Sari salah tingkah saat Romi melangkah semakin mendekat. Ia berjongkok, pura-pura mencabuti rumput, tapi sadar itu terlihat konyol. Sari kembali berdiri, memandangi pohon di depannya, lalu tangannya pura-pura mencari sesuatu di sana. Sadar tingkahnya semakin tidak masuk akal, Sari memukul pelan kening sendiri, sambil menggigit bibirnya. Romi telah sampai, ia tersenyum manis pada Sari dan gadis itu membalas senyumnya. Kini pria berlesung pipi itu sudah berada tepat di hadapannya.
"Hay!"
"Ha ... hai, Kak!" sahut gadis itu gugup mengangkat sebelah tangan.
Caranya berdiri tak terkendali. Kadang tangannya ke belakang, kadang ke depan. kepalanya juga sering menoleh ke mana-mana karena tidak berani balas menatap Romi.
"Abis bahas apa sama Roma?"
Laki-laki itu duduk di bongkahan kayu yang tadi diduduki oleh adiknya.
"Nggak ada, Kak. Cuma ngingetin kalau nanti hari jum'at latihan seperti biasa."
Romi mengangguk mengerti. "Ngobrol sebentar, boleh?"
"Boleh, Kak."