Kak Angga. Selama dia bertamu, kami lebih banyak diam. Aku bingung apa yang musti kami bahas, karena waktu pulang sekolah tadi kami sudah ngobrol banyak hal. Ibuku dan Mbak Nia melirik berkali-kali, barangkali tidak menyangka ada lelaki yang datang ke sini. Terlihat sesekali saudaraku itu berbisik pada ibu. Aku santai saja, karena memang aku dan Kak Angga tidak ada hubungan yang spesial. Setelah menatap Mbak Nia dan Ibu, aku mengalihkan pandangan pada lelaki yang duduknya berseberangan meja denganku. Senyum tipis tersungging saat dia juga sedang menatapku.
"Kakak ganggu, ya?"
"Nggak kok, Kak. Mau minum apa?"
"Nggak usah repot-repot. Kamu sudah mau menerima kedatangan Kakak saja itu sudah cukup."