monster-monster ini memakan porsi mana-ku." Randy menjelaskan situasinya pada Dian.
Dian sudah sangat dipercaya oleh Randy. Pemuda itu bahkan tidak segan-segan membeberkan kelemahannya pada gadis itu.
Tak lama setelah itu...
PUFF!
Jormungandr hilang dengan hanya meninggalkan jejak dari tempatnya berdiri(Note: Kalo ular namanya apa?).
"Sudah begitu saja?! Tenagaku terkuras habis hanya untuk dipakai sekali dan tidak ada yang kena?!" Dian mengeluhkan keberatannya.
"Mau begimana lagi, aku gak ada niatan untuk benar-benar membunuh mereka?!"
"Kau tidak mau membunuh... 'Mereka'?"
Kata 'Mereka' membuat Dian bingung. Dalam pikirannya, yang mereka tembak sekarang adalah Deviant itu, tapi kenapa ada kata 'mereka'?
"Kau tidak tahu?"
"E eh(menggeleng-gelengkan kepala)..."
"Di sana jelas ada Valkyrie atau Justiciar yang bertarung melawannya. Jika tidak, dia sudah sejak tadi ada di sini dan menjadikanku sate dengan tombak joust-nya!"
"Oh begitu, ya. Aku tidak sadar..."
"Bisa-bisanya kau tidak menyadari lawanmu yang hanya diam ditempat."
"Kalaupun lawanku kesini sekalipun. Aku bisa menyegel sihirnya, dan masalah selesai." Dian menyombongkan dirinya dengan memamerkan dadanya.
"Kau ini, ya? Apa kau tidak sadar yang namanya 'nerf'?"
"Nerf? Apa itu?"
"Biasanya, dalam serial superhero atau fantasi, bila salah satu musuhmu menjadi kawanmu. Maka dia akan menjadi lemah dan tak berguna." Randy menjelaskan logika yang sering ada di dalam serial-serial kartun atau anime.
Mendengar penjelasan itu, Dian menatap pemuda itu dengan tatapan melas. "Kau ini bodoh atau apa?" Nadanya di bawah rata-rata.
"Maaf, cuman sering kemakan ani-(seseorang memanggilnya)"
Belum lagi selesai menyelesaikan kalimatnya. Tiba-tiba Dalor berteriak ke Randy dan memperingatinya.
"RANDY DI BELAKANGMU!" Teriakan Dalor mengejutkan pemuda itu.
Randy langsung mengeluarkan tombaknya dan berbalik untuk menahan arah serangan itu.
CPANG!
Dua tombak saling menusuk dan menahan. Tombak milik Randy yang berbentuk tombak(spear) harus menahan kuatnya tusukan dari tombak(lance) milik Rena.
Note: Susah amat bedain itu dua jenis tombak kalo pake bahasa Indonesia.
Sebuah gelombang udara menghempas secara kuat dan membuat mereka terpental satu sama lain.
"Seperti yang diharapkan darimu. Laki-laki penyihir," ucap Rena sambil melepas helm yang ada di kepalanya.
Ini pemandangan pertama Randy untuk melihat Justiciar yang berpakaian zirah yang menutupi seluruh tubuhnya. Dari pengalamannya, dia hanya melihat Farida dan Hannah yang memakai zirah lengkap tanpa helm.
Apa sebenarnya mereka punya, tapi tidak memakainya?
"Yo, kita bertemu lagi. Mbak Deviant..." Randy memasang senyum kecut ke arahnya.
"Oh..." Saat melihat wajah kecut pemuda itu, mata Rena mengunci ke tempat lain.
Dia saat ini melihat gadis yang berdiri di samping pemuda itu. "Devian Valkyrie, Dian Pitaloka Madasari... Ternyata kau juga bergabung dengan pemuda ini?" Rena salah paham san berpikir alasan Dian membelot adalah untuk bersama pemuda itu.
Mendengar hinaan Rena, Dian menatap ke langit dan menatap Rena yang berdiri dibalik rembulan itu. "Sampah yang tidak punya tujuan sepertimu, Mana paham soal ini."
Hinaan dibalas Hinaan.
"Berani sekali kau mengatakn itu padaku?!" Rena terpancing oleh mulut licin cewek ini.
'Mulut Dian rupanya adalah kekuatan alami. Bahkan Rena-pun terpancing olehnya. Sungguh bakat yang mengerikan...' Pikir Randy dalak hati.
"Apa? Aku tidak dengar! Yang kudengar hanyalah seorang sampah dengan tidak memiliki tujuan hidup sedang memamerkan kekuatannya seperti seorang bocah!" Dian membuat sebuah senyuman licik untuk membuat lawannya semakin terikat oleh mulutnya.
"Berani-beraninya kau..." suara lirih Rena membuat suasana semakin terdengar sunyi.
"Apa? Sudah kubilang, kalau ngomong yang keras, sampah!" Hardikan Dian membuat siapapun yang dihinanya bakal naik darah.
"Oh, apakah aku benar soal itu. Makanya kau diam saja? Justiciar yang membelot itu jelas tidak keren sama sekali! Emangnya dia membelot buat apa?! Apakah untuk mengoleksi kunci-kunci itu?! Atau mau buka brankas dunia? Tapi itu jelas tidak mungkin! Karena brangkas dunia hanya bisa dibuka oleh Valkyrie, bukan Justiciar sepertimu!" Ejekan yang disertai tawa yang merendahkan dilontarkan cewek itu untuk menambahkan garam pada lawannya.
Rena yang melayang di udara kini terdiam dan tak menjawab apa-apa. Kepalanya tertunduk dan tak tahu apa yang dilihat.
"Dian, bisa berhenti?" Ucap pemuda itu sambil sungkan-sungkan.
Tapi dengan adanya Justice of Word, Dian seketika diam.
Situasi semakin buruk, Randy harus segera menghentikan ocehan cewek yang berdiri di sampingnya. Bila tidak, maka dia terpaksa melawan cewek yang kalang kabut di udara dengan kekuatan fisik. Sihir yang dia miliki sudah semakin sedikit dan tak dapat dipakai dengan leluasa sampai Dalor bilang 'gunakan'.
Namun usahanya terlambat dan berakhir sia-sia...
Rena sudah masuk dalam kondisi kalang kabut. Aura hitam menyelimuti tubuh cewek yang melayang itu.
"KEPARAT!" Rena memegangi kulit-kulitnya yang mulai menghitam.
"Apa yang terjadi?! Aku tidak pernah tahu hal seperti ini bisa terjadi!" Ucap Randy sambil menahan tiupan angin yang kuat dari Rena.
"Ini adalah kekuatan Darkness Strenght, seperti yang elu pahami dari namanya. Cewek ini menggunakan kegelapan sebagai penguatannya, namun bila kekuatan kegelapan itu berlebihan. Dia akan diluar kendali dan mengamuk!" Ucap Dalor menjelaskan.
"Aku tak paham maksudmu, tapi aku mengerti!" (Randy)
"Ha? Kau ngomong sama siapa?!" Dian yang berada di sampingnya menanggapi Randy yang berbicara sendiri itu.
"Bukan apa-apa... Yang pasti saat ini... Kita harus menyegel sihirnya!" Berbicara di tengah-tengah angin yang kencang memanglah sulit.
"Jika sihir biasa, mungkin aku bisa! Tapi bila sihir sekuat ini, aku tidak yakin itu bisa!" (Dian)
"Lakikan saja!"
Mendengar perintah itu, Dian langsung menepuk tangannya.
CPLAS!
Seketika angin-angin yang menghempaskan mereka lenyap tanpa sisa.
"Berhasil?!" Randy mencoba melihat ke atas.
Namun seperti yang Dian katakan. Sihir yang dimiliki lawannya terlalu kuat.
"Sudah kuduga efeknya cuman sedikit!" (Dian)
Tak lama setelah melihat keributan di luar ruangan, Ira keluar dan mengecek situasi.
"Randy, apa yang terjadi?!" Teriak gadis itu pada pacarnya.
Tanpa perlu dijelaskan, Ira bisa menyadari masalah itu hanya dengan melihat apa yang terjadi di udara sekarang.
Dengan cepat, Ira langsung berdiri di samping Randy. Dia berkata: "Randy, keributan ini akan menarik perhatian para Justiciar maupun Valkyrie. Sebaiknya kau bersembunyi!"
Mendengar peringatan Ira, Randy akhirnya tersadar. Cepat atau lambat, kericuhan akan berkumpul di sini. Dia masih belum boleh terlihat oleh mereka.
"Terima kasih sudah mengingatkan, Ira." Randy tersenyum ke arah Ira sebelum akhirnya meninggalkan tempat itu.
Dian yang melihat kemesraan mereka cuman bisa menatap bodoh. "Mesra sekali..."
Mendengar ejekan Dian, Ira tersipu dan menatap ke tang sambil malu-malu. "E-emangnya kenapa? Lagipula-" Terpotong oleh Dian.
"Ya ya ya, aku tidak mau dengar lebih darimu. Melihat pemandagan ini saja sudah buat enek mata."
Tak lama setelah mereka sedikit berbincang.
"Ira?!" (Celicia)
"Apa yang terjadi di sini, Ira?!" (Naura)
"Kenapa dia bersamamu?!" (Windy)
Seperti yang dia duga, para Valkyrie segera berkumpul dan bukan hanya itu saja.
"Di sini kau rupanya, Rena!" Farida dengan bersama bawahannya berkumpul mengeroyok Justiciar yang diselimuti kegelapan itu.
'Valkyrie dan Justiciar bekerja sama? Ini tidak mungkin...' Melihat situasi ini, Ira sedikit terkekeh. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi dia harus segera menyelesaikan ini.
Apa yang ada di depan mereka adalah ancaman bersama. Bila mereka memilih ego, maka kekalahan adalah hal yang tak terhindarkan.