Cia benar-benar tidak menyangka jika kali ini dia bisa bertemu lagi dengan suaminya, setelah beberapa waktu terpisah dan diasingkan oleh jarak. Memaksa pun tidak mungkin mampu, karena dia tahu posisinya pada saat itu ada di mana. Jika dia terus memaksa dan mendesak untuk bisa mendapatkan apa yang dia mau, hasilnya akan sia-sia. Dia tetap tidak akan pernah bisa menerima keadaan dan kenyataan jika perpisahannya dengan Zeno akan seperti ini. Maka, ketika bertemu kembali seperti ini, tentu saja Cia merasa ini kesempatan yang sangat baik. Dia begitu di spesialkan oleh waktu. Ketika merasa sudah berkumpul menjadi satu seperti ini, mulai tumbuh pemikiran Cia untuk pergi jauh. Rasanya tidak akan mau mengulangi kejadian yang sama, perihal penghianatan itu.
"Apa kau baik? Sudah lama kita tidak bertemu," ucap Cia. Zeno mengangguk malu-malu.
"Aku baik. Tapi aku merasa sedikit heran ketika bertemu denganmu."
