Cielo tersenyum menatap keindahan kembang api yang gemerlap, menyinari malam. Lesung pipinya yang dalam, membuat wajahnya jadi semakin cantik. Ello heran jika wanita itu bisa bersikap galak padanya.
Omongannya itu terkesan sombong dan merendahkan. Mungkin wanita cantik memang seperti karakternya. Wajar saja ia begitu karena ia adalah seorang putri kaya raya yang hartanya tak akan habis tujuh turunan.
Sejujurnya, Ello tidak ingin berada di tempat ini, tapi setelah melihat wanita itu, rasanya ada sesuatu yang berbeda. Hidupnya yang membosankan jadi sedikit lebih berwarna.
Sejauh ini, mereka hanya adu mulut tiada henti, seolah tak ada satu pun di antara mereka yang sudah dewasa. Mungkin Ello belum benar-benar dewasa. Ia senang-senang saja menghadapi wanita angkuh seperti Cielo.
Semua orang bertepuk tangan saat puluhan entah ratusan kembang api ditembakkan ke udara lebih cepat. Cielo ikut bertepuk tangan, Ello pun tersenyum.