Pagi yang cerah itu. aku pergi ke sekolah sambil merasakan rasa ingin tahu ku tentang nama dari DARK Flame.
Aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sekolah untuk mencari tahu nama selama istirahat sekolah.
Ketika aku sampai di kelas, aku disambut oleh 4 anak laki-laki dan 2 perempuan. kemudian mereka mendekati ku sambil memperkenalkan diri, nama mereka Gobzo, Ranga, Ryogo, Ran, Ryuko, dan Ayumi. mereka adalah teman Erina, mereka juga keturunan bangsawan kecuali Ranga, dia hanya memiliki ikatan keluarga dengan para bangsawan.
mereka meminta kepada ku untuk makan bersama mereka nanti ketika aku istirahat.
"maaf aku tidak bisa, aku punya hal-hal penting untuk dilakukan" aku menolak mereka.
mereka memahaminya dan mungkin lain waktu. lalu guru pertama datang, pelajaran pertama dimulai.
*********
Waktu istirahat aku bertemu dengan Hiuga.
"Hei Arth, nama panggilanmu adalah Arth, kalau aku tidak salah?" katanya.
lalu aku menjawab nya "Ya"
Aku bercerita tentang masalah ku kepada Hiuga, dia bingung dan penasaran, kemudian dia bilang aku harus bertanya pada Erina, karena dia adalah orang yang suka membaca buku di perpustakaan.
kemudian Hiuga menyuruh ku pergi menghampiri Erina. kami pergi ke tempat yang biasa dikunjungi Erina, yaitu Perpustakaan. lalu kami melihat Erina yang sedang membaca buku, dia sedang membaca sambil minum secangkir teh dingin.
Kami mendekati Erina yang sedang minum teh sambil membaca.
" hey Erina " hiuga menyambutnya.
Dia juga menyambut kami kembali.
"apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu" jawab Erina tersenyum padaku.
Aku mengatakan kepadanya tentang masalah ku,.kemudian dia juga terkejut dan mengatakan dia juga pernah mendengar kata Dark Flame. dia melihat kata dari buku lain yang pernah ia baca.
lalu kami mencari buku yang dimaksud Erina, kami terus berkeliling perpustakaan tetapi kami tidak menemukan buku itu, dan Erina berkata "jika saya tidak salah, artikel tentang itu ada dalam buku sejarah"
kemudian Hiuga mendapat ide untuk mendekati Ginny karena dia ahli dalam sejarah. tetapi Erina tidak mau menghampiri Ginny.
Aku terkejut, lalu Hiuga berbisik kepada ku
"Ginny adalah musuh bebuyutannya, musuh di peringkat kelas" Hiuga membisikkan kata-kata yang meyakinkan.
tetapi aku masih memaksanya untuk ikut dan pada akhirnya dia juga ikut bersama kami dan kami langsung menghampiri dimana Ginny berada.
Kami tidak menemukan Ginny di sekitar kelas, perpustakaan, atau di belakang sekolah, kami akhirnya menuju ke tempat terakhir, yaitu kantin.
Ternyata memang benar Dia ada di kantin, dia membaca buku merah sambil makan siang.
kami berjalan ke arahnya dan menyapanya, dia menyapa kami kembali dengan senyum Tetapi seketika senyum itu berubah menjadi cemberut ketika dia melihat Erina, begitu pula Erina.
Aku bertanya padanya tentang rasa ingin tahuku, dan dia tahu persis apa yang aku maksud
dia bilang semua sejarah kerajaan masa lalu ada di buku legenda kerajaan.
tapi Ginny tidak tahu di mana buku itu berada, tapi untungnya Erina bilang dia tahu di mana buku itu.
"terima kasih" kataku pada Ginny, lalu kami pergi.
Kami mengikuti Erina ke kelas berikutnya dan dia mendekati gadis yang sedang membaca buku.
Hiuga dan aku tidak tahu apa yang dibicarakan Erina tetapi dia membawa buku yang sedang dibaca gadis itu.
"Ini bukunya" kata Erina.
Aku bingung bagaimana dengan gadis itu? Erina berkata "tidak apa-apa aku meminta izin untuk meminjam buku"
kemudian kami membuka buku itu dan mencari sejarah Kerajaan DARK Flame. kami menemukannya dan kami mendapat info tentang itu, tetapi penjelasan itu tidak memuaskan ku karena penjelasannya hanya tempat dan waktu, tidak ada penjelasan seperti siapa pemimpinnya? Pada akhirnya kami mengembalikan buku itu.
"Ahem" Erina berkata padaku.
Aku bingung saat melihat Erina.
"tadi kamu mengucapkan terima kasih ketika Ginny membantumu, sekarang aku tidak mendengar kata itu darimu" kata Erina sambil mengerutkan keningnya karena kesal.
lalu aku meminta maaf sambil membelai rambutnya tanpa kusadari.
"Hei apa yang kamu lakukan," katanya.
Aku bingung karena itu tidak disengaja, tetapi dia melanjutkan pembicaraan nya
"tapi tidak apa-apa jika kamu yang melakukan nya" katanya dengan wajah yang memerah.
Kecanggungan di antara kami semakin parah.
"Eh, aku akan pergi dulu, bye!"kata Hiuga sambil berlari panik.
Kecanggungan antara aku dan Erina membuat suasana semakin canggung. sampai akhirnya Erina meminta ku untuk pergi ke kelas karena bel hendak berbunyi. ketika kami pergi ke kelas kami tidak mengucapkan sepatah kata pun karena canggung, pada akhirnya kami memasuki kelas dan memulai pelajaran selanjutnya.
************
Saat kami di perjalanan saat pulang. kecanggungan masih melekat di antara kami, sampai pada akhirnya Erina memilih untuk menyingkirkan kecanggungan itu dengan mengajak ku untuk berlatih sihir, karena ujian akan dimulai dalam 2 hari dan sekolah akan ditutup pada besok hari.
Erina mengajak ku ke padang rumput, karena itu tempat yang tepat untuk latihan sihir. terutama jika sihir penghancur, harus berada di tempat yang tenang dan tidak mengganggu siapa pun, aku setuju dengan ajakan itu.
Sore itu kami tiba di rumah, kemudian aku pergi ke kamar ku dan Erina pergi ke kamarnya di lantai atas. Aku lelah dari pelajaran hari ini terutama pelajaran terakhir. Aku dimarahi oleh guru ku, teman-teman ku juga menertawakan ku, itu adalah hari yang melelahkan.
Tanpa sadar aku tertidur saat itu.
**************
Aku dibangunkan oleh Erina, dan dia menyuruh ku untuk mandi, setelah mandi dia menyuruh ku untuk makan, setelah makan aku disuruh mengikutinya, setelah mengikutinya saya disuruh belajar dengannya. benar-benar terasa seperti diperbudak.
Erina mengajariku tentang sihir senjata, karena itu sangat penting selama tes bakat terutama karena aku tidak tahu apa sihir Senjataku.
dia mengajariku untuk melepaskan energi sihir secara bertahap, butuh waktu lama untuk energi sihirku muncul, namun aku berhasil dan betapa bahagianya aku saat itu.
"nah itu tahap awal, besok kita pergi ke padang rumput untuk latihan langsung sehingga sihir senjatamu muncul, tapi aku baru saja melihat Energi sihir berwarna merah, biasanya putih untuk pemula" kata Erina.
kemudian kami kembali ke kamar masing-masing karena sudah larut malam.
Selamat Malam Riyland Arth
(ERINA)
**************
Pagi yang cerah suara burung terdengar di telingaku, hari ini aku merasa lebih segar dari kemarin dan siap untuk latihan yang dijanjikan kemarin.
"kreek" suara pintu terbuka.
ternyata Erina yang masih mengenakan baju tidur merah mudanya.
"apakah kamu siap untuk hari ini?"katanya.
"Tentu saja" jawabku.
Saya bergegas ke kamar mandi "Hei, aku yang pertama" kata Erina yang datang tiba-tiba dari belakang. Aku mengizinkannya untuk mendahului ku karena aku berpikir aku tidak memiliki hak untuk menolak, terutama karena ini adalah rumahnya.
Suara percikan air terdengar di telingaku, aku pikir dia sedang mandi dan sumpah mandinya sangatlah lama "krekk" Suara pintu terbuka.
dan aku melihat Erina yang hanya mengenakan handuk pendek, dia melewatiku sambil mengatakan "giliranmu" dan aku langsung pergi ke kamar mandi.
Setelah mandi aku makan bersama Pak Agra setelah itu aku siap untuk pergi.
"di mana Arth ayah?"suara itu terdengar di telingaku. lalu aku melihat Erina yang bertanya kepada ayahnya.
"Aku di sini" aku berteriak.
kemudian Erina mengajak untuk pergi ke tempat yang kami tuju, yaitu padang rumput dan kami pergi ke tempat itu.
Ketika dalam perjalanan ada banyak pedagang yang menjual produk mereka. suara kerumunan terdengar sangat keras.
"ikut aku ke tempat penyewaan kuda" kata Erina sambil tersenyum padaku, aku mengikutinya ke tempat penyewaan kuda.
ternyata ada banyak kuda yang siap disewa dan Kami memilih kuda yang akan di sewa.
"Bagaimana dengan kuda putih ini?"kata Erina menawari ku seekor kuda.
"Itu terlihat bagus" jawabku.
Aku memilih untuk menyewa kuda yang dimaksud oleh Erina dan Erina belum memilih kuda yang akan ditunggangi nya.
saat aku menunggang kudaku " hhiiikk " tiba-tiba kuda ku mengamuk tak terkendali da aku terjatuh ke tanah.
mereka malah menertawakanku karena aku benar-benar tidak bisa menunggang kuda.
"Hmmm, aku sudah memutuskannya untuk menyewa kuda untuk kami berdua" kata Erina sambil tersenyum sinis padaku.
"mengapa?"Aku keheranan.
"Kamu tidak bisa menunggang kuda, jadi aku harus mengajari mu cara menunggang kuda, pokoknya anti-protes" jawabnya dengan percaya diri.
Aku melakukan apa yang diinginkan Erina. kami menunggangi kuda dengan tenang, tetapi itu membuat ku sangat canggung. karena Erina duduk tepat di depan ku. Aku memegang tali kuda, tetapi aku hanya memegangnya karena Erina yang mengendalikan.
dia memegang kendali, sementara aku hanya memegang tali longgar.
"sekarang kamu mengendalikan kudanya, dan duduk di depan" kata Erina yang tampak lelah mengendalikan kudanya. kami bertukar tempat dan Erina mengajariku mengendalikannya dengan tenang.
"graaaaa" tiba-tiba ada suara gemuruh dari belakang, dan itu mengejutkan kuda kami dan membuatnya berlari secepat angin dan hal itu membuat Erina memeluk pinggangku. aku mencoba menghentikannya, tetapi kuda itu tidak mematuhiku.
Pada akhirnya kami tiba di padang rumput yang dijanjikan kemarin, tetapi kuda kami tetap tidak mau berhenti.
"Berikan aku talinya" kata Erina.
Aku memberikan kepadanya. dia menjatuhkan kudanya dan kami juga terjatuh. Aku menangkap Erina dan langsung memeluknya sehingga tidak ada cedera pada Erina.
"Ahhhh" kataku kesakitan dengan lebay.
Tanganku bergesekan dengan batu tajam saat mencoba melindungi Erina.
"Apakah kamu baik-baik saja? Aku minta maaf karena aku, tanganmu terluka" kata Erina sambil mengungkapkan penyesalan dan kesedihannya.
"Tidak apa-apa, itu hanya luka kecil," jawabku.
pada akhirnya Erina menyembuhkan ku terlebih dahulu. sangat menyakitkan ketika dia menuangkan cairan aneh ke tangan ku.
"tidak sakit lagi" kataku.
"Bagus, kita bisa memulai pelatihan" jawab Erina dengan bersemangat.
Sore itu aku berlatih dengan sungguh-sungguh sesuai dengan perintah Erina kepada ku.
"Sekarang fokuskan sihirmu dan salurkan semuanya ke tanganmu" kata Erina sambil berteriak.
Aku melakukan sama persis yang diperintahkan oleh Erina. aura merah mengalir ke tangan ku, aku mencoba memusatkannya di tangan ku.
"aahhhh" kataku kesakitan. tanganku berdarah lagi karena efek sihirku yang kuat.
Aku membungkusnya dengan kain dari tas persediaan yang aku bawa dari rumah.
"sepertinya kamu tidak bisa berlatih karena kamu malah melukai tangan mu sendiri" kata Erina.
Aku mengangguk setuju. tetapi dia meminta ku untuk membantunya berlatih menembak dengan panahnya. Aku Setuju dengan hal itu.
Aku hanya disuruh menjauh dari Erina sambil memegang kayu di depan wajahku.
"Tunggu! Aku akan menembakkan panahku" kata Erina sambil berteriak.
Tanganku gemetar hebat. "Bagaimana jika tembakannya meleset? Aku tidak ingin mati?"Saya berteriak dengan tidak terlalu yakin.
Akhirnya Erina membiarkan panahnya terbang di udara dan menabrak kayu yang aku pegang. ketegangan ku berubah menjadi kekaguman.
"Sekali lagi" kata Erina sambil berteriak dam menarik tali panahnya.
"Graaaaa" tiba-tiba sebuah suara datang dari hutan di dekat kami, Erina tidak menembakkan panahnya karena terkejut dan penasaran.