Suara bising baja ditempa menjadi latar ruangan mewah itu. Para kurcaci dengan giat melakukan pekerjaan mereka. Sebagai pelayan dari Tuan Vasilio, mereka cukup suka dengan perlakuan orang itu yang tidak semena-mena. Vasilio memberi mereka makan tiga kali sehari dan juga minuman yang disediakan di ruangan. Belum lagi tempat tidur mereka memiliki busa yang lembut. Itu amat cukup membuat hidup para kurcaci nyaman di sini. Sebagai gantinya, mereka harus membuat senjata sesuai keinginan sang tuan.
Di tengah kegiatan para kurcaci, terlihat sosok Vasilio tepat di pintu masuk. Wajah yang tidak ramah itu mulai mendekati salah satu kurcaci. Kurcaci itu adalah Loan–pemimpin kurcaci hitam. Tanpa sadar, Loan kesulitan menelan ludah karena sampai saat ini belum ada senjata yang bisa dipersembahkan pada Sang Tuan.
"Tu-tuanku … apa yang bisa aku bantu?"
"Bagaimana perkembangan senjata yang aku inginkan?"
"Hamba masih mencari bahan yang cocok seperti yang kau inginkan, Tuan."